chapter 34

9.7K 471 20
                                    

Happy reading

•••••••


DORRR

"Akhhh" teriak nya saat merasakan sebuah peluru menembus perutnya.

"ELARA." teriak Erland. Darah mulai merembes keluar dari perut elara.

"Sayang, bertahan kumohon." Lirih Erland saat merasakan tubuh elara yang sudah lemas.

"Marco!!." Teriak Theo menghampiri pria yang memakai penutup wajahnya sehingga tak ada yang mengetahui nya. Theo menarik penutup itu lalu menghajar wajahnya.

"Kenapa kau menembak nya sialan, aku kan menyuruh mu untuk menembak Erland!!." Theo mencengkram kerah baju Marco yang hanya terdiam kaku.

Erland berdiri menggendong elara. Hendak membawa nya untuk kerumah sakit, namun ntah kenapa langkah nya terasa berat. Berkali-kali Erland terjatuh lalu berdiri kembali.

Ternyata benar, mau sebesar apapun badan mu jika itu menyangkut orang yang kita cintai akan terlihat tak berdaya.

"E-erland." Panggil elara dengan mulut yang mulai mengeluarkan darah.

"S-sayang bertahan lah demi aku dan Alden." Ucap Erland sembari menggenggam tangan dingin elara.

Elara menggeleng lirih. "A-ada satu h-hal yang harus kamu ketahui s-sayang. Apakah k-kamu percaya d-dengan transmigrasi?." Ucap elara terputus-putus rasa ini lebih sakit dari kecelakaan yang pernah ia alami dahulu.

Ini sudah waktunya untuk elara jujur sebelum akhirnya jiwa nya pergi meninggalkan Erland dan alden. Setidaknya jiwa nya pergi setelah memberikan Erland kasih sayang.

"Aku h-hanya jiwa yang tersesat k-kedalam tubuh istri mu, n-nama ku D-daniela gleentha kau harus mengingat nya. a-aku mencintai mu sebagai letta." Ucap elara sembari tersenyum manis.

"Kumohon jangan tersenyum sayang itu terlalu menyakitkan untukku." Batin Erland.

"D-dan satu lagi aku bahagia bertemu dengan mu Erland, kau ibarat c-cahaya yang d-datang dan mengusir kegelapan di sekeliling ku. j-jaga Alden ya d-dia masih membutuhkan mu, jangan jahat terhadap anak kita sayang, a-aku mempercayai mu." Tangan lentik elara menghapus air mata Erland dengan kasih sayang.

"Jangan pergi." Lirih Erland. Rasanya dirinya ingin menggantikan elara. Erland tak sanggup untuk berucap lagi.

Dirinya baru saja menemukan kebahagiaan, menemukan rumah dari segala rumah yang pernah ia temui. Dan menciptakan keluarga yang harmonis, lalu bercita-cita akan mengajak mereka berkeliling dunia bersama.

"M-maaf kan aku." Elara tersenyum sebelum akhirnya menutup matanya untuk selama-lamanya.

Tangan yang berada di pipi Erland terjatuh luruh. Menyisakan Erland yang histeris menangisi kepergian sang istri.

"Tidak!!! Kumohon jangan ambil istri ku." Teriak Erland mendekap tubuh kaku elara.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang