Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat jiplak😾🫵🏻 ☆ ☆ ☆
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☆ ☆ ☆ ☆ ☆ ☆☆☆☆☆☆
Malam itu selepas bercerita, arsam pergi. Entah harus kembali atau memaksa takdir dipercepat.
Sedangkan dirinya bahkan tak mengetahui jika wanita yang tengah di perjuangkan justru masih jauh dari kata pantas untuk di nikahi.
"Lepas kan kretek itu lalu pulang. Ayooo rennn, ini sudah larut" tegur seorang wanita yang dengan geram hampir saja membuat rena jatuh dari duduknya.
Tak ada penolakan, rena dengan begitu lemas dan pandangan kosongnya justru hanya pasrah dengan apa yang temannya lakukan padanya.
Brakkk...
Tepat, seperti di lempar. Ina dengan sangat amat geram membuat rena kini duduk sempurna di jok kedua mobil putih milik ayahnya.
"Ke jalan cendana ya pak" Lanjutnya lagi mengintruksi kepada supirnya.
Tetapi belum juga mesin mobil di nyalakan serta tepat saat lampu baru saja akan dinyalakan, tepat saat itu pula pandangan ina pada seseorang membuatnya merasa wajib untuk kembali turun dari mobil.
"Pak, pak, tunggu sebentar. Saya ingin menemui laki-laki di sebrang jalanan sana" titahnya lalu turun dan menutup pintu mobil dengan sangat pelan. Kini ina benar-benar nekat meninggalkan rena sendiri dalam mobilnya, hanya untuk mengejar arsam dan menanyakan sesuatu.
Gadis itu sedikit berlari, terus menerus memanggil nama arsam sampai akhirnya laki-laki itu benar-benar menoleh ke arahnya.
"Huft....
"Ada apa? Kenapa harus lari?" Sahut arsam sama sekali tak merasa bersalah.
"Kau? Kau bertanya kenapa?, sekarang jawab aku" kata ina sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Saya?" Imbuhnya benar-benar tak menyadari apapun.
"Apa yang kau jelaskan pada rena? Kenapa dia terlihat patah semangat malam ini? Kau tau, karna mu malam ini gadis itu minum 2 gelas kecil. Kalau sudah seperti ini, apa yang harus aku jelaskan pada ayahnya?" Lanjut ina sangat menyalahkan tindakan arsam meski ia juga tak mengetahui pembicaraan arsam dan rena malam itu.
"Minum? Rena minum? Lalu dimana dia sekarang? Dimana dia hei?" Celtus arsam yang panik akan kabar rena.
Sedangkan yang ditanya terkejut kepalang karena bentakan arsam yang dirasa cukup serius. detik berikutnya, tak tunggu waktu lama, ina lalu menarik jemari lengan kanan arsam.
Gadis itu memaksa arsam untuk mengikuti dirinya tepat sampai didepan pintu mobil bagian jok kedua setelah supir.
Langkahnya berhenti detik itu juga, sebentar melirik tajam arsam lalu kemudian barulah membuka pintu mobil dihadapannya.