"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bapaknya kecebong😋
Typo tandain🙏
****
"Istri kamu mana?"
"Mama disini?" Kegiatan Dirga yang tengah melepaskan kancing kemejanya terhenti ketika melihat wanita tua yang tengah duduk disofa yang membelakanginya. Kenapa ketika Dirga masuk tadi tidak menyadari bahwa Jesika berada situ?
"Mama kecewa,"
Dirga menghela napas lelah, akhir-akhir ini Mamanya terlalu cerewet dan ia pusing meladeninya.
"Kok bisa sih, kamu ngizinin istri kamu buat jadi pemain film, secinta itu kamu ke dia sehingga kamu ngabulin semua permintaan wanita itu?"
"Maksut Mama?" Dirga menaikkan sebelah alisnya, ia sekarang berjalan kehadapan Jesika meminta penjelasan dari omongan wanita tua itu.
"Mama sendiri yang tanya langsung sama agensi dia, memang betul, istri kamu bahkan lagi syuting sekarang, kamu tidak tau? Apa berpura-pura tidak tau?" Jesika menurunkan gelas teh-nya dengan gerakan elegan, lalu membuka mcbook berlogo apple, setelah menemukan yang ia cari wanita itu menyodorkannya ke Dirga.
"Itu istri kamu kan? Sheina."
"Mama membuntuti istri Dirga?"
Jesika mengedikkan bahunya, "soalnya Mama curiga sama wanita licik itu, dugaan Mama betulkan ada sesuatu yang ia sembunyikan dari kita, ngelihat respon kamu gini, kamu juga baru tahu hal ini kan?"
Dirga hanya diam, ia kembali melihat gambar yang tertera dilayar mcbook, sebelah tangannya mengepal kuat hingga urat-urat yang ada disana terlihat menegang dengan jelas, istrinya tengah berpelukan mesra dengan lelaki lain.
"Dari dulu Mama udah peringati kamu kan, buat jauhin dia, eh kamu malah nikahin wanita ular itu, sekarang apa? Pernikahan kalian gak berjalan dengan normal, mama tebak dia gak pernah ngurusin kamu sebagai suaminya kan? Dia gak peduli sama kamu yang dia peduliin itu cuman karir sama ketenaran," terang Jesika panjang lebar.
"Buat apa lagi mempertahankan pernikahan ini? Emang kamu mau begini terus gak ada kemajuan? Kamu itu butuh pewaris Dirga! Jangan lupa kamu satu-satunya harapan keluarga kita, Mama sama Papa juga udah tua, kami juga kepingin lihat kamu bahagia, tapi bukan gini caranya, jangan terlalu memaksakan diri, sesekali kamu harus egois, sesekali kamu juga perlu curigain istri kamu sendiri, sampai kapan lagi kamu mau begini? Dibodohi cinta!" lanjut Jesika.
"Mama bisa keluar dulu gak? Dirga capek, mau istirahat," setelah mengucapkan itu Dirga berlalu dari hadapan Jesika menuju toiled, kepalanya berdenyut pusing.
