Prolog

106 23 26
                                    

10 tahun lalu ....

Seorang anak kecil dengan rambut panjang yang digerai, kulit langsat mengenakan dress coklat selutut sedang asyik memakan ice cream rasa coklat miliknya. Di sebuah bangku panjang, seorang wanita yang tak dikatakan muda, tetapi memiliki wajah yang masih muda.

"Sekarang udah enggak bosen, kan, Sayang?" tanya Elizza–neneknya. Indah bukan, panggilan sayang itu? Padahal, mereka bukanlah seorang ibu dan anak.

Namun, panggilan yang diberikannya sangatlah pesial. Hari ini bocah kecil itu–Putri benar-benar merasakan bosan di rumah karena tak ada Bunda. Bunda pergi ke rumah kemarin dan belum pulang.

Ting!

Suara notif terdengar dari handphone Elizza. Ia pun membukanya menampilkan kabar bahagia yang ditunggu.

"Sayang, ice cream-nya mau nambah enggak? Kalo mau nambah tapi ada satu syarat," ucap Elizza berusaha memancing Putri untuk pulang. Bocah kecil itu jika sudah di sini enggan diajak pulang, bahkan pulang harus larut malam.

Setelah membeli satu ice cream dengan rasa yang sama, mereka berjalan menuju rumah yang berjarak tek terlalu jauh. Hanya 5 menitan.

"Nek, itu mobil siapa?" tanya Putri penasaran. Bukannya menunggu jawaban dari Elizza, Putri malahan berlari kencang mendapati siapa yang keluar dari mobil itu. Dia Zenia dan Alfa yang sudah pulang.

"ADEK!!" teriak Putri berlari kencang.

Namun, tiba-tiba ia berhenti mendadak. "ADUH ICE CREAM KU!!"

Sayang sekali, ice cream yang baru dibeli sebelum Putri pulang itu tiba-tiba terjatuh persis di hadapannya. Di saat kesenangan menghampiri, kesedihan juga selalu membuntuti.

Ah, ia melupakannya begitu saja dan kembali lagi menuju adiknya di gendongan sang ayah, lalu memeluknya dari belakang begitu juga kepada Zenia.

*****

Cairan bening keluar dari manik biru Putri. Tempat ini mengingatnya pada waktu 10 tahun lalu, sebelum ada Devan–adiknya.

Keluarganya dulu dan sekarang sangatlah jauh berbeda. Panggilan khas itu kian memudar. Bahkan sudah jarang Putri dengar kecuali dari Bundanya. Bagaimana pun Bundanya selalu memberikannya lebih, di saat orang lain tak seperti itu.

Awan orenge sore telah tiba. Tak berasa Putri sudah satu jam berada di sini. Ia sangat ingin semuanya seperti dulu, keluarga yang harmonis, panggilan spesial, dan kebahagiaan dalam kesederhanaan, semua ada.

Berbeda dengan sekarang semua itu adalah keinginan yang tak bakal menjadi nyata, seolah-olah hanyalah mimpi belaka. Pikiran Putri menjelajah, rumah menjadi pertama kali ia ingat. 

Sekarang ia harus pulang ke rumah. Waktu yang mulai gelap harapannya pupus untuk mendapatkan keringanan atau hanya sekedar kesenangan hari ini.

Senin, 14 Juli 2024


Tbc.

Gimana prolognya?

Cukup? Baru awal sudah dibikin sedih, hiks.

Jangan lupa votmen yang banyak-banyak.

Akhir dari SemuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang