19

26.1K 772 48
                                    

Senja bosan berada dalam rumah terus, dia keluar mencari udara segar disore hari dan tempat tujuannya adalah taman kota yang tak terlalu jauh dari rumah orang tua Edgar.

Senja pergi dengan taksi saat nenek dan kakek sedang menghadiri pernikahan ke kerabatnya, dan Edgar juga tampaknya sedang sibuk dengan laptopnya, saat itulah kesempatan Senja pergi.

Tanpa diketahui Senja, Edgar mengikuti Senja dengan taksi juga karena Edgar takut Senja akan mengenali body mobilnya.

Di taman kota yang ramai, Edgar mengikuti kemanapun langkah kecil wanita itu yang tampak bersenang-senang membeli berbagai jajanan.

Bibir Edgar terus tersenyum melihat Senja mengunyah sosis ukuran jumbo dengan lahap. "Dia sangat bersenang-senang."

Edgar mengangkat sebelah alisnya ketika melihat seorang anak kecil mendekati Senja, lalu tak lama kemudian seorang pria dewasa mendekati Senja. Edgar melipat kedua tangannya di depan perutnya, matanya menajam sangat kesal karena ada yang berani mengganggu wanitanya.

Disisi lain Senja yang sedang mengunyah sepotong sosis bakar tersenyum riang ketika seorang anak meniupkan balon gelembung padanya.

"Hey, kemari duduklah disini, hindari anak-anak yang berlarian," ujar seseorang membawa Senja ke kursi taman untuk duduk.

Senja hanya menurut mengikuti apa kata pria itu. "Ah iya, terima kasih."

"Mana suamimu? kenapa kamu berjalan sendirian disini?" tanya orang itu.

"Suami? A-aku ga punya suami..." Senja menundukkan kepalanya.

Pria itu menatap Senja terkejut. "Maaf, lupakan saja pertanyaanku tadi. Boleh berkenalan? Aku Henry, siapa namamu?"

"Ya, boleh. Nama aku Senja," ucap Senja sambil membalas uluran tangan Henry.

"Senja, nama yang cantik, nanti Senja akan muncul dilangit dan sepertinya Senja disampingku lebih cantik dari Senja yang akan muncul dilangit."

"Hah? Aku biasa aja kok," balas Senja.

Henry terkekeh. "Aku sedang bosan dan pergi kesini, mau menghabiskan waktu bersama disini?"

Senja mengangguk. "Boleh, aku juga bingung mau ngapain lagi setelah membeli makanan ini, kamu mau?" ujar Senja sambil mengangkat tangannya yang membawa beberapa bungkus makanan, dan menyodorkan takoyaki pada Henry.

Henry tersenyum sambil menatap Senja, rasa ketertarikan pada wanita itu muncul.

Henry mengambil alih bungkusan makanan yang dipegang Senja. "Biar aku yang bawa makanannya Senja. Aku tau disana ada konser kecil musisi jalanan. kamu tertarik melihatnya?" tanya Henry.

"Benarkah? Boleh juga."

"Kalau begitu ayo," ajar Henry lalu berjalan.

Henry melihat senyum Senja mengembang, pipinya memanas karena Senja terlihat sangat cantik saat tersenyum. Henry melirik ke bawah arah perut Senja yang bulat besar.

Hanry beratanya-tanya, apa yang terjadi pada Senja hingga hamil tanpa suami? tapi ini terlalu awal walaupun Henry sangat penasaran. Dibalik kemalangan Senja yang hamil tanpa punya suami, ada kelegaan untuk Henry karena itu artinya ada kesempatan besar untuk memiliki wanita itu.

Henry masih lajang diumurnya yang sudah menginjak 30 tahun, latar belakang Senja mungkin buruk karena kondisi hamilnya, tapi ini baru pertama kalinya Henry merasa berdebar pada seorang perempuan yang baru ia temui. Sosok Senja baginya sangat cantik dan polos, Henry seperti bertemu dengan tipe idealnya dan tak mungkin Henry melewatkan Senja begitu saja.

"Bayinya bukan masalah besar, bisa disingkirkan dengan mudah, " ucapnya dalam hati.

Senja dan Henry asik mendengar lagu dari musisi jalanan hingga langit sore tampak berwarna orange.

Terjebak ayah temanku (Edgar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang