TDH - 55

34.2K 1.1K 136
                                    

Sorry banget upnya kelamaan
Kalian nungguin gak nih??
🥺🥺🥺

Yang belum follow, bisa langsung follow yaaa 😍😍😍

500 followers!! Bisa gak nih??
😗😗

Nih kalo kagak rame, gue gak lanjuttt ya 🖕🖕

.
.
.
.
.
.

Algrarez benar-benar tidak habis pikir dengan mereka semua. Maksudnya perihal balas dendam yang mereka maksud itu. Demi apapun, Algrarez tidak pernah menyukai segala perbuatan mereka di luar kehendaknya. Bagaimana pun juga masalah ini, menjadi tanggungjawab Algrarez. Mereka seharusnya tidak perlu mencari masalah lagi dengan membalas perbuatan Albara. Bagi Algrarez ini malah menambah masalah untuknya.

Sesampainya dia di kantor polisi, Algrarez melihat teman-temannya semua dengan luka babak belur mereka. Detik itu juga, Algrarez langsung menghela nafas panjang dan segera menghampiri mereka semua.

"Rez...," Gabriel yang tadinya duduk pun langsung berdiri.

Membuat Algrarez yang sejak di rumah tadi mendengar ulah mereka semua itu sudah marah jadi menarik kerah Gabriel untuk melampiaskannya. "Bangsat! Maksud lo apa anjing?!" Lalu, mendorong Gabriel dengan keras hingga cowok itu beberapa langkah mundur ke belakang.

Kiran melihat itu pun langsung berdiri. Begitu pun juga dengan yang lain. "Ini semua salah gue, Rez. Gue yang ngide ini semua." Bagaimana pun juga, ini semua karena ide gila dari Kiran itu.

Algrarez mengusap wajahnya frustasi. "Gue tau niat kalian baik. Tapi, gue gak minta kalian lakuin ini semua anjing!"

"Ya, terus? Kita harus diem aja saat tau lo dijebak dan dipermainin selama bertahun-tahun sama si Albara?!" Sampai sekarang Kenzo masih merasa bahwa apa yang mereka lakukan ini sudah benar. Walaupun endingnya mereka semua tertangkap oleh pihak polisi.

"Itu urusan gue anjing! Lo semua gak perlu ikut campur, sat." Ah, sialan. Algrarez marah sekali dengan kelakuan tolol mereka ini. Bisa-bisanya punya ide membalaskan dendamnya. Padahal Algrarez belakangan ini mati-matian menahan diri untuk tidak mencelakai Albara.

"Kita gak terima lo digituin! Dan lo malah nyuruh kita buat diem?" Benji berdecak sinis. Dia belum puas untuk setidaknya membuat Albara koma di rumah sakit.

"Urusan gue bangsat! Lo semua gak perlu berlagak kaya gini demi gue. Mau jadi sok pahlawan lo semua, hah?!" Demi apapun, untuk sekarang ini. Algrarez hanya ingin tidur nyenyak tanpa memikirkan semua masalahnya. Tapi, mereka semua malah menambahi beban pikiran Algrarez.

Tentu mereka diam. Mereka semua menyadari jika mereka salah. Tapi, di sisi lain mereka juga tidak bisa diam saja Algrarez diperlakukan seperti itu oleh Albara. Jadi, mereka merasa apa yang sudah mereka lakukan itu sudah paling tepat dan benar.

Algrarez menghembuskan nafasnya berat. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk memarahi mereka semua. Terlebih melihat keadaan mereka dengan wajah babak belur seperti itu. Algrarez mana tega memberi tinjuan lagi, dengan keadaan wajah mereka yang sudah hancur seperti itu. Jadi, Algrarez lebih memilih untuk menurunkan egonya sedikit.

"Kelar dari sini, ajak semuanya ke rumah sakit. Gue mau ngomong dulu sama Om gue." Algrarez pergi begitu saja. Cowok itu hendak berbicara dengan Omnya, Riko. Yang tidak lain adalah seorang polisi. Polisi yang menangkap semua teman-temannya ini.

Kalau sudah berurusan dengan polisi seperti ini. Mudah saja. Paling tinggal bernegosiasi sebentar. Setelah itu baru kasih uang, dan mereka semua akan terbebas.

ALGRAREZ || The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang