chapter 31

9.6K 433 3
                                    

Happy reading.

••••••

"Mommy Al ingin telul." Alden menunjuk sepiring telur ceplok yang berada di atas meja makan.

Keluarga kecil ini tengah sarapan. Hanya ada Erland, elara dan Alden saja, karna sang ibu tengah bekerja pagi-pagi sekali. Semalam mereka bertiga tidur dalam satu kasur. Sungguh suatu kebahagiaan untuk keluarga kecil Erland.

Elara mulai meraih piring kemudian memberikan satu ceplok telur. Ia memotong-motong telur itu agar sang anak mudah memakannya

"Sudah?." Tanya elara.

"Emm." Balas Alden kemudian menyendok makanan nya ke dalam mulutnya.

"Sayang, mau tambah lagi?." Tanya elara melihat nasi yang berada di piring Erland telah habis.

Erland menggelengkan kepalanya. "Tidak sayang, aku sudah kenyang." Balas nya.

"Baiklah." Elara mulai membersihkan sisa piring kotor yang ada di meja membawanya ke wastafel. Ia mulai mencuci piring dengan diiringi suara Erland dan Alden yang tengah mengobrol.

"Daddy, kemalin na Al pelnah jatuh." Adu Alden memberitahu kejadian kemarin nya saat dirinya terjatuh dari sepeda dan nyungsep di semak-semak.

"Benarkah, Apa luka mu sudah sembuh?." Tanya Erland sembari menatap anaknya yang tengah memakan dengan mulut yang belepotan.

"Eum... mommy sudah mengobati nya." Seru Alden.

"lalu kau menangis?." goda Erland.

"T-tidak Daddy, Al itu kuat mana pelnah nangis." Bantah Alden.

"Aku tidak yakin." Balas Erland.

"Daddy, Al belkata jujul." Rengek Alden.

"Baiklah Daddy percaya."

"Sedang membahas apa ya, ko seru sekali mommy tidak di ajak nih?." Elara datang sembari membawa sepiring kue brownies coklat. Kemudian meletakkan nya di atas meja.

"No..no.... ini ulusan cowo." Ucap Alden dengan muka tengilnya.

Elara dan Erland terkekeh geli mendengar ucapan Alden.

Tangan Erland terulur mengambil sepotong kue brownies lalu memakannya.....

"Rasanya tak pernah berubah, sama seperti dulu." Batin Erland.

"Bagaimana rasanya?." Tanya elara.

"Enak, aku menyukai nya. Terimakasih sayang."

"Sama-sama."

Tok Tok tok

"Biar aku yang membuka nya." Elara beranjak membuka pintu. Ntah lah siapa yang bertamu pagi-pagi sekali.

Ceklek

Terlihat Marco berdiri dengan setelan jas kantor nya membawa satu paper bag.

"Apakah Alden ada di dalam?." Tanya nya.

Elara dengan keheranan mengangguk, bagaimana bisa Marco mendapatkan alamat rumahnya padahal setau nya ia tak pernah memberikan alamat rumahnya kepada Marco. Tapi.....ah sudahlah.

"Masuklah, dia sedang sarapan." Elara mempersilahkan Marco masuk.

Marco masuk dengan wajah yang berseri-seri tak sabar bertemu dengan keponakan nya yang menggemaskan itu. Wajahnya sangat lucu membuat Marco tak henti-henti nya ingin segera kembali bertemu.

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang