Part 1

37.2K 1.4K 9
                                    

Author POV

Seorang pria terlihat keluar mobil dengan terburu. Ia tak peduli dengan rintik hujan yang kini sudah membasahi kemeja The Executive-nya yang baru ia beli seminggu lalu. Dua tas terakhir dalam bagasi mobilnya diambil bersamaan dan ia langsung berlari masuk ke dalam gedung kantornya setelah mengunci pintu. Laki-laki itu tampak tak peduli dengan sapaan karyawan-karyawan kantornya karena yang ia pikirkan hanya seseorang.

Lift yang tak kunjung terbuka, membuat laki-laki berumur dua puluh tujuh tahun ini mengetuk-ngetukan ujung sepatunya ke lantai. Karna tak sabar, ia merogoh saku celananya dan memencet beberapa tombol di screen iPhonenya. Nada sambungan telpon terdengar beberapa detik kemudian.

"Halo..." sahut sebuah suara di seberang yang disusul dengan suara tangisan meraung-raung di belakangnya. Hatinya terasa seperti ditusuk ribuan panah saat mendengarnya. Ia tau, seseorang yang paling disayangi nya sedang menunggu kehadirannya disana.

"Bagaimana keadaannya?" tanya pria itu parau seolah suaranya tercekat. Tidak perlu bertanya padahal untuk mengetahui pemilik hatinya tidak dalam kondisi baik. Pintu lift tiba-tiba terbuka. ia langsung masuk dan memencet lantai teratas gedung ini.

"Tidak begitu baik, Pak. Sedari tadi tangisnya belum berhenti dan—"

"Saya sebentar lagi sampai. Tolong jaga dia" pip. Sambungan dimatikan. Beberapa orang yang baru masuk ke dalam lift langsung merunduk ketika melihat pria yang telah basah ini. Aura negatif yang dipancarkanya begitu kuat sehingga mereka yang baru masuk lift, memilih untuk keluar sebelum mereka mencapai lantai tujuan mereka.

Tepat dilantai 15, ia itu keluar lift. Lari begitu saja memasuki sebuah ruangan yang berada di ujung  sebelah kanan. Brak! Dibukanya kasar pintu tersebut. Dua tas yang sedari tadi ia bawa, di lempar ke sofanya asal. Pria itu mendekati sebuah sofa dimana gadis yang ia cintai menangis kemudian memeluknya erat.

"Sshhh, jangan menangis sayang" di tepuk-tepuknya punggung yang bergetar tersebut.

"Tolong beritahu kalau 5 menit lagi saya akan memulai rapat. Kamu tunggu saja di ruang rapat" ucapnya pada seorang wanita yang tadi ia telpon.

"Baik, Pak. Saya permisi" tanpa menggubris ucapan wanita yang masih bingung itu, ia mengeratkan pelukannya.

"Maaf, kamu pasti kaget ya? Maaf sayang" dielusnya puncak kepala yang berada di dadanya. Kemudian dengan perlahan ia meletakannya di sofa karena merasa ia telah tertidur, namun belum seluruh badannya berada di sofa, ia kembali menangis. Pria itu menghela nafas, antara bingung dan sedih. Diusapnya kedua mata indah tersebut. Sang pemilik mata terdiam ketika berada di pelukan pria setengah basah itu.

Mau bagaimana lagi, pikirnya. Secepat kilat ia mengganti baju dan jasnya yang basah kemudian tangannya mengambil sebuah benda yang ia bawa untuk berjaga-jaga. Setelah di pasang dengan baik, ia berjalan menuju ruang rapat. Tatap mata seluruh karyawannya langsung tertuju pada Wakil Direktur Ferdi Corp ini. Tak ada yang berani mengeluarkan sebuah suara sebelum ia masuk ke dalam ruang rapatnya.

Tatapan aneh dari karyawannya tak berhenti hingga masuk ke ruang rapat. Semua Manajer di perusahaannya menatap dengan pandangan bingung dan kaget. Untuk pertama kalinya, seorang Hanif Ruzgav Ferdinand, mengagetkan kantor ini bukan dengan berita pencapaian karirnya.

"Hm selamat siang semua" ucap Hanif tegas. Orang-orang yang mengikuti rapat langsung tersadar kembali dengan kegiatannya.

"Maaf untuk keterlambatan saya karena ada hal mendadak yang harus saya kerjakan. Saya harap dengan kehadirannya disini, tidak mengganggu rapat kita siang ini" Hanif seakan mengerti tatapan bingung karyawannya. Ia menghela nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Perkenalkan, ini putri pertama saya, Adriana Kanifa Merlian Ferdinand" ucapnya sembari mengelus puncak kepala seorang anak yang berada di gendongannya.

-tobecontinue-

My very first part. Mau ngucapin terimakasih buat The Real Cast yang namanya rela aku pake buat cerita ini. Buat first, second, dan pembaca/komenters/voters selanjutnya. Kritik dan saran sangat aku tungguuu. Always remember that reading can change your mindset-cheesybiten

ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang