Bab 11

9.8K 783 14
                                    

•• Selamat Membaca ••






Pagi ini Rey berangkat sendiri ke sekolah karena kedua orang tuanya sudah berangkat ke luar negri.

Namun wajah Rey saat ini sungguh tak enak di pandang karena aura membunuh, tak ingin di sentuh sangat terasa sekali.

Bahkan wajah imutnya tak membuat aura itu menghilang, Rey berjalan dengan wajah datar se datar dadanya si Dax.

Siswa-siswi sedang berbisik-bisik tentang Rey. Bahkan ada yang terang-terangan mengatai Rey namun Rey sudah jangan di tanya. Dia berwajah datar dan saat melewati mading Rey melirik ke mading yang sudah penuh akan kumpulan siswi-siswi yang sedang menggunjingkan nama Rey.

"Aku gak nyangka jika Rey seorang pelacur" perkataan siswi itu membuat Rey berhenti.

"Dia kan memang lonte, udah anak gay menjijikkan malah si anaknya juga seorang bitch cih,,.. Dasar keluarga menjijikkan" perkataan terakhir si siswi itu membuat Rey mendekati nya.

"Jika aku memang seorang bitch lalu apa kabar dengan ibu mu yang jual tubuh nya kesana kemari" tanya Rey dengan wajah polosnya.

Hey wajah Rey itu seperti bunglon yang bisa berubah secepat ia mengganti nada suaranya serta sikapnya yang tadi terlihat datar kini tampak sepolos anak kecil.

"Maksud lo apa bitch" marah si siswi dengan wajah marahnya.

"Itu sebuah fakta nona Della Feraskya" dengan mata berkedip lucu membuat siswi-siswi yang masih di sekitar mading menahan gemas.

Plak.

"Hallo bitch,.. Berapa semalam" dengan kurang ajarnya seorang cowok menampar pant** Rey dan bertanya soal tarif.

"Jika aku menyebutnya apa kau sanggup membayar nya Roy" dengan senyuman manis Rey keluarkan.

Semua siswa-siswi di sekitar situ menatap Rey tak percaya dan apa katanya tadi, Rey menjawab suatu pertanyaan yang bisa di simpulkan jika berita di mading itu kalau Rey seorang Bitch adalah suatu kebenaran.

"Memang nya berapa tarif lo bitch, paling cuma sejuta ya kan hahahah..." tawa Roy di ikuti teman-temannya membuat siswa-siswi yang masih mengerubungi Rey dan Roy makin menyoraki Rey seorang bitch menjijikkan.

"Hihihi,,... Kau salah Roy,.. Sejuta mah bukan tarif gue, bahkan uang jajan ku saja lebih dari sejuta dalam sehari" perkataan Rey membuat semuanya makin bertanya-tanya.

Bukankah Rey itu anak pasangan gay yang miskin, bahkan Rey masuk sekolah elit ini saja menggunakan beasiswa.

Tanpa mereka tau jika Rey sangat menutupi keluarga aslinya, dan mereka semua tau jika Rey anak gay karena ada seseorang yang pernah melihat foto keluarga Rey yang menunjukkan kalau Rey anak Dominic dan Levin dengan wajah keduanya yang tertutup.

"Memang nya berapa tarif lo sini gue bayar sekarang" dengan sombongnya seseorang berkata dengan suara dingin.

Menoleh ke belakang Rey menatap datar seseorang itu.

"Menyebalkan, kenapa dia kemari sih, kan gue gak bisa maen lagi" batin Rey menekuk wajahnya.

Seseorang itu yang melihat kelinci manisnya ngambek pun tersenyum geli, sungguh mengerjai Rey adalah hobi barunya mulai sekarang.

"Lo gak di ajak ya" kata Rey bersedekap dada.

"Kenapa? Bukankah semalem itu sesuatu yang memuaskan Rey" perkataan seseorang itu membuat Rey melotot kesal.

"Apa'an,.. Ngadi-ngadi ya lo,, sejak kapan gue muasin lo" marah Rey dengan tangan yang menunjuk wajah tampan seseorang itu.

"Ayolah baby,.. Jangan begitu... Apa aku harus menirukan desahan manja mu" dengan senyuman miring si pemuda tampan itu keluarkan.

"Anyink ya lo Dax,.. Gue aduin ke mama ya lo" marah Rey dengan wajah yang memerah kala mengingat kejadian kemarin sore sebelum kedatangan Dominic dan Levin.

"Mau ulangi lagi gak baby" bisik Dax makin membuat Rey langsung menendang tulang kering Dax dan pergi meninggalkan kerumunan siswa-siswi itu yang menatap tak percaya ke Rey yang berani sekali terhadap Dax si manusia berdarah dingin, cuek, menakutkan.

Dax hanya tersenyum melihat tingkat kelinci kesayangannya yang pergi dengan tingkah yang menggemaskan.

"Kalian bereskan rumor itu" kata Dax menyuruh kedua sahabat nya yang berada di sebelah nya.

"Hmm" jawab keduanya malas.

"Gue pergi dulu mengejar dia" kata Dax mengambil tasnya yang terjatuh tadi.

Tanpa menunggu jawaban kedua sahabatnya ia segera pergi menyusul Rey.

Kedua sahabat Rey menatap foto dan beberapa tulisan jika Rey menjual diri dengan bukti foto hubungan intim sesama jenis dengan wajah Rey yang terlihat jelas di foto itu.

"Jika kalian mendapatkan informasi teliti dan cermati itu berita benar atau tidak, jangan buat kalian semakin terlihat bodoh hanya karena berita hoax" perkataan panjang dan lebar yang untuk pertama kali keluar dari bibir seorang pemuda tampan sahabat Dax membuat para siswi-siswi menahan nafas.



Di tempat lain.

"Sepertinya aku meremehkan jalang itu, aku akan buat rencana selanjutnya buat menghancurkan mu Rey" gumam seseorang itu.

"Kau sentuh Rey, kau akan ku buat mati" gumam seseorang yang menatap seseorang itu yang sedang merencanakan untuk menghancurkan Rey.






Tbc.

15.08.24

Transmigrasi Seorang FudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang