30-Perjanjian.
****
"Satu langkah keluar dari sini, satu konsekuensi akan kau dapatkan,"
Abigel menyeringai memperbaiki letak totbag dibahunya. Perempuan itu berbalik sambil melipat kedua tangannya didada. "Konsekuensi? Emang lo siapa? Kenapa gue harus nurut?" tantangnya.
"Ikuti saja aturanku, jika tidak ingin-"
"Sekarang apa lagi? Gue udah muak dengan semua ancaman kosong lo itu!"
Terlihat pria ber-stelan formal itu menghela napas pelan, ia membasahi bibirnya sebelum berbicara, "cukup tanda tangani ini, setelah itu kau bebas,"
Melongo, Abigel tidak mampu berkata apa lagi, sungguh pria didepannya ini bukanlah manusia. Tidak memiliki hati dan perasaan. Lihatlah dengan santainya ia menandatangi surat yang diciptakan sendiri oleh akal busuknya.
Sakit jiwa kali ya? Bisa-bisanya Dirga menggunakan kekuasaannya seenak jidatnya bahkan sampai mengelabui Abigel sendiri agar mudah menghadap kepadanya.
"Lo kira ini kampus punya lo?" kesalnya.
"Tidak, tapi milik keluargaku,"
Damn! Apa iya? Jika benar Fiks, dunia emang sempit, Abigel merutuk dalam hati.
"So? Lo mau drop out gue dari sini?"
Pria itu melepaskan tautan tangannya lalu memilih bangkit dari kursi besar milik Rektor. "Apa begini cara pakaian mahasiwi disini?" Dirga menyilangkan kedua kakinya dengan pinggul yang disandarkan kemeja.
Pria itu memberi senyuman mengejek sembari menilai penampilan perempuan didepannya. Rok jeans abu sepaha dengan iner tantop senada yang dilapisi kemeja putih bergaris sebagai outer-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abigel of Scandal
Romance"Kau tidak akan hamil," Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu? "Maksut om?" "Saya tidak bisa p...