Bab dua puluh satu

56 31 3
                                    





"Permisi, ibu manggil saya?," ujar Biru.

Biru mendapatkan panggilan dari guru Bk, dipanggil guru Bk adalah rutinitas setiap hari bagi Biru.

Bu Tiara selaku guru Bk menggelengkan kepala nya saat Biru memasuki ruangannya.

"Kamu niat sekolah nggak Biru?," tanya bu Tiara.

"Niat dong bu, kalo nggak niat nggak mungkin sekarang Biru ada di hadapan ibu," sahut Biru dengan muka santai nya.

"Kamu ini ngejawab aja bisanya, ayah kamu tadi telpon katanya kamu di minta pulang, kamu juga bakalan di liburan selama dua hari itu semua permintaan ayah kamu," jelas bu Tiara.

"Kenapa ayah saya nggak cerita ya bu sama saya," sahut Biru.

"Kalo masalah itu nanti kamu tanya sendiri sama ayah kamu, udah udah sekarang kamu pulang, baju kamu juga di benerin, lengan baju kamu itu jangan di gulung kamu nggak membaca aturan sekolah ya?,"

"Maaf nih bu, kalo ibu ngomel terus saya kapan pulang nya? Saya kan udah di tunggu ayah saya," sahut Biru.

--

Pagi ini Galang dan Angga sedang duduk di area sekolah dekat gudang mereka mengisap rokok.

Merokok adalah kebiasaan mereka sebelum memasuki kelas, meskipun mereka sudah mendapatkan teguran dari Bu guru Tiara yang sebagai guru bk, tapi mereka tidak memperdulikannya.

"Eh Biru kemana lang, nggak keliatan," tanya Angga.

"Bolos mungkin," sahut Galang dengan santai.

Hal kebiasaan dari seorang Biru adalah membolos. Menurut orang kebiasaan membolos adalah salah satu hal yang salah, sebagiaan siswa dan siswi mereka membolos karena ia tidak suka dengan mata pelajaran itu.

Tapi tidak semua siswa dan siswi mempunyai permasalahan dari mata pelajaran itu. Terkadang orang lain menilai kita dengan sebelah mata, perilaku yang kita lihat dengan mata kita sendiri bukan berati itu adalah perilaku yang benar di diri orang lain, bisa jadi mereka ingin menutupi luka dan kesedihan.

Terdengar suara hentakan kaki dari lorong gudang, Angga yang mendengar suara itu sontak berdiri mereka mematikan rokok nya.

"Mau kemana"

"Maaf bu, kami disini cuman mau cari bola-,"

"Bola?," sahut Biru, sambil menertawakan ucapan Angga.

"Nggak asik lo, gue kira Bu Tiara," ujar Angga.

"Panik dikit nggak ngaruh," balas Galang.

"Lo mau kemana Ru, mau ngebolos lagi?," tanya Angga.

"Nggak, yang ini gue ngebolos nya pakai surat halal," sahut Biru.

"HAH! LO MAU NIKAH?," tanya Galang.

"Gila lo, sekolah aja masi belum lulus udah nikah aja mau di makan apa anak orang anjir," sahut Angga.

"Bokap gue kaya gampang," sahut Biru.

Melihat eksperasi teman-teman nya membuat Biru tidak bisa menahan tawa nya.

"Gue nggak nikah, gue mau ikut ayah ke surabaya jadi gue nggak masuk sekolah dulu selama 2 hari," jelas Biru.

"Tumben lo nurut sama ayah lo," tanya Galang.

"Urusan negara ini, mau nggak mau gue harus ikut".

Mungkin hari ini gue masih bisa menyimpan rahasia ini tapi suatu hari nanti rahasia ini pasti bakalan kebongkar

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang