Bab 7

10.9K 874 13
                                    

Jangan lupa Vote dulu sebelum membaca.


Welcome to My Story.





Di saat dia orang yang masih di dalam posisi Rey yang masih di bawah kukunggan si pemuda tampan. Tiba-tiba masuklah beberapa siswa, dengan salah satu siswa meneriakkan nama seseorang.

"Bang Alger... Eh..." teriakan yang di akhiri dengan terkejut.

Mendengar teriakan seseorang membuat Rey tersadar dan langsung mendorong tubuh si pemuda tampan.

Si pemuda tampan langsung terjatuh ke sebelah dan menatap kesal ke si penerima nama nya tadi.

"Eh,.. Hehe... Kita gak liat kok... Kalian lanjutkan saja..." perkataan pemuda mungil itu membuat wajah Rey datar dan segera pergi.

Tanpa berkata dan menoleh Rey berjalan melewati para siswa tadi yang baru masuk ke rooftop.

Kepergian Rey membuat si pemuda tampan yang bernama Alger itu merasa kehilangan.

"Siapa dia? Aku tak pernah melihat nya selama sekolah disini" batin Alger.

"Orang nya udah pergi bang" perkataan si bocil imut membuat Alger menatap nya dingin.

"Pengganggu" perkataan Alger membuat si bocil imut memegang dadanya.

"Ehek.. Hati dedek mas akit.. " perkataan lebay si bocil imut membuat si pemuda yang lumayan tampan ikut bicara.

"Jangan ya dek ya jangan... Sakit loh kalau jujur hahaha... " tawa si pemuda yang lumayan tampan.

"Heh... Kata-kata laknat mana yang lo pake alay banget" perkataan si bocil membuat si pemuda yang lumayan tampan itu menunjukkan HP nya yang masih menayangkan vt d apk yang menampilkan meme ~Jangan ya dek ya~ membuat si bocil imut cemberut.

"Geovan Reynold, siswa kelas 11 IPA 2 anak dari pasangan seorang gaya yang sering di bully oleh siswa-siswi yang ada di kelas maupun kakak kelas. Karena bagi mereka pasangan gay itu menjijikkan" sebuah penjelasan tanpa di minta keluar dari bibir sexy seorang pemuda tampan dengan kaca mata dengan satu tangan memegang sebuah ipad.

"Cari tau lebih lanjut Gio" perkataan Alger membuat Gio mengangguk paham.

"Cabut" suara seorang pemuda tampan lainnya membuat Alger mengangguk setuju.

Akhirnya mereka berjalan meninggalkan rooftop.

"Bang Alger ke kantin ya, Cio laper" dengan semangat si bocil imut berkata dengan menggandeng tangan si pemuda yang memakai kacamata Aka Gio.

"Hmm" jawab Alger singkat.

Mereka pun berjalan ke kantin. Sedangkan di kantin ada sebuah insiden yang membuat seorang pemuda tampan namun imut dan menggemaskan sedang bersedekap dada sambil menatap dingin seseorang yang ada di samping dengan jarak 3 langkah.

"Hiks... Ma-maaf... A-aku gak sengaja... " tangis gadis imut menatap takut ke si pemuda tampan namun lebih imut lagi dari si gadis di depannya.

Mengeluarkan HP dan menelfon seseorang.

"Hmm.. " jawaban dari sebrang telfon kala telfon sudah di angkat.

"Dad... Apa aku boleh mukul orang hari ini? " tanya si pemuda tampan dan imut serta menggemaskan dengan wajah polosnya.

"Jangan aneh-aneh kamu Rey" perkataan sangat daddy membuat Rey cemberut.

"Bolehin napa dad, tanganku dah gatel pengen nampol tuh wajah yang sok tersakiti" Rey berkata sambil duduk di atas meja yang sudah ia bersihkan dari mangkok dengan kaki di atas kursi.

"Jangan buat masalah, jika kau tak ingin membuat mommy mu menangis karena ulahmu itu" dengan tegas Dominic menentang perbuatan sangat putra yang cukup mengejutkan baginya.

"Ya udah aku tanya mommy saja" tanpa menunggu jawaban Dominic Rey segera mematikannya.

Sedangkan Dominic menatap datar ponselnya.

"Mang Jo es teh 1 dong sama seblak" teriakan mendadak itu membuat para siswa-siswi yang ada di kantin menutup telingga karena suara Rey itu memekakkan telinga.

Bahkan beberapa siswa tampan yang mau masuk ke kantin langsung berwajah datar, namun di salah satu pemuda yang tau jika suara itu berasal dari seseorang yang menjadi miliknya pun tersenyum dan berjalan mendekatinya.

"Jangan teriak nanti suara kamu serak" sebuah bisikan di dekat telingga Rey membuat si pemilik telinga langsung menoleh.

Cup.

Oke tahan tahan...

Sebuah ciuman tak sengaja itu membuat Rey berkedip lucu menatap seorang pemuda tampan yang bibir nya terkena kecupan dari Rey.








Tbc.

Jangan lupa Vote dan Komen.

10.08.24

Terima kasih.

Transmigrasi Seorang FudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang