06. Jalan Martoyudan

919 148 1
                                    

Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat jiplak😾🫵🏻


Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat jiplak😾🫵🏻☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





☆☆☆☆☆

20:00

Acara dimulai tepat setelah beberapa menit rena dan ina memasuki rumah besar milik maya. Sebagaimana acara malam pada umumnya, tak hanya wanita yang hadir disana tetapi juga ada beberapa laki-laki yang ikut merayakan meriahnya acara.

"Hei ren..." saut seorang wanita diikuti dua wanita lain dibelakangnya.

"Hai may, ramai juga yaa yang ikut hadir." Balas rena sembari menyalami maya serta kedua teman lainnya. Begitupun dengan ina yang ikut menyalami mereka bertiga.

Sesaat setalah melepas rindu karna hampir empat tahun tak bertemu, maya kemudian mempersilakan rena dan ina untuk masuk lebih dulu, menikmati hidangan sembari menunggu dibeberapa teman lainnya.

Sementara itu, berbeda dengan arsam. Pria itu bukan hanya malas masuk kedalam untuk mengikuti acara, bahkan untuk kembali ke lokasi acara saja dirinya tak kunjung bergerak dari duduknya.

"Saya dan dikta kesana duluan yaaa sam," saut bayu mulai beranjak dari duduknya, dengan diikuti dikta.

"Kita harap kau tak menyesal, karna tak mengikuti acara ini" imbuh dikta mengingatkan.

Arsam hanya mengangguk, lagi pula apa yang harus ia sesali? Rena juga sudah besarkan, bukan anak kecil yang butuh pengasawan tetap.

Kini bayu dan dikta tak lagi terlihat oleh pandangan arsam, keduanya benar-benar meninggalkan pria itu di caffe yang jaraknya memang tak tak terlalu jauh dengan rumah maya.

◇◇◇

Sesampainya bayu dan dikta di tempat acara, keduanya secara langsung disambut oleh maya dan dua teman yang berada dibelakang wanita itu. Saling menyapa meski tak ada yang perlu di bicarakan secara berlebih. Tetapi belum juga bayu melangkah masuk, dengan cepat gadis itu mencegat lengannya.

"Mas bayu, mas dikta, eum mas arsam kemana yah-? Ga ikut bareng kalian-?" Bayu sontak menoleh kearah dikta, menyadari lirikan temannya, barulah dikta yang maju dan berusaha menjelaskan Dimana laki-laki yang lawan bicaranya cari-cari.

"oh, itu may, eum, mungkin arsam akan datang telat. Iyakan bay" timpal dikta mencoba meluruskan sembari balik menoleh ke arah bayu.

"kalo gitu, kita msuk duluan ya may" imbuh bayu kemudian menarik lengan dikta.

Disisi lain, diwaktu yang sama kala maya terus saja menunggu kedatangan arsam yang entah kapan akan hadir. Arsam justru masih dalam lamuanannya, tak ada yang berubah dari posisi duduknya. Ia seakan berfikir seribu kali untuk memutuskan datang atau tidaknya ia ke acara yang maya buat.

Before ExpulsionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang