1. Tak Bahagia

442 258 39
                                    

Hai semua, mohon maaf ya jika ada typo atau kesalahan dalam tata bahasa, maklum saya masih author pemula, cerita ini murni dari pikiran saya sendiri 🧠✨

Happy reading all (◠‿・)-☆


Sinar matahari yang hangat mulai menyelimuti pagi itu, suara motor dan mobil yang mulai terdengar di jalan raya, cuaca yang cerah membuat Elara sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah baru nya dengan harapan dia bisa mendapatkan banyak teman mau...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sinar matahari yang hangat mulai menyelimuti pagi itu, suara motor dan mobil yang mulai terdengar di jalan raya, cuaca yang cerah membuat Elara sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah baru nya dengan harapan dia bisa mendapatkan banyak teman maupun sahabat baru.

"Cuaca hari ini cukup indah, semoga ada hal yang menyenangkan yang aku temui disekolah SMPN Bintang, oke aku bakal berangkat sekarang mumpung belum telat," ucap Elara sambil menyalakan motor ungu kesayangan nya.

Setelah sampai disekolah, Elara sedikit terkejut melihat bangunan sekolah itu ternyata cukup besar dan pikirnya ini akan susah untuk mencari dimana kelasnya, jam menunjukkan pukul 06.17, lingkungan sekolah sudah terlihat ramai, banyak siswa siswi yang mulai berdatangan, Elara pun segera ke parkiran dan mengambil hp untuk mencari dimana tempat kelas baru nya.

"Kalau di grub sih katanya aku bakal di kelas 7F tapi nyari kelasnya dimana ya, apalagi nih sekolah ada 4 lantai, coba deh aku keliling dulu," gumam Elara dengan wajah yang sangat kebingungan.

Sudah sekitar 5 menit Elara menyusuri setiap jalan sekolah dan masih tidak menemukan dimana kelas 7F itu, tiba-tiba Elara berhenti jalan ketika dia melihat ada seorang kakak kelas 9 yang berada di depan kelas, Elara pun aslinya ingin bertanya ke kakak kelas itu namun dia sangat malu, tapi akhirnya Elara memberanikan diri untuk bertanya daripada dia harus terlambat untuk masuk ke kelas di hari pertamanya.

"K-kak maaf kelas 7F dimana ya soalnya aku daritadi ga nemu kelasnya dimana?" tanya Elara dengan sangat gugup.

"Oh anak baru ya, kelas 7F ada dilantai atas sendiri yaitu lantai 4, nah kamu bisa lewat tangga di depan sana, emang sih nih sekolah emang agak lain kelasnya selalu diacak dan selalu ga beraturan," jawab seorang kakak kelas itu sambil tertawa kecil.

Elara pun mengangguk. "Oh begitu ya kak, terima kasih banyak ya kak."

Dengan cepat gadis berambut kepang itu menaiki anak tangga satu persatu dan sampailah di kelas 7F, Elara melihat sudah ada banyak anak didalam kelas itu, dan tidak ada satupun yang Elara kenal, Elara pun segera memasuki kelas itu dengan pandangan yang menunduk karena dia cukup malu ketika berada di lingkungan baru.

"Wih bersih dan bagus banget bangku nya ya," ucap Elara yang segera menduduki tempat.

Tiba-tiba terdengar dua perempuan yang sedang tertawa keras dengan menuju ke arah kelas, keduanya bersamaan menatap Elara dengan tatapan yang tidak suka, mereka berdua pun mulai menghampiri Elara.

"Woi, minggir ngapain lu duduk disini, bangku ini itu milik kita, sana lu pindah ke belakang," bentak Belva, dia sangat tidak suka jika ada orang yang menduduki bangku yang sudah dia inginkan.

"E-emang nya kenapa, kan kalian baru dateng, lagipula aku duluan yang dapet bangku nya," perasaan Elara bingung bercampur gemetar, jujur dia sangat tidak mengerti kenapa mereka berdua memarahi dirinya hanya karena masalah bangku.

"Eh lu siapa beraninya ngebantah gue sama Belva, udah gausah banyak bacot sebelum gua bogem lu," ucap Meina dengan mengepalkan tangannya.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun Elara segera pergi dari bangku tersebut karena rasa takut dia mulai muncul, dia tidak berani berhadapan sama orang seperti Belva dan Meina.

"Sumpah siapa sih tuh anak, kayaknya culun banget dah, jijik gue lihat mukanya?" tanya Meina sambil menaruh tas nya.

"Mei, kita udah ada target baru, lumayan tuh anak buat kita kerjain, kita kan udah lama ga ngerjain orang ya," jelas Belva dengan senyuman liciknya itu.

"Wih Belva tumben otak lu encer, bener sih gue juga pengen ngerjain orang lagi," balas Meina sambil menepuk pundak Belva.

"Meina, kita juga harus bilang ke yang lain kalau jangan mau temenan sama tuh anak, gue makin lama makin kesel ama tuh anak."

"Jadi lu mau kita mempengaruhi pikiran nya temen-temen lain?"

"Good job girl, dengan begitu dia akan di kucilkan di kelas dan gak akan punya temen dikelas ini."

"Yaelah Belva gampang itu mah, kalau soal bikin omongan ga enak tentang orang lain gue ahli nya, lu ga usah khawatir bel, siapa sih yang ga percaya sama omongan gue nanti haha," ujar Meina sambil tertawa puas.

"Gue beruntung punya bestie kek lu Mei haha, tapi lu bantuin gue aja nanti, gue juga bakal bikin omongan ga enak tentang tuh anak, jadi kalau gue nanti kehabisan kata bantuin ya nanti."

"Iya nanti gue bantuin, gue aja udah nyiapin 1000 kata, lu tenang aja Bel."

Belva dan Meina pun terus menyusun rencana jahat agar Elara tidak mendapatkan teman dikelas, mereka akan menyebarkan gosip yang tidak benar agar semua teman nya merasa jijik jika harus berteman dengan Elara.

"PAGI PARA BESTIE KU YANG CWANTIKK!!" teriak Clara yang baru sampai di depan pintu.

"Yeyy Clar, SD kita sekelas, eh SMP kita sekelas lagi."

"Iya dong mei, eh Belva murung amat muka mu, kenapa nih?" tanya Clara yang kebingungan.

"Iya lah baru pertama masuk SMP udah dibikin ga mood, gara² cewek itu tuh." Belva menunjuk ke arah Elara.

"Emangnya kenapa dah sama anak yang rambutnya dikepang itu?"

"Gini loh, kita berdua itu udah rencana mau duduk bangku sini tapi malah tuh orang duduk disini, ya wajar dong kita jadi males apalagi tuh anak tadi ngebantah, pengen gue bogem muka nya sumpah," jelas Meina.

"Mau kita apain tuh anak?"

"Kita kerjain dia biar dia ga betah tinggal disini," ujar Belva dengan tatapan yang tajam.

Clara pun menghampiri Elara yang sedang melamun di bangkunya. "Hei nama lu siapa?"

"Namaku Elara."

"Wow nama yang cukup bagus, tapi nama yang kayak gitu seharusnya ga cocok buat orang jelek seperti lu!"

Elara pun kaget kenapa tiba² ada cewek yang menghina nya? dan seisi kelas pun menertawakan dia. Bel masuk pun mulai terdengar di sekolah itu dan seorang walikelas 7F pun masuk dikelas itu.

"Assalamualaikum anak-anak."

"Waalaikumsalam Bu."

"Perkenalkan nama ibu Rara Ginansya, bisa di panggil bu Rara, ibu mengajar pelajaran IPS dan ibu akan menjadi walikelas kalian selama kelas 7, oke sekarang kalian perkenalkan diri satu-persatu di depan ya," jelas Bu Rara.

Semua pun memperkenalkan diri dan tiba waktu nya giliran Elara untuk perkenalan di depan.

"Hai semua perkenalkan nama ku Elara Lovelya Evanzha, bisa di panggil Elara, aku dari SDN Bunga," suara Elara terdengar sangat kecil karena dia sangat gugup.

Tiba-tiba Belva melemparkan kertas ke Elara. "Woi suara itu yang besar dikit dong ga denger nih, itu ngomong apa ngoceh."

"Belva!, ga boleh gitu sekarang buang kertas nya, harus yang baik dong sama temen baru nya," ujar bu Rara

"Ogah banget bu baik ke tuh orang."

Semua pun menertawakan Elara, dia hanya bisa diam dan mata nya pun berkaca-kaca, harapan dia mendapatkan kebahagiaan di sekolah baru nya pun hangus, yang dia malah mendapatkan perilaku yang tidak mengenakan dari teman-teman baru nya.

Bagaimana ya nasib Elara nanti ketika tahu semua teman-teman nya tidak suka melihat keberadaan nya 😮,
oke segitu dulu ya, aku harap kalian enjoy dengan cerita ku ini 😋✨

No Plagiat❌

Air Mata ElaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang