BAB - 12

413 23 4
                                    

Koh mengatupkan giginya menyadari dia kalah dari Joe. Itu membuatnya semakin tidak puas dengan Joe.

"Joe, berikan bukumu pada Koh untuk ditandatangani," seru Brown. Joe buru-buru membuka tasnya dan mengeluarkan buku catatannya untuk diberikan kepada Koh yang kini berdiri dengan wajah cemberut. Matanya menatap wajah Joe seolah dia akan menelannya hidup-hidup.

"Terima kasih P' Koh karena telah memberiku kesempatan," jawab Joe sambil kembali menatap Koh. Koh tidak berani berbuat banyak karena Brown masih berdiri disana. Dia mau tidak mau harus menandatangani buku catatan Joe.

"Bagaimana dengan aku?" tanya teman Joe, Fluke.

“Kamu bisa datang dan memintanya malam ini,” jawab Koh singkat sebelum mendengus mengambil tasnya untuk berganti pakaian di ruang ganti. Teman-teman Koh juga mengikutinya. Brown melihat ke belakang Koh dan menggelengkan kepalanya.

"Sial, bagaimana aku bisa kehilangannya?" Koh menendang loker di ruang ganti dengan marah.

“Tenang, ini hanya kebetulan,” Tim meyakinkan temannya. Namun diam-diam dia berpikir dalam hatinya bahwa Joe bermain sangat baik. Apalagi selama ini mereka jarang berlatih. Oleh karena itu membuatnya terlihat agak lambat saat dimainkan.

“Bagaimana aku bisa tenang? Aku kalah dari anak kelas satu,” kata Koh dengan marah. Hatinya terbakar amarah. Lagi pula, dia tidak bisa melakukan trik apa pun karena Brown ada di sana.

"Kenapa Phi Brow harus macam-macam denganku, sialan?" Koh menggosok kepalanya ke depan dan ke belakang.

“Kamu mandi dan ganti baju dulu. Ayo belajar lagi,” ajak Tim. Koh duduk sambil mendengus beberapa saat. lalu segera mengambil pakaiannya ke dalam kamar mandi. Tim dan teman lainnya duduk di luar menunggu Koh. Keduanya terdiam sesaat saat melihat sosok Brown yang tinggi menghampiri mereka.

"Bagaimana dengan Koh?" Brown bertanya dengan suara pelan.

"Dia sedang mandi," jawab Tim.

“Phi Brown, ada apa?” ​​Tim langsung bertanya ketika Brown bergerak masuk ke dalam.

“Ada yang ingin kubicarakan dengan Ai Koh. Kalian tunggu di luar,” kata Brown dengan sikap normal.

“Apa yang akan kamu lakukan dengan temanku?” Tim bertanya, mengetahui cerita dari Koh. Jadi dia tidak begitu yakin apakah akan mengizinkan Brown berduaan dengan Koh.

"Jadi, apa yang ingin kamu lakukan padaku, ya?" Brown bertanya dingin sambil menatap wajah Tim dengan mata diam. Wajah Tim langsung menjadi stres.

"Phi Brown, menurutku..." Tim ingin memperingatkan Brown agar tidak terlalu terlibat dengan temannya. Tapi Brown sepertinya tahu apa yang akan dikatakan Tim.

"Jadi, kamu tahu segalanya tentang aku? maka kamu harus tahu bahwa setiap tindakan yang aku lakukan pasti ada alasannya. Aku mungkin sedikit ceroboh tapi bukan urusanmu kalau aku harus memberitahumu apa dan alasannya," ucap Brown dengan tenang namun suara dingin menyebabkan Tim langsung membeku.

“Jangan khawatir, aku tidak akan membunuh temanmu. Aku hanya akan membicarakan kompetisinya sekarang,” ucap Brown sebelum berjalan masuk tanpa lupa menutup pintu masuk dan segera menekan kuncinya.

Pasalnya saat ini belum ada yang datang menggunakan ruang ganti gimnasium fakultas. Tim berdiri ragu-ragu. Apa yang harus dia lakukan selanjutnya? Dia cukup tahu untuk yakin bahwa Brown tidak akan menyakiti Koh. Namun mengenai hal lain, Tim tidak begitu yakin.

Koh selesai mandi dan memakai handuk seperti biasa karena seragam pelajarnya disimpan di dalam lokernya. Namun saat berjalan menuju loker Koh terpana melihat Brown duduk di kursi kayu panjang di depan lokernya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LS : Koh & BrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang