Plak!
"Sembarangan! Nggak ada alkohol di sini, aman. Cuman goyang-goyang melepaskan beban," kata Tari merapikan dresscode yang sedikit berantakan.
"Nggak asik, malu lah. Mending ke club aja, nyobain cocktail. Mau joget sampai jungkir balik di depan guru pun nggak akan malu."
"Wong edan! Kamu aja sana, imanku masih kuat."
"Ayo, ke sana sama gua aja. Biar aman." Tiba-tiba Faraz merangkul Tari dan membawanya memasuki area party.
Tempat party sendiri terpisah, walau masih dalam satu ruangan yang dibagi dua. Yang membuat berbeda, Marthapura mengizinkan party untuk para siswa-siswinya. Namun, masih tetap dalam pantauan sekolah yang mana harus memenuhi beberapa peraturan.
Salah satunya adalah tidak adanya alkohol dalam party. Agak lain memang. Tapi, begitulah perintah dari sang pemilik Marthapura langsung.
"Mau ke sana?" tanya Laksana beralih duduk di samping gadisnya.
Asyela menggeleng. "Males. Nanti kamu ngintil."
Laksana tak bisa menahan tawanya. "Ya udah sana, tapi jangan jauh-jauh."
"Nggak mau. Nggak asik, masa party minumnya jus doang," kritik Asyela.
Satu kaki Laksana bertumpu pada satu kaki lainnya. "Emang harusnya apa? Alkohol, hm?" Dia menyingkirkan anak rambut Asyela yang menghalangi pandangan gadis itu.
"Iya," jawab Asyela polos bikin gemas pengin ngekek. Canda. ✌🏻
Tak tahan, Laksana menyentil dahi Asyela gemas. Namun, kemudian mengusapnya karena memerah.
"Emang berani minumnya?"
Asyela mengangguk antusias, tetapi sedetik kemudian menggeleng ragu.
"Penasaran sama rasanya cocktail," kata Asyela. "Ayo ke club?" ajaknya dengan antusias. Nyari mati emang si cegil ini.
"Berani minum cocktail, aku kokop bibir kamu sampai berdarah," ancam Laksana terang-terangan.
"Cuman cocktail, kan? Kalau tequila berarti boleh?" Lagi, Asyela bertanya dengan tampang polosnya.
"Enggak. Semua, semua yang mengandung alkohol." Laksana nampak kesal. "Kamu tau darimana, sih, nama-nama minuman itu?"
"Dih, kok gitu? Kamu juga pernah, tuh, minum begituan," sindir Asyela. "Mana masih piyik, minum alkohol pula. Nyari mati, hah?"
Dielusnya bibir merah muda gadis itu. "Sayang ... ngomongnya nggak boleh kasar." Laksana beralih mengusap surai lembut Asyela. "Itu, kan masa lalu. Jangan diungkit lagi dong, ya? Khilaf, maaf, hm?"
"Iya-iya. Ya udah, ayo ke sana. Bosen juga duduk doang." Asyela berdiri merapikan penampilannya.
Sebelum melangkah, Laksana merangkul pinggang rampung gadisnya. "Jangan jauh-jauh."
"Kumat!" cibir Asyela mendengus kesal.
Keduanya memasuki area party, musik yang begitu kencang menyapa gendang telinga keduanya. Siswa-siswi berjoget bersama meliak-liukkan tubuhnya tanpa beban.
"Berisik banget, buset!" Asyela spontan menutup telinganya.
Laksana mengeratkan rangkulannya. Beralih memeluk sebagian tubuh Asyela, tangannya mengusap bahu terbuka gadisnya.
"Gayanya mau ke club. Baru denger musik DJ langsung ngomel," kata Laksana mengejek Asyela yang kini juga memeluknya sebagian.
Di depan sana tepatnya di atas stage samping tempatnya seorang DJ yang cukup terkenal memimpin party malam ini. Rupanya Marthapura rela merogoh kocek untuk benar-benar menepati janjinya. Full party dari sekolah asal tanpa alkohol. Agak lain.
YOU ARE READING
STALKER VS PROGRAMMER [TAMAT]
Teen Fiction⚠️ WARNING !!! 🚫 NO PLAGIAT !!! 🥇Rank: #1 - laksanabagaskara [2/3/2024] #1 - asyeladinatra [2/3/2024] #1 - screetadmirer [4/5/2024] #1 - cyber [10/6/2024] #1 - accounting [6/10/2024] #1 - programmer [23/12/2024] #1 - crush [26/12/2024] #1 - komedi...
t i g a s a t u ♡ s t a l k e r
Start from the beginning
![STALKER VS PROGRAMMER [TAMAT]](https://img.wattpad.com/cover/362923467-64-k174347.jpg)