Menjalani kehidupan seperti biasa nya.
Dimana lisa kembali ke perusahaan nya, sebagai CEO dan jennie yang dulu nya hanya menjadi baby sistter kini menjadi ibu rumah tangga.
Mengenakan apron, rambut di ikat nya sanggul memperlihatkan leher dengan kulit putih mulusnya. Sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga, tidak menyadari jika ada orang di belakang nya.
Greppp.
Sosok itu mendekap nya erat, membuat nya tersentak dan refleks menyikut perut sosok itu. Saat dia berbalik membelalakkan mata nya. Sosok itu tersungkur sambil memegangi perut nya.
Bergegas menghampirinya.
"Dad." Panggil nya panik
"Stttt, sakit." Rintih nya
"Mian dad, mama tidak tau jika itu daddy. Daddy kebiasaan suka bikin kaget kena sendiri kan."
"Masih sakit sayang?."
"Mama saja terlalu fokus memasak nya, sampai daddy datang tidak tau."
"Miann daddy. Buka baju nya dad."
"Apakah mama masih belum puas ma? Sampai menyuruh daddy membuka baju disini, di kamar saja ya jangan di sini bahaya." Goda nya
"Pikiran nya tolong di jauhkan dari hal yang berbau mesum."
"Mama itu hanya mau melihat apa itu lebam atau tidak."
"Ohh, bilang dong."
"Ckkk." Memutar mata nya malas.
Lisa hanya terkekeh melihat istrinya.
Mengemut ibu jari nya, hanya mengenakan diapers. Berdiri menatap kedua orang tua nya.
"Cudah puna kasul empuk tapi milih tidul di dapul." Gumam nya
"Ehkmm." Dehem nya
Keduanya menoleh ke sumber suara itu.
"Tenapa tidul di dapul dad?" Tanya nya.
Jennie memejamkan mata nya erat.
"Tuhan, tolong kali ini saja jangan bikin anak dan ayah ini berdebat. Sudah pusing hamba ya tuhan mereka tidak pernah akur." Ucap nya dalam hati.
Seperti yang kalian tahu, jika anak dan ayah itu selalu bertengkar dalam hal kecil pun.
Anak itu mendekat menghampiri orang tua nya.
"Molning mama." Ucap nya mengecup lembut pipi ibu nya.
Beralih ke perut buncit ibunya, mengelus nya pelan dan mencium nya. "Molning adik."
Perlakuan nya berbeda pada saat dengan ayahnya. Tidak ada ucapan manis yang terucap dari bibir mungil itu.
"Molning blo." Ucap nya bukan mengecup pipi ayah nya. Tapi menepuk pipi ayah nya dengan keras.
"Yakkk baby, kenapa tidak mencium daddy? Kenapa pipi daddy malah di tepuk kencang seperti itu? Sakit nih." Ucap ayah nya kesal.
"Ya beda lah, talau mama tan pelempuan halus di cayang, di lembutin, di pelhatiin. Talau daddy tan beda. Maca matih beltanya?."
"Baby nanya lo dali tadi napa daddy tidul cini."
Mengela napas nya dengan kasar.
Menjelaskan kejadian yang menimpa nya kepada sang anak, berharap setelah ini tidak terjadi drama di keluarga kecil itu.
"Itu calah daddy. Daddy tan tau talau mama itu tadetan."
"Percuma daddy cerita pasti baby akan membela mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY SISTTER
RandomDisaat teman sebayanya melanjutkan pendidikan ke universitas, jennie memilih untuk bekerja. Keterbatasan ekonomi membuat diri nya mengubur semua cita-cita yang di impikan nya sejak kecil yaitu menjadi seorang dokter. "Aku hanya orang miskin sebatang...