Beberapa hari kemudian setelah Edgar mengatakan akan tetap menikah dengan Kelly ibunya Keyla, Keyla mengajak Senja untuk makan malam dan menginap karena Keyla sangat gugup untuk makan malam pertama kali bersama ibu kandungnya, Senja tak bisa menolak permintaan Keyla yang sangat berharap Senja dapat menemaninya.Senja datang dengan penampilan sederhananya seperti biasa, blouse berkerah dan rok selutut yang pas dibadannya membuat Senja terlihat cantik menawan, walaupun terlihat simple tapi penampilannya tidak norak sama sekali.
Senja berada di kamar Keyla, ia melihat keantusiasan Keyla yang sedang berdandan sebelum jam makan malam dimulai. Senja senang melihat Keyla tampak bahagia, tapi hatinya tetap menyesakkan.
"Kamu bahagia banget ya Key," ujar Senja tersenyum ikut senang melihat kebahagiaan sahabatnya.
"Iyalah Senja, ini hari yang aku tunggu-tunggu sejak dulu!" seru Keyla lalu mengoleskan lipstik pada bibirnya.
Satu jam kemudian Keyla dan Senja keluar dari kamar, menuruni anak tangga dan menuju ruang makan.
Mereka berdua yang pertama kali menempati kursi, makan sudah tersedia di meja makan dengan rapi. "Ini siapa yang masak?" tanya Senja.
"Koki, papa nyewa koki hari ini. Biasanya papa ga suka orang asing masuk ke rumah, tapi kayanya demi mama, papa sampe nyewa koki biar makanan ini enak dilidah mama."
Senja menghirup aroma makanan di meja, aroma yang sangat menggiurkan dan membuat perutnya keroncongan, tapi sedihnya makanan itu dibuat spesial untuk wanita lain.
Senja tersenyum tipis. "Bener Key, kayanya makanannya enak banget," kata Senja.
Keyla tertawa. "Sabar ya Sen, tunggu papa sama mamaku datang dulu, kita makan bareng makanannya," kata Keyla.
Tak lama kemudian Edgar dan seorang wanita yang menggandeng mesra lengannya datang beriringan.
"Maaf terlambat," kata Edgar lalu duduk di kursi.
"Kamu anakku?" tanya Kelly pada Keyla.
Keyla tersentak kaget tiba-tiba Kelly bicara padanya. "I-iya aku Keyla, anak mama Kelly."
Kelly nengangguk lalu duduk dan memotong steak yang tersaji di depannya.
Keyla kecewa obrolan dengan ibunya berjalan sangat singkat.
Kelly mengunyah danging steaknya, lalu menatap Senja yang duduk di samping Keyla dengan gugup. "Kamu siapa?" tanya Kelly.
"Saya..."
"Dia Senja, temennya Keyla, Ma."
"Kamu tampak tidak asing, oh... pelayan yang mengantar makanan saat saya dan Edgar makan malam bersama ya? Ga nyangka kalo anak saya Keyla mempunyai teman seperti kamu, sepertinya Keyla sangat baik tidak memilih-milih teman dari berbagai kalagan."
Alis Keyla mengerut. "Aku ga sembarangan milih temen kok, Senja satu-satunya teman berhargaku Ma."
"Hanya teman? Lalu Kenapa dia bergabung dengan kita? Ini acara keluarga, seharusnya orang asing ga boleh ada disini," kata Kelly secara langsung mengusir Senja.
Senja melirik Edgar, ekspresi Edgar datar tak terbaca. "Maaf tante, Saya terlalu lancang bergabung dengan keluarga ini, saya akan pergi sekarang," kata Senja beranjak bangun.
Keyla menahan lengan Senja. "Jangan... jangan pulang Enja, tunggu di kamar aku aja ya?" pinta Keyla.
Senja menatap Keyla, lalu tersenyum dan mengangguk. Senja melangkah meninggalakan keluarga kecil itu, dan pergi ke kamar Keyla, menunggu Keyla sendirian di dalam.
