Tandai jika typo
Tata bahasa penulisan masih belum benar
Jangan lupa vote dan komen
Happy reading
•
•
•
•
•
"Semenjak kau amnesia, kau berubah," ujar Jay sambil memandangi wajah cantik Talia yang sedang tertidur di kasurnya. Kini waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi.Saat pukul tiga dini hari, jay baru pulang setelah mengerjakan sesuatu di luar, saat Jay masuk ke kamarnya dan disambut oleh Talia yang tertidur di sofa dengan televisi yang masih menyala, lalu Jay memindahkannya ke ranjang king size-nya dan ikut tertidur di sampingnya.
"Eunggh... " lenguh Talia, lalu membuka matanya perlahan sambil menyesuaikan cahaya yang masuk dari sela-sela jendela.
Indahnya pagi hari ini, baru bangun langsung di sambut dengan wajah tampan ini. Ujar Talia dalam hati sambil menatap Jay, yang sedang menatap dirinya juga.
"Terpesona, huh?!" ledek Jay sambil menyeringai tampan.
"Kepedean sekali kau!" balas Talia, lalu ia mendudukkan dirinya.
"Tch! Mengelak!" balas Jay, lalu ia turun dari ranjang king size-nya, dan berdiri sambil bersedekap dada, juga menatap datar Talia.
"Tidak peduli!" balas Talia sambil memutar bola matanya sinis.
"Beraninya kau!" seru Jay kesal sambil mencengkram rahang Talia.
"Lepaskan!" ujar Talia sambil berusaha melepaskan tangan kekar jay yang mencengangkan rahangnya.
"Siapa kau berani memerintahku!?" seru Jay menatap tajam Talia.
"Istrimu!" balas Talia
"Cih! istri?! Kau pikir aku menganggapmu istriku!?" tanya Jay, lalu ia melepaskan cengkraman tangannya dari rahang Talia dengan kasar.
"Fine! Kalau kau tidak menganggapku sebagai istri mu! Maka ceraikan aku!" ujar Talia dengan wajah memerah.
Plakk
"JAGA BICARAMU!!" bentak Jay marah tanpa sadar menampar wajah Talia, membuat mata Talia berkaca-kaca karena pipinya terasa kebas dan panas, bukan karena takut.
Plakk
Balas Talia tak kalah keras. "JAY SIALAN!!" seru Talia, lalu menangkurapkan dirinya di kasur sambil menyembunyikan wajahnya di bantal.
Talia menangis bukan karena takut pada Jay, melainkan karena ia sedang sakit gigi, tapi malah ditampar. Sungguh sialan! Jika menyangkut sakit gigi, Talia paling tidak bisa menahannya.
•••
"Makan," perintah Jay pada Talia yang masih menyembunyikan wajahnya di bantal dengan tengkurap sambil meletakkan sarapan yang ia bawa ke nakas.
"Ck!" Jay berdecak keras, lalu mengangkat tubuh Talia dengan entengnya lalu ia duduk dan mendudukkan Talia di pangkuannya.
"Lepaskan! Hiks! Kau pikir tidak sakit, hah?! Aku sedang sakit gigi!" Talia sambil berontak dan menutup wajahnya dengan tangannya.
"Diam!!" ucap Jay berusaha sabar, lalu ia menggenggam kedua tangan Talia dengan satu tangannya lalu menahannya.
"Makan!" perintah Jay sambil menyodorkan sendok yang berisi makanan kepada Talia, namun Talia menggelengkan kepalanya sambil menyembunyikan bibirnya.
"Talia! Jangan buat aku semakin marah! Kau tagu kan kalau aku bukan orang yang penyabar?!" peringat Jay sedikit membentak, lalu dengan terpaksa Talia membuka mulutnya.
"Bagus," puji Jay, lalu menyuapi Talia hingga makanan yang di bawanya habis, walaupun Talia memakannya dengan terpaksa dan menahan sakit di giginya, bagaimanapun juga dari kemarin Talia belum makan, karena makanan yang di bawa oleh kepala maid, tidak ia makan.
"Nanti malam, kau harus menemaniku menghadiri acara kolega bisnisku," ucap Jay sambil menatap Talia yang masih ia tahan di pangkuannya.
"Jangan lupa bersiap, dan jangan mempermalukanku dengan gaya kunomu itu," ucap Jay, lalu ia mendudukkan Talia ke kasur.
Cup
"Jangan lupa nanti malam. Aku suka perubahan mu yang sekarang," ujar Jay, setelah mengecup kening Talia tiba-tiba, lalu menepuk kepalanya dua kali dan keluar dari kamarnya dan menguncinya.
Sedangkan Talia masih terdiam mematung, sambil mencerna apa yang barusan terjadi.
•••
Cklek
Suara pintu terbuka, lalu masuklah seorang lelaki berwajah tampan dan tegas, yaitu Jake, tangan kanan atau asisten pribadi Young Master Jay.
"Selamat sore, Lady," ucap Jake setelah membungkukkan badannya hormat kepada nona mudanya, yaitu Talia.
"Ada apa?" tanya Talia tanpa basa-basi.
"Mr. Jay, memperbolehkan Anda keluar dari kamarnya untuk bersiap-siap ke acara nanti malam," beritahu Jake menjelaskan.
"Hm," dehem Talia singkat, lalu ia berjalan keluar dari kamar Jay dengan senang.
"Akhirnya," lega Talia sambil tersenyum, lalu berjalan menuju kamarnya.
"Ck! Bagaimana mau bersiap untuk datang ke pesta tersebut, pakaian saja aku tidak punya," gerutu Talia dengan cemberut sambil memandangi lemari pakaiannya yang hanya ada dua dress sederhana.
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu terdengar dari luar, lalu Talia keluar dari walk in closet, dan membuka pintu kamarnya, lalu masuklah kepala maid setelah membungkukkan badannya.
"Permisi, Lady. Mohon maaf jika mengganggu Anda," ucap maid tersebut sopan.
"Ya ada apa?" tanya Talia to the poin, karena ia tidak suka basa-basi.
"Saya diperintahkan oleh Mr. Jay untuk memberikan dress-dress ini kepada Anda, Lady," jawab kepala maid tersebut.
"Ya, letakkan di kasur saja," ujar Talia dan menyuruh kepala maid tersebut meletakkan dress-dress tersebut di ranjang nya.
"Kalau begitu saya permisi, Lady," ujar kepala maid tersebut, lalu keluar dari kamar dan menutup pintunya setelah membungkukkan badannya hormat.
"Lumayan juga pilihannya," monolog Talia sambil meneliti semua dress-dress tersebut, yang berjumlah lima.
Dress pertama berwarna merah muda, dengan lengan panjang dan bagian bahu terbuka dan panjangnya sampai lutut.
Dress kedua berwarna putih tulang. Panjang lengannya sebatas siku dan panjangnya sampai betis dengan di hiasi permata-permata di bagian bawah gaunnya.
Dress ketiga berwarna navy. Dress tanpa lengan yang panjangnya sampai mata kaki, dengan bunga-bunga dan pernak-pernik yang menambah kesan elegan pada dress tersebut.
Dress ke empat berwarna hitam tanpa lengan juga, dan memiliki panjang yang berbeda, bagian belakang dress panjangnya sampai betis sedangkan bagian depan panjangnya sampai lutut, di hiasi dengan permata di bagian dada dan bagian bawah dress.
Dan dress terakhir berwarna silver yang mengkilap, panjangnya setengah lengan dan panjang kakinya sampai di bawah lutut dengan pernak-pernik melingkari pinggangnya.
"Semuanya terlihat bagus, jadi bingung ingin memakai yang mana untuk nanti malam," monolog Talia sambil berfikir dan meneliti semua dress-dress tersebut.
Sekian terimakasih
Proses revisi ⚠️
Tadi sebenarnya udah direvisi, eh waktu author publish dan baru nyadar setelah beberapa jam kemudian, kalo bab ini nggak ke revisi😭 padahal udah di revisi, tapi waktu di publish berubah kayak semulaJangan lupa vote dan komen

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Young Master Jay's Wife
Teen FictionWARNING ⚠️ NO PLAGIAT ⚠️ RE-PUBLISH⚠️ Transmigrasi Istri Tuan Muda Jay Di ubah menjadi Transmigration Young Master Jay's Wife Ralia adalah seorang mahasiswi cantik yang bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis bernama Talia, padahal esoknya Ralia aka...