7

63.7K 748 7
                                    

Senja baru saja tiba di depan rumahnya, masih mengenakan seragam sekolah dan tas punggungnya Senja baru saja memegang gagang pintu ingin masuk ke dalam rumahnya beristirahat setelah pulang sekolah namun suara kendaraan membuatnya terhenti dan menoleh ke belakang.

"?"

Senja menghela napas panjang ketika melihat Edgar dengan setelan jas kantor rapi berjalan ke arahnya.

Pria itu mendekatinya. "Ayo masuk ke dalem," ajak Edgar tanpa malu mengajak Senja masuk ke dalam rumah gadis itu sendiri.

Senja menepis tangan Edgar. "Jangan masuk, ini rumah aku!" kata Senja berusaha tegas.

Edgar menatap Senja intens, hal itu membuat Senja bingung dan salah tingkah.

"Apa!" ujar Senja.

Edgar menyatukan kedua alisnya menatap Senja. "Kayanya beneran masih sakit ya? syukurlah aku bawa salep sama vitamin, aku juga bawa jus buat kamu," kata Edgar lalu menarik Senja masuk ke dalam rumah itu.

Senja terkejut Edgar menarik lengannya, tapi parahnya perih di area sensitifnya jadi timbul kembali. "Akh," desis Senja.

Edgar mengumpati dirinya sendiri yang membuat kesalahan. "Sialan, saya lupa," katanya lalu menuntun Senja perlahan masuk menuju kamarnya.

Senja melihat kecemasan dalam raut wajah Edgar yang sangat dekat dari pandangannya, pria itu dengan perhatian dan hati-hati namun cekatan membantu Senja berjalan tiap langkahnya.

"Sakit?" tanyanya.

"Sakit banget!" jawab Senja.

Edgar menghela napas frustasi. "Izinkan saya menggendong kamu Senja," kata Edgar meminta izin.

Senja menggeleng keras. "Ngga mau! awas aja kalo om maksa gendong aku!"

"Senja, jangan panggil saya om lagi..." pinta Edgar sambil membantu menuntun tubuh Senja berjalan.

Senja melepaskan tangan Edgar yang memegangi tubuhnya, lalu berjalan sendiri ke dalam kamarnya dengan sesekali meringis perih di kewanitaannya.

Edgar berjalan cepat menyusul Senja masuk ke kamarnya, dia mengeluarkan vitamin yang dibelinya untuk Senja.

"Vitamin ini buat pemulihan dan stamina tubuh kamu, saya beli karena kamu sangat lemah," kata Edgar.

"Lemah?" ulang Senja.

"Iya Senja, saya tak habis pikir padahal saya cuma memasukkan ke jantanan saya tanpa menggerakkannya tapi keadaan kamu seperti saya telah berbuat sesuatu yang brutal," kata Edgar sambil menggelengkan kepalanya.

"Edgar, itu beneran sakit tau? aku masih 18 tahun, aku masih perawan, aku masih rapet, dan... itu punya kamu tebel banget... pergelangan tangan aku kayanya kalah sama ukuran kamu," kata Senja pelan.

Edgar tertawa senang mendengarnya, itu seperti pujian untuknya, senang rasanya mendengar ukuran tubuh bawahnya disebut besar perkasa oleh Senja. "Yah milik saya memang besar dari kebanyakan orang, tapi... ini sebuah keuntungan bagimu Senja, tubuh saya sangat bisa dan mampu memuaskanmu darling."

Wajah Senja memerah malu, matanya melirik paha Edgar lalu ia lengsung memalingkan wajahnya ke samping.

Edgar menyentuh bahu Senja. "Masih kerasa sakit selang kangan kamu?" tanya Edgar.

Senja mengangguk. "Iya, sedikit perih."

"Saya bawa salep, ini bisa kamu oleskan pada va gnamu langsung," kata Edgar memberikan salep pada Senja.

"Hah? Gimana caranya?" tanya Senja bingung, tak tahu bagaimana mengaplikasikan salep pada area senitifitasnya.

Edgar tersemyum. "Saya bantu ya? saya janji ga akan macem-macem, hanya bantu kamu mengoleskan salepnya saja," kata Edgar berjanji.

Senja mengangguk, rasa sakit di area itu sangat mengganggunya, apalagi saat berjalan ia berjalan sangat aneh seperti pinguin.

"Buka rok sama celana dalam kamu Senja," suruh Edgar.

Senja tampak ragu-ragu, tapi patuh juga pada perintah Edgar.

Setelah Senja membuka pakaian bawahnya, Edgar membantu Senja mengaplikasikan salep pada area sensitif gadis itu, tak memakan waktu lama Edgar telah selesai.

Senja memeluk bantalnya, menutupi setengah wajahnya yang merah padam karena malu memperlihatkan tubuh sensitifnya lada lawan jenis.

Edgar mengambil sebotol juss buah yang sempat ia beli, mengocoknya lebih dulu agar gulanya tidak mengumpul pada satu tempat, kemudian memberikannya pada Senja.

Senja menerima juss buah dari Edgar, menyeruput juss buah yang segar di tenggorokannya. "Enak."

"Senja, saya cinta sama kamu."

"..."

•••

Besoknya Senja dan Keyla mencari sebuah gaun untuk acara prom night sekolah.

Saat memilih sebuah gaun, Keyla tiba-tiba mengeluhkan kelakuan ayahnya yang mencurigakan bagi Keyla.

"Papaku makin aneh, dia kenapa sih sebenernya," kesal Keyla.

"Papa kamu kenapa emangnya Key?" tanya Senja.

"Dia pernah buat coklat Senja, bayangin aja papa aku buat coklat Nja! Coklatnya dia cetak love love gitu," ujar Keyla mengingat waktu papanya membuat dapur berantakan karena membuat coklat.

Senja melebarkan matanya, sebulan lalu Edgar membawa coklat bentuk love padanya dan rasanya sangat aneh hingga Senja jadi waspada jika akan memakan coklat.

"Terus nih ya Nja, papa sering banget senyum-senyum ga jelas, itu bikin merinding banget aku ga terbiasa!"

"Aku juga nemu buku romance yang papa baca, jangan-jangan papa aku lagi jatuh cinta?" tebak Keyla.

Keyla menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ngga-ngga, aku ga mau sumpah."

"Udah Key jangan dipikirin om Edgar dulu. Kita fokus cari gaun aja ya sekarang? Ini aku nemu gaun ini kayanya bakal cocok dikamu gimana? kamu suka ngga sama desainnya Key?"

Keyla melihat gaun berwarna kuning yang Senja pegang. "Wow suka dong, apalagi sahabat aku yang pilihin jadi aku akan pilih gaun ini," kata Keyla.

"Loh kamu ga harus pilih gaun pilihanku Key," kata Senja.

"Ya udah sebagai gantinya gaun kamu juga aku yang pilihin gimana Senj?" tanya Keyla.

"Iya boleh," balas Senja.

Keyla mencari-cari gaun yang ukurannya pas dan cocok untuk Senja, lalu menemukan gaun berwarna biru langit yang indah.

"Ayo kita coba dulu gaunnya " ajak Keyla ke ruang ganti.

"Tapi ini terlalu mahal Key, pilihin aku yang murah aja ya?" ujar Senja setelah melihat tag harga gaunnya.

Keyla mengerutkan keningnya. "Ngga! Harus pake yang itu kamu! Ini aku aja yang bayar, udah sahabat aku jangan pusing gini dong Senj," ujar Keyla.

Keyla menarik lengan Senja ke ruang ganti untuk mencoba gaun yang mereka pilih, lalu setelah merasa cocok Keyla membayar kedua gaun itu.

"Tenang aja Senja, kartu papa isi uangnya banyak banget lho, ga bakal kurang," kata Keyla menenangkan Senja yang berekspresi tegang karena takut saldo dalam kartunya tak cukup setelah melihat tag harga gaun itu bisa membeli 2 buah motor keluaran terbaru.

•••
Update seminggu sekali diwp, udah lengkap dikryakarsa(link dibio)

Follow jga akun Diatasumur7 soalnya sering ilang

Terjebak ayah temanku (Edgar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang