Siang ini matahari bersinar begitu terik, membuat orang-orang malas beranjak keluar. Kota Jakarta semakin panas dari tahun ke tahun. Berjalan-jalan di luar bukan lagi opsi menarik bagi sebagian besar orang.
Seperti halnya bagi para penghuni salah satu kampus swasta bergengsi di pinggiran kota. Baik dosen, mahasiswa, maupun staf kampus lebih milih berdiam diri di ruangan yang dingin. Entah itu perpustakaan, ruang-ruang kelas, kantor, atau bahkan lorong-lorong dalam gedung lab.
Tapi seorang gadis sepertinya lebih senang menikmati angin alami yang berhembus kencang di tepi danau kampus. Amora Krishna Kakarauri namanya. Mora, begitu ia disapa. Seorang gadis belia yang baru mencecap tahun pertamanya sebagai mahasiswi.
Di siang dengan panas menyengat ini Amora memilih untuk duduk di salah satu dek pinggir danau. Ia duduk di sisi kiri dek yang mengarah ke timur, sedikit jauh dari ujung dek. Kaki telanjangnya bergoyang, menyentuh permukaan air sesekali, menimbulkan riak lembut tanpa kecipak.
Amora memandang lurus ke depan. Pada hamparan air danau yang legam, juga pada pepohonan rindang yang tumbuh rapi di sepanjang jalan taman. Berkat pohon-pohon besar itulah Amora tidak merasakan sengatan matahari di kepalanya.
Desau dedaunan yang saling bergesekan, hembusan angin sejuk yang bermain dengan ujung-ujung rambutnya, dan suara tonggeret yang entah berasal dari mana. Semuanya membawa Amora pada rasa damai yang tidak ingin ia sudahi.
Terbawa suasana penuh ketenangan itu, Amora mulai bersenandung kecil. Suaranya yang halus seolah menciptakan suasana magis di sekitar danau. Angin membawa nyanyian itu pada telinga seseorang.
Seseorang yang lebih dulu menempati sudut dek yang cukup tersembunyi karena rapatnya tanaman semak di sana. Seseorang yang sebelumnya tidak peduli dengan keberadaan Amora dan memilih memejamkan mata untuk tertidur.
Seseorang yang akhirnya merasa terusik dengan nyanyian yang terdengar begitu menyedihkan sampai dirinya terbangun. Menelisik ke segala arah, kemudian mendapati Amora, gadis yang dikenalnya sebelum ini, bernyanyi dengan lelehan air mata di pipi.
"The sound of a human heart breaking... is too quiet." (Suara hati manusia yang patah... terlalu sunyi)
"People can't realize until it's too late." (Orang-orang tidak dapat menyadari sampai semuanya sudah terlambat)
"..."
Orang itu mengamati Amora menunduk dalam, tergugu dalam tangisnya yang diam-diam. Hembusan angin kencang menerbangkan dedaunan kering, membawanya pada danau, berjatuhan pada permukaan air.
"Let's search for it, relying on the light glimpsed, through the crevices of the rubble." (Mari kita mencarinya, dengan mengandalkan cahaya yang terlihat sekilas, melalui celah-celah reruntuhan)
Suara gemetar Amora kembali terdengar.
"The reason to live... whispered softly, to the crow of that day." (Alasan untuk hidup... dibisikkan dengan lembut, kepada burung gagak pada hari itu)
Sebuah isakan lolos dari bibir Amora.
"Both you and I, isn't it too early for us to die?" (Baik kau dan aku, bukankah masih terlalu dini bagi kita untuk mati?)
(Song: Crow by Upiko)
Srak!
Amora menoleh cepat ke arah belakang, pada suara ranting-ranting yang terinjak. Matanya melebar menyadari ada orang lain selain dirinya di dek ini. Terlebih, Amora mengenal orang itu.
Tapi Amora tidak bergegas pergi, beranjak dari duduknya di tepi. Ia hanya terus memandang dengan mata yang menyorot kosong dan hampa. Orang itu juga sama, hanya diam memandangi gadis di depan sana dengan sorot lurus dan datar. Orang itu kemudian tersentak saat bibir Amora melengkungkan sebuah senyuman.
Orang itu lantas berjalan pergi, membawa kaki-kaki panjangnya meninggalkan dek. Meninggalkan Amora dengan senyumnya yang masih bertahan. Senyuman yang berhasil mengusik pikirannya sampai esok hari, dan esoknya lagi, dan esoknya lagi.
Senyuman terakhir yang menghantui hidup orang itu dengan begitu lama.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU
Teen FictionAmora cinta mati dengan Allister. Tidak, lebih tepatnya, ia tergila-gila dengan lelaki populer di SMA-nya tersebut. Segala cara Amora lakukan untuk mendapatkan Allister. Termasuk, merundung seorang siswi beasiswa bernama Hana yang mendapat perhatian...