- d u a p u l u h -

658 115 22
                                    

Malam ini, hujan datang untuk menegur bumi yang dirundung gersangnya rindu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini, hujan datang untuk menegur bumi yang dirundung gersangnya rindu. Serindu Sunoo terhadap Sunghoon. Padahal mereka setiap hari bertemu.

Ia menoleh, menatap ke arah ranjang tempat sang suami tertidur pulas. Tanpa minat, tanpa ekspresi, seolah sedang menatap orang asing yang tak ia kenal sama sekali. Tak lama, ia mencampakkan pandangan lagi dan kembali mengamati rintik hujan di luar jendela. Hujan selalu membawa getaran aneh tentang kenangan. Sunoo setuju dengan arguman itu.

Kala menatap hujan malam ini, entah mengapa ingatannya kembali pada masa-masa ia sangat digandrungi para dominan. Bahkan seorang Nishimura Riki pun pernah ingin meminangnya.

Sunoo tersenyum simpul. Satu sekon kemudian, ia mendekati ranjang. Berdiri di dekat Sunghoon yang terjerembab dalam lelap dan menatap lekat padanya.

"Kau yang memilih jalan ini, kelak jangan pernah kau tanyakan mengapa kepadaku."

Bersama berakhirnya kalimat itu, Sunoo mengusap lembut pipi sang suami. Lalu memberinya kecupan yang diselingi bisikan;

"Aku mencintaimu, Park Sunghoon. Tetapi di atas segalanya, aku lebih mencintai diriku sendiri."

Dan begitu saja Sunoo berlalu. Mengurai langkah meninggalkan kamar menuju kamar yang lain. Milik kesayangannya -Lee Heeseung.

Heeseung baru saja mengenakan celana hitamnya ketika Sunoo masuk ke dalam kamar dan berpapasan dengan Jake di ambang pintu. Pria bermata puppy tampak sangat berantakan dengan rambut acak-acakan seraya mengusap bibir tebalnya yang membuat Sunoo seketika berpikiran kotor.

Ia menggeleng. "Lee Heeseung-ku, siapa yang mengajarimu senakal itu?"

Maaf, Yang Mulia Prince of Chaconne, tidakkah Anda sudi berkaca sebentar?

"Apa yang Anda lakukan disini selarut ini, Pangeran? Seharusnya Anda beristirahat," ucap Heeseung sambil mengancingkan kemeja putihnya.

Sedangkan Sunoo duduk menyilang kaki di sofa yang tersedia. Menatap serius padanya. "Boleh kutanya sesuatu?"

"Tentu saja, Yang Mulia. Katakanlah." Heeseung menjawab seraya menuntaskan acara ganti bajunya sebelum menghampiri Sunoo dan berjongkok di hadapannya. Menggenggam kedua tangan halusnya.

"Apakah Jake semenarik itu?"

Kedua alis Heeseung menukik heran. Tidak biasanya Sunoo tertarik dengan kepribadian orang lain karena ia percaya diri bahwa dialah yang terbaik.

"Tidak semenarik Anda, Yang Mulia."

Sunoo mengekeh. "Dasar pembohong."

"Lagipula kenapa Anda menanyakan hal seperti itu?"

Heeseung mengubah posisi duduknya. Ia meringsut duduk di lantai, membelakangi Sunoo dengan bersandarkan kaki sang pangeran. Seketika itu Sunoo merengkuh bahunya, memberikan kecupan di pipi.

[ SUNSUN ] DYSTOPIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang