Bab 4

12.3K 945 5
                                    

Welcome To My Story...



Sebelum nya...

Sedangkan Dominic menatap sang putra yang kini tampak berbeda, ada apa sebenarnya? Putranya kini semakin banyak omong dan apa-apaan tadi, putranya seperti menantangnya saat di dalam pelukan sang istri.

Oh atau jangan-jangan. Memikirkan sesuatu yang tak pasti itu membuat Dominic menatap sang putra kesal.

Sedangkan Rey ia melihat tatapan bapak gay nya pun tersenyum miring tanpa di sadari keduanya.

Sekarang....

Pagi yang cerah untuk hari ini dan secerah senyuman Rey. Adapun kenapa Rey bisa tersenyum ceria karena ia akan pergi ke sekolah dan melihat apakah sesuai dengan pemikiran nya atau tidak.

Dan kini Rey sedang duduk di meja makan dengan menopang dagunya menatap penuh kagum ke sang mommy.

"Hentikan tatapan mu itu" sebuah suara akan sarat peringatan itu membuat Rey segera menoleh ke arah sumber suara.

"Kenapa? Apa daddy cemburu? " sebuah pertanyaan yang entah kenapa tepat sasaran itu membuat seseorang yang lebih tua itu mendengus kesal.

"Pftt... Astaga Dad,, kau cemburu terhadap putramu sendiri hahaha.... " sebuah tawa yang untuk pertama kali nya terdengar di rumah itu membuat para pekerja, bibi Rini dan juga kedua pasang suami istri itu terpaku.

Sebuah suara tawa lepas tanpa beban, suara yang selalu di nanti oleh seorang ibu yang melahirkan nya, sungguh ini sangat dadakan sekali.

Dominic selaku sang daddy nya Rey tersenyum tipis karena melihat tawa sang putra untuk yang pertama kali ia lihat. Hingga sebuah suara yang lembut mengalihkan tatapan Dominic teralihkan ke sumber suara dan Rey menghentikan tawanya sambil menghapus air matanya.

"Kelihatannya anak mommy bahagia sekali" suara lembut itu membuat Rey menatap nya penuh gemas.

"Mommy tau, Rey sangat bahagia sekali, dan Rey ingin selalu menampilkan senyum dan tawa Rey ke Daddy dan mommy" ungkapan yang penuh kecerian membuat hati seorang Levin menjadi terharu.

Ia langsung memeluk tubuh Rey penuh sayang, selama ini Rey begitu pendiam, jarang tertawa lepas seperti sekarang, bahkan putranya ini sangat tertutup selama ini.

Oleh sebab itu hari ini Levin begitu bahagia melihat sang putra mulai menunjukkan sebuah perubahan yang sangat di nantikan oleh Levin.

Bahkan sangking bahagianya ia sampai menitikkan air mata dan itu membuat Rey langsung menghapus air mata Levin.

"Mommy kenapa menangis, please don't cry mom" kata Rey menghapus air mata Levin.

"Pa... Ehm maksud mommy, mommy cuma bahagia sayang, tetap seperti ini ya" kata Levin memegang tangan Rey yang ada di pipinya.

"Kalian berpelukan tanpa daddy? " sebuah pertanyaan membuat Rey menoleh.

"Daddy gak di ajak wlee..." kata Rey sambil menjulurkan lidahnya.

Oke mungkin sekarang Dominic harus menyetok kesabaran yang banyak untuk menghadapi tingkah baru sang putra.

Setelah acara pelukan kini Rey makan bersama dengan sang daddy dan Levin.

"Dad" panggil Rey setelah minum.

"Hmm" hanya itu yang keluar dari Dominic yang masih asyik menikmati kopi buatan sang istri.

"Beliin aku moge dong" dengan menopang dagu Rey menatap sang daddy dengan full senyum.

"Tidak" jawaban Dominic membuat Rey menatap nya datar.

"Ya udah, aku minta mommy aja... Ya kan mom" dengan mengerling meminta persetujuan sang mommy.

Levin yang mendapatkan serangan seperti itu hanya terkekeh kecil karena sang putra sedangkan Dominic mendengus menatap Rey.

"Nanti sore" jawaban Dominic membuat Rey menatap nya julid.

"Dihh,, tadi bilang gak. Sekarang bilang nanti sore, dasar plin plan" perkataan Rey membuat wajah Dominic yang datar semakin datar.

Sedangkan Rey hanya terkekeh kecil dalam hatinya.

"Ternyata seru juga hidup dengan keluarga ini, tapi aku gak sabar ingin melihat keuwuan mereka berdua, apakah daddy bucin banget ke sang mommy Levin dan kita liat saja nanti" batin Rey dengan senyuman yang terukir di wajah tampan plus cantik miliknya bahkan kiyowo banget.







Tbc.

19 Juli 2024

Transmigrasi Seorang FudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang