haloww, selamat malammm~
oiya oiya, part ini spesial loh 😻👀
Happy Reading!
-✦◌✦-
🤎🐻
ㅤㅤGorden berwarna keemasan dikamar utama mansion Wang terbuka otomatis secara perlahan, membiarkan hangatnya sinar matahari pagi menembus masuk menyinari sebagian isi dari kamar mewah tersebut.
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Levan yang baru selesai membersihkan diri. Menyugar rambut hitamnya yang masih meneteskan air, tangan Levan mengikat tali bathrobe yang melekat pas ditubuh kekarnya seraya berjalan kearah kasur.
Pandangan Levan yang selalunya datar perlahan melunak, menatap Lou yang masih meringkuk nyaman diatas kasur empuk berkualitas tinggi layaknya seorang bayi. Tangan Levan merapikan rambut Lou yang sedikit berantakan menutupi dahi, kemudian mengusap pelan pipi chubby merona alami yang terasa hangat saat menyentuh punggung tangannya.
"Time to wake up, bayi beruang." Levan menyingkap selimut tebal yang hampir menutupi seluruh tubuh mungil bayinya.
Lou langsung menggeliat dan menguap kecil. Sepasang mata bulatnya mengerjap pelan, berusaha menyesuaikan sengatan sinar matahari yang menembus masuk melalui jendela balkon.
"No." Levan segera menahan tangan kecil si bayi yang hendak mengucek matanya.
"Selamat pagi Papa." Mulut mungil Lou kembali menguap, dengan tangan kecil yang beralih menggenggam telunjuk lentik sang papa layaknya seorang bayi.
Sudut bibir Levan menarik senyum gemas. "Selamat pagi."
"Lou tidur sama Mama Papa?" tanya Lou polos, setelah beberapa saat berhasil mengumpulkan kesadaran dan langsung menatap sekitarnya.
"Iya." jawab Levan singkat, menatap gemas tangan kecil si bayi yang masih menggenggam jari telunjuknya.
Untuk masalah semalam, Lean telah memberitahu Levan akan apa yang menimpa Lou saat mereka di Cafe. Levan tentu tak akan diam, namun untuk sekarang ia cukup akan memberikan peringatan. Karena mengingat sang putra sulung telah berhasil membuat seseorang yang berani menganggu bayinya babak-belur.
Lou memiringkan kepala. "Lou semalam pulang jam berapa?"
"Jam sembilan."
"Kenapa Papa tidak marah?" Lou menatap sang Papa polos, yang kini langsung menarik tubuh mungilnya agar bangun.
Levan mendekatkan wajah menatap bayinya. "Lou mau Papa marah?"
"Jangan." Lou langsung menggeleng ribut.
"Papa tidak marah, sekarang ayo mandi." Levan merentangkan kedua tangan kekarnya, yang langsung disambut oleh si bayi.
"Sayang Papa." Lou mengalungkan tangan memeluk leher jenjang sang Papa, membiarkan tubuh mungilnya langsung diangkat kedalam gendongan koala dengan mudah.
"Papa tidak sayang Loulou?" Lou memiringkan kepala, menatap paras tampan Levan yang tak balas menjawab ungkapan sayangnya.
"Papa juga sayang Loulou." balas Levan, menundukkan kepala dan mengecup gemas pipi chubby si bayi yang merona lucu. "Kalau tidak nakal."
✦◌✦
Begitu sepasang kaki jenjang Levan menapak keluar dari Lift, aroma lezat makanan yang memenuhi lantai satu langsung menyapa penciuman. Seperti biasa, balutan jas mahal dari desainer ternama telah melekat dengan sempurna pada tubuh kekarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOUISE
Teen FictionLouise Wang namanya, bocah manja nan cengeng berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah. Lou, hanyalah seorang anak yang selalu menginginkan perhatian lebih. Namun karena kedua or...