Saat Koh memasuki kamar, Brown kemudian menjatuhkannya di sofa ruang tamu. Saat berbaring di sofa empuk Koh yang hendak membuka mulut untuk membentak Brown langsung membeku dan menyembunyikan kepalanya lalu berbaring di sofa.
"Ohh..," Koh mengeluarkan suara kepuasan. Karena dia sangat ingin tidur. Brown melihat ke pinggang Ko dan menggelengkan kepalanya ke depan dan ke belakang. Dia berjalan ke dapur untuk menuangkan air ke dalam gelas lalu berjalan kembali ke Koh yang sedang tidur lagi.
"Bangun dan minum air dulu," Brown menarik lengannya untuk duduk.
"Ugh.. ada apa denganmu? Biarkan aku tidur," gumam Koh dengan suara pelan kesal namun tidak mampu melawan kekuatan Brown. Koh duduk dengan wajah cemberut dan mata sembab.
“Minumlah air dulu, kamu banyak minum minuman keras, kamu akan merasa lebih baik. Pagi hari, aku yakin tenggorokanmu akan sakit. Setelah minum air, mandilah agar kamu merasa nyaman,” kata Brow sebagai dia memberi Koh segelas air.
“Aku tidak bisa tidur,” kata Koh dengan marah namun mengambil gelas itu dan minum banyak karena tenggorokannya juga terasa kering. Koh meletakkan gelas di atas meja di depan sofa dan berpura-pura berbaring namun ditarik lagi oleh Brown.
"Hah," Ko mengeluarkan suara terputus dari tenggorokannya, wajahnya kacau.
“Sudah kubilang bangun dan mandi dulu. Kalau tidak mandi baru tidur di lantai,” kata Brown lagi. Koh memandang Brown dengan mata kecil karena ketidakpuasan.
“Kalau begitu aku akan kembali ke rumahku,” kata Koh sambil bangkit namun terhuyung hingga hampir terjatuh. Untunglah Brown bisa menahannya terlebih dahulu.
“Jangan mempersulit Ai Koh, kemarilah,” kata Brown dengan suara tegas. Sebelum menyeret Koh ke kamar tidurnya. Koh menolak tetapi tidak berhasil. Mabuk menyebabkan dia terhuyung-huyung.
"Oi, kamu mau menyeret laki-laki pusing ke mana?" Koh berteriak lagi sebelum didorong ke kamar mandi oleh Brown. Koh bertindak untuk pergi.
Tiba-tiba!!!
"Ahh... Ahh... Ahh..!" Matanya langsung melebar kaget ketika Brown memutar pancuran di atas kepalanya sehingga menyebabkan dia tersedak air karena dia belum siap.
"Bagaimana kalau mandi bersamaku? Sudah kubilang berkali-kali untuk masuk dan mandi. Kamu tidak mendengarkan jadi aku harus bermain seperti ini. Buka bajumu!" Suara galak Brown kembali terdengar saat ia berpura-pura melepas baju Koh yang basah dan menempel di tubuhnya.
Sehingga membuat bagian atas dada kecilnya terlihat jelas dengan lekuk keras di bagian perut menonjol, cantik dan bugar bak atlet.
"Kamu gila... keluar," Koh menepis tangan Brown sambil menyeka air dari wajahnya. Brownjuga basah.
"Ugh," Koh menggerutu di tenggorokannya ketika Brow tiba-tiba mendorongnya ke dinding kamar mandi dan langsung menciumnya. Lidahnya yang panas dengan cepat menembus mulutnya sebelum Koh bisa menolak akses.
Lidah panas itu dengan lihai dimainkan dengan lidah kecil Koh yang menjilati ujung lidah dan menghisapnya hingga seluruh tubuh Ko gemetar. Meski ia merasa kedinginan karena air yang terus mengucur. Namun dada dan perutnya terasa panas membara. Tubuh Brown menempel di tubuh Koh. Keduanya memanas.
"Ummm... umm..." Erangan keluar dari Koh yang berusaha dia tahan tetapi tidak menyerah dan membalas ciuman Brown juga karena dia tidak ingin kehilangan muka. Hal ini membuat Brown merasa sangat puas.
"Hmm," erangan samar keluar dari tenggorokan Brown, menyebabkan Koh merasa terangsang dengan cara yang sama karena mabuk menyebabkan Koh sedikit ceroboh. Tangan Brown dengan cepat membuka kancing kemeja Koh sebelum ia melepaskan diri dari ciuman lalu menempelkannya ke lekukan leher Koh, menghisap hingga terbentuk tanda merah.

KAMU SEDANG MEMBACA
LS : Koh & Brown
RomanceBrown "Senior memerintahkanku untuk melakukannya" Koh "Memerintahkanku untuk tidur juga. Apa kamu gila?" ******* Brown "Kenapa kamu bersikap kasar sekali?" Koh "Oh! Aku seorang yang tangguh, jadi mengapa kamu mau macam-macam dengan orang yang tanggu...