Bab 16

7.3K 408 12
                                    

•• Selamat Membaca ••




Pagi itu Asya sedang berdebat dengan Galen di ruang tamu dengan di saksikan oleh Dax, Rey, Jo, Ellka dan juga Archie.

"Jangan pergi Sya" dengan suara dingin Galen berbicara.

".... " mata yang biasanya memancarkan kelembutan kini berubah dingin membuat Galen tertegun dan bahkan semua yang ada di ruangan itu juga merasa sesak karena Asya yang bersikap dingin.

Menyegarkan rambut hitamnya Asya yang tadinya diam dengan sorot mata dingin mulai menurunkan aura nya.

"Jo bawa yang lain masuk mobil" suara Asya yang masih terasa dingin pun tanpa mau membantah Jo mengajak Rey, Ellka dan Archie keluar untuk masuk mobil.

Di dalam mobil Rey tampak gelisah, dan akhirnya ia menatap ke Jo yang duduk di samping pengemudi.

"Jo" suara serak Rey membuat Jo yang tadi memainkan ponselnya menoleh.

"Apa bang Asya gak papa kita tinggal" tanya Rey khawatir.

"Tenang saja, bang Asya tau apa yang harus ia lakukan, dan kamu gak usah khawatir karena bang Asya walaupun dingin itu di waktu tertentu saja, dan gue ingetin jangan sekali-kali lo menyinggung bang Asya karena jika kau mencari masalah dengan nya kelar hidup lo" jelas Jo panjang lebar.

Rey mengangguk dan menatap mansion yang ternyata itu milik Asya dan kini ia merasakan perasaan yang tertekan saat bersama Asya yang bersikap dingin.

Berbeda dengan saat semalam ia yang bercerita panjang lebar ke Asya saat tidur berdua.

Suasana saat berdekatan dengan Asya yang lembut dan Dingin begitu terasa perbedaannya walaupun kita bukan lawan bicaranya tapi itu bisa membuat kita untuk selalu berhati-hati dalam bersikap.

Karena kepekaan Asya sangat tinggi dan itu terlihat saat tadi Ellka yang hampir saja sesak nafas karena Asya yang bersikap dingin.

Menatap Archie si pemuda imut dan menggemaskan sangat polos sekali, Rey tak begitu memperhatikan Archie yang jika di liat sekarang dia seperti sebuah boneka yang selalu tersenyum.

Sedangkan Ellka tampak imut dan cantik namun akan bersikap over saat merasakan suasana yang tenang berubah tegang.

Sedangkan Jo menurut pandangan Rey dia memiliki sikap yang bar bar namun sangat aktif. Itu bisa ia nilai karena saat berdekatan dengan Arsya akan menunjukkan sifat kekanak-kanakan nya, jika bersama orang lain ia akan bersikap dewasa, terkadang bersikap menyebalkan seperti semalem yang membuat Rey kesal dengan nya karena saat ia yang bercerita ke Asya, Jo malah bertingkah menyebalkan membuat ia urung bercerita soal trauma miliknya.

Setelah menunggu lama akhirnya Asya datang dengan wajah dingin dan masuk mobil. Saat mobil melaju Rey mendengar Galen yang berlari mengejar mobil yang di tumpangi nya melaju cepat keluar dari mansion.

Di dalam mobil terjadi keheningan sampai mobil berhenti di sebuah stasiun bus Rey, Jo, Ellka dan Archie di ajak keluar mobil dan mengganti mobil baru setelah itu mereka melanjutkan perjalanan dengan Asya yang meninggalkan ponselnya di mobil.

Rey tak perlu memberi tahu kedua orang tuanya karena semua sudah di urus oleh Asya. Dan Rey terkejut kalau mendengar kalau kedua orang tuanya masih belum dapet restu dari kakek dan neneknya.

Rey bukannya lupa sepenuhnya soal keadaan kedua orang tuanya, namun ia masih belum bisa akrab dengan kedua orang tuanya mungkin nanti setelah ia pulang berlibur ia akan lebih mendekatkan diri ke kedua orang tuanya.

Dan ia ingin mencari tau soal rahasia itu, sebuah rahasia yang hanya di ketahuilah oleh pemilik tubuh yang asli dan Rey akan cari tau itu.

Setelah menempuh perjalanan panjang kini Asya bersama yang lain sudah sampai di sebuah kota yang cukup misterius bagi orang awam.

Karena di kota ini hanya sebuah kota yang memiliki banyak rahasia yang tak bisa di jelaskan karena semua itu bersifat sensitif.

Jika ada sebuah rahasia keluar dari kota itu maka orang yang menyebarkan rahasia itu sudah di pastikan akan mati.

Asya berhenti di sebuah mansion super mewah dan berada di tengah kota. asya keluar bersama yang lainnya dan di sambut langsung oleh seorang pemuda tampan dengan kharisma yang cukup membuat siapa saja terpikat kecuali Asya.

"Selamat datang baby" sapa pemuda itu merentang kan tangan menyambut Asya.

"Hmm,,.. Apa kamu sudah menyiapkan semuanya" jawab Asya menahan dada bidang cowok itu.

"Sudah baby,.. Dan siapa mereka? " tanya ••••• menatap Rey dan yang lainnya.

"Bukan urusan mu dan jangan cari tau jika kau mau tetap seperti yang kau mau" jawab Asya berjalan masuk dengan di ikuti oleh si ••••• yang terus mengekor di belakang Asya dengan satu tangan yang merangkul pinggang Asya.

"Baby,,.. Apa kamu akan lama disini? " tanya ••••• sambil menciumi leher Asya.

"Kita liat saja nanti, dan panggil °°°°° buat jaga Archie" kata Asya membuka ponsel baru miliknya.

"Baiklah, beristirahat lah dulu dan semua nya akan aku aturkan untuk mu" jawab si ••••• berjalan pergi.

"Kalian pilih lah kamar di lantai 3 nanti aku nyusul" kata Asya berdiri dan meninggalkan Rey dan yang lainnya.





Sorry guys...

Disini ku buat penuh teka-teki karena belum saatnya muncul karena di bab booking mereka belum lounching juga sih jadi aku sensor dulu soal namanya ya.

Jangan lupa Vote dan Komen.

Terimakasih.

Tbc.

22.08.24

Transmigrasi Seorang FudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang