Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HAPPY READING!
o∆o
“Sialan!” desis Asyela sebal. “Kenapa jadi gua yang nurut sama si kulkas coba? Senjata makan tuan ini namanya.” Asyela menggerutu sendirian.
Gadis itu berada di salah satu ruangan perusahaan dengan 30 lantai. Entah lantai ke berapa yang sedang dia pijak saat ini. Laksana yang membawanya, setelah pemuda itu mendapat panggilan seluler dari seseorang yang katanya ada urusan penting.
“Ruangan siapa coba?”
“Mana gua ditinggal sendirian lagi.” Asyela mengintip pemandangan gedung-gedung tinggi di luar dari kaca jendela yang cukup lebar. “Buset! Lantai berapa ini? Tinggi banget.”
Asyela melihat sekitar. Di seberang meja dan sofa, terdapat sebuah meja kerja yang nampak rapi. Rasa penasaran mendorong dirinya untuk mendekat.
“Kepo dikit, boleh kali?” Beberapa berkas dan sebuah laptop ada di sana. “Aesthetic bener, kinclong pula. Pasti CEO nya ganteng nih?” Apa hubungannya Asyela?
Satu bingkai foto di sana mencuri perhatiannya. “Heh?! Foto gua kenapa ada di sini?” Asyela meneliti foto dalam bingkai tersebut. “Benar, kan? Demi apa gua punya penggemar?!”
Sebuah foto dirinya sedang bermain basket. Dilihat dari foto tersebut, sepertinya diambil sudah cukup lama. Namun, siapa yang memotret dirinya secara diam-diam?
“Jangan-jangan … Laksana ...?”
“Itu artinya—”
“Ini ruangan Laksana?”
Asyela mendadak panik. “Gua di-stalking balik sama dia? Sumpah!”
“Gua harus cari sesuatu untuk memastikan.”
Beberapa dokumen dalam map ingin Asyela buka, tetapi takut-takut itu berkas penting yang membuat dirinya sebagai orang luar dicap tidak sopan.
“Apa, ya? Ayo dong, plis!” Asyela menggigit jarinya. “Mikir-mikir, apa yang bisa gua cari di sini?”
“Mungkin di dalam loker ada sesuatu?” Asyela sedikit menarik loker yang terdapat pada meja tersebut. “Nggak sopan, anjir!” Kembali ditutup loker itu.
Decak sebal Asyela karena tak kunjung menemukan sesuatu yang dicarinya. “Presetan! Nggak sopan nggak sopan, dia juga ngambil foto gua nggak izin.”
Asyela membuka beberapa loker yang ada di sana. Namun, hanya berkas-berkas perusahaan lama dilihat dari kertasnya yang nampak using.