Sebuah pertanyaan.
Bagaimana caranya untuk bahagia?
.
.
.
Seorang perempuan yang hidup tanpa kebahagaiaan, kini mendapatkannya dengan mudah. Caranya? Tidak ada.
Kebahagiaannya itu lenyap seolah ditelan bumi sejak ia lahir dan membuka matanya. Keh...
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
.
.
.
Setelah pembicaraan Gris dan Amora selesai, Gris langsung pergi meninggalkan Amora sendiri di tempatnya sekarang. Tak peduli nanti akan bagaimana, Gris hanya akan menjalani semuanya sesuai alur.
Alur yang ia buat sendiri.
Perpisahan dua perempuan itu, kini membuat salah satu dari mereka bertemu dengan seorang lelaki yang sering kali diceritakan sebagai protagonis.
Nathan.
Gris bertemu, lebih tepatnya berpapasan dengan lelaki itu di koridor kelas. Wajar mereka bertemu, mereka berada di satu sekolah, dan lagi Gris baru saja mememui kekasihnya, yaitu Amora. Dan Gris langsung berpikir jika Nathan pasti akan menemui perempuan manipulatif itu.
Tapi saat berpapasan, lelaki itu langsung mengeluarkan suaranya membuat Gris menghentikan langkahnya dan berbalik menatap lelaki itu. "Apa yang lo omongin sama Amora?" Tanya lelaki itu.
"Mending lo tanya orangnya langsung. Ga enak juga kalo gue ngasih tau rahasia orang lain. Dia pasti ngasih tau lo, mungkin. Secara kan, lo pacarnya." Gris tahu itu tidak akan terjadi. Apa jadinya jika perempuan itu mengungkapkan semuanya. Gris tahu itu tidak akan bisa dikatakan oleh perempuan itu.
Tapi Nathan, dia menatap Geis heran. Gris yang sejak dulu selalu mengejarnya benar-benar berubah, Gris sudah sangat jauh darinya. "Apa maksudnya lo ngelakuin hal kaya gini?"
"Untuk... Ini urusan gue, lo ga perlu tau. Kalo mau tau, lo tanya aja pacar malaikat lo itu." Gris menggantung perkataannya dan mengubahnya dalam sekejap. Rasanya tidak adil dan tidak seru jika langsung memberitahu lelaki itu.
"Bener-bener berubah..." Gumam lelaki itu dengan tatapan sendu.
"Kan gara-gara lo. Lo yang dulu sering maki-maki gue karna lo pikir gue jahat selalu nyelakain cewe lo itu. Dari pada lo terus-terusan diem dan malah jalanin drama cewe lo itu, mending lo cari tau aslinya dia gimana. Tapi itu pun kalo lo emang mau, terserah..."
Itu cukup untuk memberi Nathan clue tentang pertanyaan awalnya tadi.
"Di mana Amora?" Tanyanya setelah mendengar penuturan Gris yang memberinya saran untuk mencari tahu sikap asli Amora.
"Di belakang gudang, lo liat aja... Dia bersih dari tangan gue." Betul bukan? Gris tidak menyiksanya, jadi perempuan itu bersih darinya.
"Gue ga akan maafin lo kalo terjadi apa-apa sama Amora." Entah karena apa Nathan mengatakan hal itu pada Gris. Entah karena dirinya memang ingin dicemburui oleh Gris, atau dirinya memang tidak mau terjadi apapun pada Amora. Dirinya tidak mengerti dengan sikap dirinya sendiri.