01. Mereka dan Kejamnya Semesta

112 34 4
                                    

Cobalah untuk belajar menghargai hal-hal kecil ya frend,
Contohnya kasih semangat ke Ayya dengan vote dan komen:).

•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•

“Aku punya salah apa sama kalian, sampai kalian segitu enggak sukanya sama aku?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku punya salah apa sama kalian, sampai kalian segitu enggak sukanya sama aku?”

Yoona baru saja masuk ke dalam kelas, Namun, ia sudah di suguhi sebuah dorongan keras yang membuat punggungnya menghantam dinding. Yoona tidak tahu perlakuan apa yang akan ia dapatkan kali ini.

“Hah!”

“Apa sih gak jelas. Kalo orang ngomong tuh jawab! Budeg lo?!”

“Oh iya, gue lupa. Lo, kan bisu,” Si pelaku kemudian menutup mulutnya. Berpura-pura salah bicara. “Tuli juga, kan?” Di lanjut dengan tawa yang menggelegar.

Semua orang yang berada di kelas ikut tertawa. Sedangkan Yoona, ia hanya diam sembari menundukkan kepala. Perkataan sarkas seperti itu sudah biasa Yoona dapatkan. Tentu saja sangat menyakitkan, tapi Yoona tak sedikit pun ingin melawan.

“Hari ini jadwal piket gue. Gue mau lo yang bersihin kelas, ngerti?!”

“Kenapa harus aku?”

Gadis yang menjadi lawan bicara Yoona menyunggingkan senyum miring lalu mendekat dan menarik surai cokelat panjang milik gadis itu. “Orang cacat tuh harusnya nurut aja, gak usah banyak ngebantah!” ucap gadis itu sarkas. Tak ada satu pun orang yang menghentikan aksi tersebut. Mereka seakan menjadikan ini sebuah tontonan yang menyenangkan.

Yoona terlalu lemah untuk melawan. Jika bisa, Yoona sangat ingin berteriak di hadapan mereka semua bahwa ia juga manusia dan ingin di perlakuan selayaknya manusia. Bukan seperti ini. Apa salahnya jika ia terlahir cacat? Apa salahnya jika ia tidak bisa berbicara? Terlahir cacat bukanlah keinginan Yoona. Jika bisa memilih, Yoona juga ingin memiliki fisik yang sempurna seperti mereka. Tapi Tuhan memberikan sebuah kekurangan ini untuknya.

“Eh apa-apaan kalian?!”

Bertepatan dengan itu, Jaegar datang membelah kerumunan yang sedari tadi sudah menjadi objek perhatiannya. Jaegar baru menyadari jika yang tengah mereka kerumuni adalah Yoona.

“Wah pahlawannya datang,” kata gadis itu terkekeh pelan.

Gadis berambut bronde tersebut bersedekap dada sembari menatap Jaegar dengan senyum mengejek. Sedangkan lelaki itu hanya balik menatapnya dengan pandangan datar. Tidak hanya Jaegar, tetapi Jevano, Haikal dan temannya yang lain juga ada. Mereka memang selalu bertujuh kemana pun. Bisa dikatakan, mereka adalah sohib yang tak terpisahkan.

“Berisik lo!” ucap Jaegar sedikit menyentak. Jaegar sudah benar-benar marah dengan perlakuan mereka terhadap Yoona.

“Sok berani banget lo. Penyakitan aja banyak tingkah!”

PESAWAT KERTAS: ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang