"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kasi vote gak🫵😤
*****
Dirga mengerjap pelan saat merasakan elusan halus dikakinya. Setelah sepenuhnya sadar ia kembali memastikan bahwa ingatan tentang semalam bukanlah mimpi dengan menyingkap wajah perempuan yang tengah memeluknya.
Bukan istrinya. Tentu, wajah yang ia harapkan bukanlah wajah Sheina.
"Abigel Aghna? Siapa kau sebenarnya?" gumam Dirga dengan rahang mengetat. Ia geram seolah melupakan rasa nikmat yang ia terima dari Abigel semalam. Bahkan tanpa punya rasa bersalah karena fakta yang ada ia adalah orang pertama untuk gadis itu. Benar-benar pedofil brengsek!
"Ck, murahan!" sentaknya tertuju pada Abigel.
"Jangan mengharapkan hidup dengan tenang setelah ini, kali ini aku tidak akan segan-segan menyingkirkanmu jika sampai kesalahan ini bocor ke publik!"
Setelah mengucapkan itu Dirga menyingkirkan tangan Abigel. Bangkit dari ranjang yang menjadi saksi percintaan mereka semalam. Aroma tubuh yang melekat ditubuhnya membuat Dirga kembali mengingat betapa beringas-nya ia hingga membuat Abigel kewalahan dan berakhir tidak sadarkan diri.
Tentu. Ini pengalaman pertama perempuan itu, apalagi untuk menyeimbangi nafsunya yang besar setelah tiga tahun tidak melakukan hubungan intim.
Menjilat ludah sendiri. Dirga mengacak rambutnya setelah memakai boxer, ia bukan saja menghianati istrinya tetapi juga melanggar janji yang ia buat untuk dirinya sendiri.
Ia begitu geram. Tetapi setelah memandang wajah perempuan yang tengah tidur meringkuk dengan selimut melorot diranjangnya entah kenapa tingkat geramnya perlahan menurun.
Sebelum semakin dibuat gila Dirga menaikkan selimut itu lalu berlalu kekamar mandi. Sial ia kembali ereksi.
****
"Abi, lo gilaa?"
Perempuan itu berteriak kesal didalam selimut. Wajahnya langsung bersemu merah. Tidak perlu berusaha untuk mengingat, rekaman kejadian selamam berputar dengan sendiri diotaknya.
"Gimana kalau gue hamil?" rutuknya.
"Bukan__gimana kalau Papi gue tau? Abang? Kak Astrid pasti bakal langsung ngusir gue sih," gumamnya pelan. "Arrghh, gak bolehh!"
"Shh, sialan sakit banget!" rintih Abigel saat ia bangkit duduk dan merasakan nyeri disana. "Dirga jelek itu dasar gak bertanggung jawab!"
Dengan meliliti selimut ditubuhnya sebelah kaki Abigel sudah menapak dilantai, ia harus mencari sesuatu. Siapa tahu ia akan menemukannya.
