•• Selamat Membaca ••
Di tempat lain.
"Kalian berdua harus cerai dan kau Dominic nikahi Luna segera" kata seorang pria paruh baya.
"Aku gak mau, dan istriku tetaplah Levin, Selain dia aku gak mau" jawaban dingin itu membuat si pria paruh baya menggeram marah.
"Jika kau tak menurutinya maka jangan salah kan aku jika anak mu akan ku buat menderita" kata si pria paruh baya.
"Jangan sentuh putraku dad" dengan marah Dominic menatap sang daddy.
"Sayang,... " dengan lembut Levin menenangkan Dominic, dan Dominic yang tadinya marah mulai menurunkan amarahnya.
"Ya ampun kakek.... Kenapa bawa seorang jalang kesini sih" sebuah suara lembut mengalun di ruangan itu.
"Wisnu cucu kakek sudah datang" sapa si pria paruh baya berdiri dan memeluk sang cucu.
Selesai berpelukan Wisnu menghampiri Dominic.
"Daddy apa kabar" sapa Wisnu memeluk Dominic sayang.
"Daddy baik boy" jawab Dominic membalas pelukan Wisnu.
"Mommy, Wisnu kangen" Wisnu segera melepaskan pelukan dengan Dominic dan mulai memeluk Levin.
"Mommy juga kangen Wisnu" dengan lembut Levin memeluk Wisnu.
"Mom,, baby Rey mana? " tanya Wisnu yang sudah duduk anteng di antara Levin dan Dominic.
"Rey di rumah bersama Dax" jawab Dominic mengelus kepala Wisnu.
"Ohh... Apa mereka bareng dengan Bang Asya juga? " tanya Wisnu menatap Dominic.
"Mungkin iya" jawab Dominic seadanya.
"Wisnu kamu tak kangen kakek kah? " tanya si pria paruh baya.
"Gak selama tuh jalang gocengan masih kakek bawa kesini" jawab Wisnu bersedekap dada.
"Jaga bicaramu Wisnu, dia akan jadi calon bibi mu jadi hormat lah" kata si pria paruh baya.
"Gak, Daddy Dom akan tetap bersama mommy Levin, dan kalau kakek tetap menerimanya aku yakin bang Asya gak bakal tinggal diem nanti" kata Wisnu menyenderkan kepalanya di dada Dominic dengan tangan yang menelfon seseorang.
Tak lama sebuah dering ponsel berbunyi, dan ponsel si Luna yang berbunyi pun mulai mengangkat telponnya.
"Permisi, saya akan mengangkat telfon sebentar" dengan sopan Luna berjalan menjauh.
Di taman mansion Dominic.
"Hallo" sapa Luna saat mengangkat telfon.
"Kau masih disana? " tanya seseorang itu.
"Masih, and dia masih memaksakan Dominic untuk menikah dengan ku" jawab Luna.
"Batalkan, aku akan beri kau seorang yang kaya asal kau tinggalkan Dominic" jawab seseorang itu.
"Tapi aku gak mau laki-laki kaya dan kau tau itu" jawab Luna dengan senyuman miring walaupun tak di bisa di liat oleh si penelfon.
"Baiklah, aku akan memberikan 1 pasangan ****** untuk kau nikmati bagaimana? " tanya si penelfon.
"Oke deal" jawab Luna semangat.
"Pulang sekarang, dan kau akan menerima nya langsung" jawab seseorang itu menutup telfonnya tanpa menunggu si Luna menjawab.
"Ck,, selalu saja seenaknya" dumel Luna kesal dan segera masuk ke dalam mansion untuk kembali ke ruang tamu.
Di ruang tamu suasana terlihat mencekam dan itu membuat Luna menatap heran ke keluarga Dominic.
"Ada apa? " tanya Luna saat kembali.
"Besok kamu akan menikah dengan Dominic" jawab si pria paruh baya itu.
"Aku gak mau" jawaban serempak dari Luna dan Dominic membuat semua orang langsung menatap Luna.
"Maaf om, tapi aku gak mau merusak hubungan suami istri, jadi aku gak mau menikah dengan Dominic. Dan untuk kamu Dom jaga Levin dengan baik ya" mengedipkan satu mata ke Levin dan segera pamit undur diri tanpa mau mendengarkan perkataan pria paruh baya itu sebut saja Louis.
"Luna" panggil Louis merasa tak terima.
"Wah si jalang udah pulang tuh kakek, jadi jangan usik kebahagiaan dari Daddy dan mommy lagi. Lagian ya, kakek udah punya cucu yang menggemaskan seperti Rey masih kurang apa lagi coba" kata Wisnu santai.
"..... " tanpa kata Louis segera pergi meninggalkan mansion Dominic.
Sedangkan di tempat Dax.
Selesai makan kini Asya, Rey, dan ketiga pemuda imut sedang duduk di kamar milik Asya.
"Bang,,... " panggil seseorang memeluk lengan Asya manja.
"Hmm" jawab Asya sambil memainkan ponselnya.
"Apa yang akan kita lakukan? " tanya seseorang itu.
"Maen, besok malam saat dia kembali" jawab Asya meletakkan ponselnya di sebelah nya.
"Aku ikut" kata seorang pemuda yang di liat paling muda di antara semuanya.
"Kau tetap di rumah Archie, nanti ada [•••••] yang akan menjagamu" jawab Asya membuat si mungil merenggut.
"Archie ingin ikut abang" menatap si Asya dengan mata berkaca-kaca.
"Tetap di rumah dengan [•••••] ya, nanti jika kamu menurut aku akan membelikan apa yang kamu mau" jawab Asya lembut.
"Hmm,, baiklah" jawab Archie pasrah.
"Ellka ikut kan abang" tanya Ellka yang menyender di pundak Rey.
"Ikut, Jo, Rey dan satu orang lagi akan ikut juga, dan besok aku akan ajak kalian ke tempat yang seru" jawab Asya dengan senyum miring.
"Asyik maen nih" kata Jo Semangat.
"Apakah aku benar-benar boleh ikut kalian" tanya Rey ragu.
"Ikut saja, dan soal Dax dan yang lainnya kamu gak usah khawatir biar aku urus nanti" jawab Asya santai.
"Baiklah" jawab Rey.
Di belahan dunia yang lain.
"Tuan,... Dia akan datang" jawab seseorang itu.
"Dia kembali" tanya si pria tampan yang menatap hamparan kota malam itu.
"Benar tuan, dan besok dia bersama dengan yang lain akan berangkat ke kota ini" jawab seseorang itu.
"Terus awasi kesayangan ku, aku yang akan menyambut nya besok" jawab seseorang itu dengan senyum tipis yang makin menambah ketampanannya.
"Baik tuan" jawab seseorang itu mulai undur diri.
Tbc.
20.08.24

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Seorang Fudan
Short StoryCerita ini terinspirasi dari kak @pipinkeren Makasih ya kak udah izinin aku buat ngetik cerita nya 😁 Apa jadinya jika seorang Fudan ber transmigrasi ke dalam tubuh seorang anak dari sepasang sejenis? mari kita simak kisahnya....