Hari pernikahan pun terlaksana dengan aman. Banyak pihak dua keluarga yang hadir dan turut serta merayakan hari membahagiakan kecuali untuk dua orang mempelai. Sebagai tokoh utama dalam cerita sudah selayaknya mereka senang dan bahagia, namun apalah mereka apalah.
Xiao Zhan sejak tadi sudah bersungut-sungut tidak semangat. Sedangkan Yibo sibuk dunianya sendiri. Dia juga tidak akan paham dengan arti menikah. Yang dia ketahui hanya bermain dan bermain.
Nah, nah, bagaimana Xiao Zhan tidak malu dengan teman-temannya. Jujur saja dia bukan tipe orang yang akan menerima dengan ikhlas segala sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya.
Wajarkan dia menginginkan pendamping yang sempurna?
Wajarkan jika dia marah karena pernikahan karena dasar paksaan?
Wang Yibo sialan itu justru berbunga-bunga berlarian kesana kemari tanpa berpikir itu memalukan. Xiao Zhan melihatnya di kursi tamu dengan tatapan kebencian.
"Si tolol itu kenapa tidak bisa diam?!" Geramnya.
Kemudian satu wanita tua menghampirinya. "Nak, bawa Yibo bersamamu. Tidak enak dilihat orang."
"Sudah tahu anak itu membuat malu keluarga kenapa masih menyuruhku menikah dengannya?"
Sungguh, Xiao Zhan jengkel dengan hidupnya. Maka dari itu dia emosi dan tidak sadar dengan ucapannya.
Sang ibu menghela nafasnya, "Zhan. Dia suamimu. Sayangi dia seperti orang normal."
"Tidak akan." Desis Zhan.
"Xiao Zhan. Lihat, Yibo berantakan karena kue. Datangi dan urus dia."
Ya, Zhan melihat suami idiotnya itu tengah meratakan kue di kemeja hitamnya. Lalu meraih kue yang jatuh di lantai. Bajingan, memalukan. Umpat Xiao Zhan.
Dengan cepat dia melunakkan wajahnya dan menghampiri Wang Yibo.
"Apa yang kau lakukan? Itu kotor! Banyak bakteri disana." Ujarnya dengan urat namun suaranya sangat pelan. Tidak mungkin dia memarahi Yibo dengan kemarahan.
"Eung, eung?!" Yibo menyodorkan kue yang dirematnya.
Tolol! Xiao Zhan dengan kasar menggeret Yibo ke kamar mandi. Dari jarak yang cukup jauh, ibu Wang Yibo melihatnya. Sungguh dia akan menjambak rambut cepak Xiao Zhan jika sampai anak tampannya kenapa-napa. Hendak hati ingin mengikuti, ayah Wang langsung menahan istrinya.
"Biarkan."
"Membiarkan bagaimana? Kau tidak lihat bagaimana menantumu menggeretnya?"
Sang istri ketakutan, "Anakku. Hiks."
"Percayakan dulu pada anak itu. Aku yakin dia tidak setega itu dengan Yibo."
"Awas! Jika sampai anakku terjadi sesuatu, kau orang pertama yang akan kubunuh."
Seram sih, tapi Tuan Wang hanya meringis. Istrinya sangat overprotektif pada anak mereka.
Sementara di kamar mandi Xiao Zhan mengurus anak bayi besarnya yang rewel tidak mau dibersihkan.
"Bisa diam tidak?!" Pekik Zhan kesal.
"Eung!! Eung!" Yibo seperti ingin kabur menunjuk-nunjuk pintu.
"Sebenarnya apa yang kau mau. Astaga!!! Bajingan!" Zhan frustasi sumpah.
Dia melihat Yibo tidak ada dosanya terus berceloteh semakin membuat darahnya mendidih.
"Ok, tarik nafas.. buang nafas.. tarik nafas.. buang nafas.." setelah Zhan selesai dengan pernafasannya emosinya sedikit terkontrol.
Yibo yang masih berantakan dengan kue di tangan serta bajunya bergumam tidak jelas. Sesekali pria itu menoleh ke Zhn.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mindblindness (Yizhan Fanfiction)
RomanceXiao Zhan yang terpaksa menerima pernikahan sesama jenis. Dia seumur hidupnya harus mengurus suaminya dan melayaninya. Lika-liku hidupnya penuh dendam dan kesedihan. "Aku hampir muak denganmu." Xiao Zhan "Zhannie." Air mata Wang Yibo pun menetes diu...