"Guys guysssss lo pada tau ga? si Aldo dan Bastian di skors euy"
"ANJIR??"
"SUMPAH??"
"Loh? Gue denger di DO"
"SKORS BEGO"
"LU YANG BEGO, orang jelas-anak kepala sekolah bilang mereka di DO"
"Masa sih anjir?"
"Pasti karena Gavin"
"Oiyaaa"
"Nah bener"
"Iya gue juga setuju, Ingat dulu juga ada kasus yang di DO Karena mengusik Gavin"
"Nah iya bener"
"Ih jauh-jauh deh dari Gavin"
"Iya, takut senggol dikit jadi DO"
Aneska memasukan sepotong buah apel yang baru ia beli di kantin kedalam mulutnya, Ia tanpa sengaja mendengar gosipan dari geng perempuan pengibah.
Hatinya ikut bertanya-tanya apakah Aldo dan Bastian benar-benar di keluarkan karena Gavin?
Ia ingin bertanya Dengan Gavin tapi ia merasa gengsi untuk bertanya. Ia dan Gavin tidak berbicara selama lima hari belakangan, tiga hari setelah kejadian itu Gavin tidak masuk sekolah.
Aneska sudah berusaha mendekati Gavin tapi selalu saja di tepis lelaki itu.
Tiap kali Aneska mendekat, Gavin selalu menjauh. Ketika Aneska ingin mengajak berbicara Gavin selalu menutup telinga dengan airpods miliknya.
Saat pulang juga Gavin selalu buru-buru.
padahal niatnya Ia tidak ingin Gavin merasa sendiri karena ia paham bagaimana rasanya kesepian.
Hilang selera, Aneska berdiri dari duduknya dan membuang apel yang masih tersisa banyak potongan. ia mendekat pada lemari pendingin dan mengambil susu coklat kemudian ia membayar pada ibu kantin.
Aneska berjalan meninggalkan kantin seorang diri, hari ini Anna tidak masuk sekolah sehingga Aneska harus sendiri ke kantin.
Mengintip kelas yang terlihat sepi karena saat ini adalah jam istirahat, Aneska masuk kedalam kelas. Ia berjalan pelan menuju meja Gavin yang berada di pojok.
Aneska menghentikan langkahnya yang hanya berjarak tiga langkah dari meja Gavin. Ia meremas roknya, Gavin memasang airpods nya seperti biasa.
Entah lah, hati Aneska berdenyut sakit.
Menguatkan hati, kemudian ia melanjutkan langkahnya. Duduk tepat di sebelah Gavin yang sibuk dengan buku-buku tebalnya. Ia meletakan susu coklat itu di atas meja.
"Gavin.. gue benar-benar minta maaf soal beberapa hari yang lalu. Gue gak mau pertemanan kita jadi renggang. Gue becanda kok bilang kita gak temenan lagi. Maaf ya buat lo tersinggung"
Ucap Aneska panjang. Ia menghembuskan nafasnya berat.
Aneska adalah anak yang manis, ia juga terkenal dengan kelucuannya sehingga membuat siapa saja suka berdekatan dengan Aneska. kakak kelas 11 dan 12 saja banyak yang berteman dengan Aneska. Aneska tidak suka permusuhan.
"Ini susu coklat, gue ganti yang jatuh waktu itu. Sorry gue ga bisa beli coklat soalnya duit gue abis hehe" ia terkekeh kikuk. kenapa seolah-olah ia harus mengemis ya? pengemis maaf.
Aneska kembali membuang nafas berat ketika Gavin sama sekali tidak memberikan respon.
"Woi sa!"
Aneska langsung menoleh, mendapati Reno yang berdiri dipintu masuk kelas. Reno berjalan mendekat
"Eh Lo ngapain? jangan ganggu Gavin. mending Lo buru pinjem jas lab anak kelas sebelah, udah mau bel masuk" Ucap Reno.Aneska langsung membolakan matanya, Ia melupakan jas labnya di dalam kamarnya. Ia juga meminta Reno agar mau menemani dirinya meminjam jas lab kelas sebelah.
"OH IYAA DUH BEGO LUPA LAGI"
baru saja Aneska akan beranjak tiba-tiba terdengar pengumuman.
"Selamat siang anak-anak, hari ini pembelajaran kita cukupkan disini dikarenakan guru sedang ada rapat. Diharapkan seluruh siswa dan siswi wajib pulang tanpa kelayapan. Terimakasih"
"Yes pulang" Itu suara Reno. Pria itu bergegas menyusun buku kedalam tasnya untuk bersiap pulang. Siswa-siswi juga pada masuk kedalam kelas dan mulai membereskan buku mereka.
Aneska juga ingin membereskan bukunya dan pulang.
"Duduk!"
Pelan tapi tegas, ya itu suara Gavin. Aneska yang berdiri kembali duduk ketika mendengar suara Gavin.
murid- murid mulai keluar secara teratur dan yang tersisa hanya Gavin dan Aneska.
Gavin berdiri "minggir"
Mendengar ucapan Gavin, Aneska langsung beranjak memberikan jalan pada Gavin untuk keluar dari kursinya. Pria itu kemudiaan berdiri dan menatap Aneska.
"10 detik bereskan buku gue"
"Ha? m-"
"10"
"Anjir" Aneska langsung buru-buru membereskan buku dan alat tulis Gavin kedalam tasnya.
"3, 2, 1"
"Selesai" Aneska menampilkan senyumnya ketika Gavin selesai menghitung dirinya juga selesai membereskan barang Gavin.
"Ini" Aneska menyodorkan tas Gavin.
Gavin hanya menatap Aneska dengan wajah datarnya. Merampas tas itu kuat "anjing" umpatnya.
"Gua tunggu di parkiran dalam 10 detik" Ucap Gavin sambil berlalu meninggalkan Aneska seorang diri dikelas.
"10"
Aneska membelalakkan matanya dan berlari pada mejanya. Untung ia sudah membereskan semua peralatannya jika tidak maka Gavin pasti akan marah, ia berlari mengejar Gavin yang sangat cepat sampai di parkiran.
"G-gavin hahh capek"
Gavin hanya melirik sekilas kemudian membukan pintu mobil sebelah kiri. "Masuk" Ucapnya.
Aneska hanya berani menurut, semua ucapan Gavin terdengar tidak bisa dibantah. Ia merasa Gavin sedang memiliki amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN 21+
RomanceGUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭 cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss Be wise lapak 21+ Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, orang-orang bahkan menganggap dia adalah anak yang ansos. Gavin merupakan satu-satunya pewaris keluarga...