❈ ⟦ 3. Kerja Sama ⟧ ❈

52 42 3
                                        

❈☬❈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❈☬❈

Begitu membukanya, Rewa menemukan banyak baju yang masih disegel dengan plastik bening dan masing-masing plastik sudah diberi nama untuk orang yang akan menerima baju tersebut. Rewa mengeluarkan semuanya karena isinya tidak begitu banyak, dia menemukan 2 baju dengan namanya di permukaan plastik bening. Sejenak dia menatapi Victoria yang masih berdiri di dekat lemari koleksi barang-barang kuno milik Alora, gadis itu hanya tersenyum.

Senyumannya yang cantik, membuat Rewa tidak sanggup menatapnya lama-lama. Sebelum dia menjadi gila, Rewa buru-buru membuka plastik dengan namanya itu dan menemukan sweater hitam polos ukuran XL dengan aroma yang sangat asing di hidungnya. Singkirkan rasa asing terhadap aroma baju baru, yang penting adalah ketulusan seseorang yang memberikannya. Dengan malu-malu, Rewa menatapi Victoria yang ternyata memperhatikannya sedari tadi untuk mengucapkan terima kasih. Tapi mulutnya terlihat tertahan.

"Bagaimana menurutmu? Kau suka?"

Rewa mengangkat sweater itu untuk memperhatikan detail bahannya, sebenarnya dia hanya menutupi wajah canggungnya dari tatapan Victoria. "Iya, aku suka. Pasti harganya mahal, terima kasih, Victoria."

"Sama-sama, kau harus selalu memakainya. Sekarang 'kan sedang musim dingin, selimut saja tidak cukup untuk menghangatkan diri sendiri. Aku membeli sweater paling tebal dengan bahan yang lembut, semoga ukurannya sesuai denganmu."

"Aku pasti akan selalu memakainya, karena ini pemberianmu yang paling berharga," jawab Rewa yang masih menutupi wajahnya dengan sweater pemberian Victoria. Gadis itu masih tidak menyadari, dia tersenyum senang melihat Rewa yang sangat menghargai pemberiannya.

❈☬❈

Perbincangan yang terasa asing di depan mata Zaiten dan Lyon, masih berlanjut sejak 3 menit yang lalu. Tanpa merasa kesulitan, Denji sudah bisa menangkap beberapa informasi penting dari anak kecil setengah unggas itu yang ketakutannya sudah mereda. Bahasa latin yang dikuasai oleh Denji, membuatnya memiliki pengalaman mengesankan karena berinteraksi dengan makhluk setengah unggas yang dia pikir hanya ada di masa lampau jutaan tahun lalu.

"Sudah selesai bicaranya?" tanya Zaiten begitu Denji berdiri setelah terduduk di depan makhluk setengah unggas itu.

"Apa kalian masih ingat insiden peledakan yang disebabkan oleh Sarbirus? Yang membuat seluruh ikan terlempar dari dalam sungai dan berakhir terdampar di pinggir sungai?" Sejenak, Zaiten dan Lyon memikirkannya. Insiden itu sudah berlalu cukup lama, mereka menganggukkan kepalanya secara bersamaan.

"Nah, akibat ledakan itu, air sungai menjadi tidak terkendali dan ganas hingga menghancurkan tempat tinggalnya. Dia tinggal di sekitar hutan ini dan membangun tempat tinggal baru, anak ini ikut dengan induknya untuk berburu hewan. Sama seperti anak manusia, dia juga punya rasa penasaran yang tinggi terhadap rumah kalian. Anak ini masuk dan mengacak-acak dapur hingga menemukan bahan makanan kalian di kulkas."

Genosida Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang