“Enggak enak loh, nanya mulu. Barangkali kamu sibuk.”
Tch! Cegil satu ini ada saja strateginya. Bilang saja mau pendekatan jalur ngoding, pakai pura-pura segala. Lama-lama redflag juga ini cewek gila.
“Santai aja kali, sibuk ngapain coba? Paling nge-game.”
“Sibuk ngoding mungkin?”
Laksana terkekeh. “Emang aku kelihatan se-ambis itu?”
“Enggak tau, sih, nebak aja.”
“Biasa aja padahal, sama kayak yang lain.”
“Masa?” Asyela tidak percaya. “Ya, kan, sampai juara satu LKS tingkat nasional. Apa coba kalau bukan ambis?”
“Enggak pantas sebenarnya aku dapat itu.”
“Merendah untuk meroket apa gimana, nih?”
Tawa Laksana menyembur. Gadis di depannya ini nampak sangat agresif untuk pertemuan pertama kali. Bukan—pertemuan kedua—misi pertama pendekatan bagi Asyela.
“Ada, lah. Nanti juga kamu tau.”
Nanti? Kedua alis Asyela menukik tajam. “Tau apa, nih?” Tau kalau kamu ini programmer. Makanya enggak pantes dapatin itu? Lebih pantas jadi juri. Lanjut Asyela dalam hati.
“Tau kalau aku enggak se-ambis itu.” Laksana terkekeh. “Udah, nggak usah dipikirin. Nih, tinggal ngoding doang.”
Asyela mengambil alih laptop miliknya yang sedari tadi diutak-atik pemuda itu. Jendela Visual Studio Code yang katanya untuk ngoding itu masih kosong.
Apa yang harus gadis itu lakukan? Tentunya memanfaatkan halaman kosong tersebut untuk strategi selanjutnya mendekati programmer tersembunyi itu.
“Gimana coba cara ngodingnya? Kasih contoh dulu dari awal gitu.” Asyela memasang tampang bingung. “Sekalian dijelasin juga.” Alus sekali, ya, teman-teman. Bagus, kerja cerdas. Dasar cewek gila!
Laksana menyerahkan ponselnya yang menyala. “Coba kamu ketik ini dulu. Kalau udah, nanti aku jelasin.” Dia beranjak. “Aku ke toilet sebentar.”
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Page Title</title>
</head>
<body>
<h1>My First Heading</h1>
<p>My first paragraph.</p>
</body>
</html>
Dahi Asyela menekuk dalam. “Kok mirip sama notes yang aku dapat di Laboratorium waktu itu, ya?” gumamnya.
Pikirannya berkelana mengingat sebuah notes yang tertempel di dahinya kala itu. Apa benar itu perbuatan dari Laksana? Dan juga inisial 'LB' yang tertulis dalam buku biru miliknya yang sempat hilang.
Tapi, kan, dirinya dan Laksana berkenalan secara resmi baru beberapa hari yang lalu di UKS? Rasanya tidak mungkin jika Laksana pelakunya. Tidak ada gelagat mencurigakan saat pertemuan pertama mereka.
Ting!
“Don't be carried away by having dinner with him. Remember, you must complete our project immediately!”
Sebuah pesan masuk dari ponsel Laksana yang tak sengaja Asyela baca. Sedikit curiga, tetapi suara Laksana mengurungkan niatnya untuk melihat ulang notifikasi yang belum sempat dia ketahui si pengirim.
“Kenapa?”
Buru-buru Asyela menetralkan ekspresinya. “Oh, ini, ada pesan masuk. Barangkali penting, aku udah selesai ngetiknya.” Dia serahkan benda pipih itu kepada pemiliknya.
“Enggak penting,” kata Laksana setelah melihat ponselnya. Wajahnya nampak kesal, tetapi pemuda itu pandai memanipulasinya dan Asyela bukan orang bodoh untuk bisa menyadarinya.
“Sini, aku jelasin dulu.”
Laksana memindahkan bangku sebelumnya menjadi di samping gadis itu. Memudahkan dia untuk memberikan penjelasan. Namun, hal itu membuat debaran jantung Asyela menggila.
“Ini namanya source code. Kode kode itu nanti yang bisa dibaca sama komputer.” Laksana menunjuk layar monitor.
“Yang ada tanda <> itu namanya tag. Kalau yang nggak ada garis miring itu tag pembuka. Contohnya <html> itu pembuka, kalau </html> itu penutupnya. Sampai sini paham, nggak?”
“Hah?”
Penjelasan Laksana bagai angin lalu bagi Asyela. Raut wajahnya nampak serius, tetapi bukan tentang topik pembicaraan mereka. Melainkan sang empu yang sedang menjelaskan materi yang hanya jadi kambing hitam.
“Tegang banget kamu, santai aja kali.” Laksana terkekeh. Dia menyadari gelagat gadis yang baru dikenalnya itu sangat tegang kala tak sengaja pandangan mereka bertemu. Seperti kepergok sedang melakukan sesuatu yang salah.
Asyela tersenyum kaku. “Enggak kok, cuman bingung aja.”
“Html gampang kok, paling cuman butuh skill Bahasa Inggris aja. Nanti kalau udah lumayan paham, coba aja buat website sederhana.”
Hanya senyum tipis yang Asyela berikan. Membuat website sederhana? Tidak ada dalam pikirannya. Dan, apa tadi, skill Bahasa Inggris? Tentu kalian semua tau, kenapa Asyela memilih tidur daripada membuang waktunya untuk berpikir pada saat ujian TOEFL?
“Iya, hehehe. Nanti diajarin kamu, kan? Aku nggak bisa Bahasa Inggris.” Shut up, cewek gila! Benar-benar cerdas memanfaatkan celah peluang yang terlihat.
o∆o
TBC!
TERIMA KASIH YANG SUDAH SETIA MENUNGGU AUTHOR TIDAK PRODUKTIF INI!! 💋💋💋
SEMAKIN TERLIHAT BETAPA GILANYA SI CEGIL ASYELA INI?! 😭😭
KALAU KALIAN JADI LAKSANA, APA YANG KALIAN RASAKAN??? 👉🏻👉🏻👉🏻
SEE U DI NEXT PART!!!
o∆o
Central Java,
Saturday, 10 August 2024

YOU ARE READING
STALKER VS PROGRAMMER [TAMAT]
Teen Fiction⚠️ WARNING !!! 🚫 NO PLAGIAT !!! 🥇Rank: #1 - laksanabagaskara [2/3/2024] #1 - asyeladinatra [2/3/2024] #1 - screetadmirer [4/5/2024] #1 - cyber [10/6/2024] #1 - accounting [6/10/2024] #1 - programmer [23/12/2024] #1 - crush [26/12/2024] #1 - komedi...
d u a d u a ♡ p r o g r a m m e r
Start from the beginning
![STALKER VS PROGRAMMER [TAMAT]](https://img.wattpad.com/cover/362923467-64-k174347.jpg)