21 - Pinky Promise

42.1K 3.2K 89
                                    

haloww ₍ ᐢ.ˬ.ᐢ₎ selamat malam semuaa~

Happy Reading!
-✦◌✦-
🐻🤎

Terpaan sinar matahari pagi menerpa lembut seluruh penjuru kota Shanghai, yang pada tengah malam tadi sempat dilanda oleh hujan lebat. Hawa sejuk yang menusuk sampai tulang menemani sepanjang malam, kini perlahan lenyap digantikan oleh hangatnya cuaca pagi ini.

Di Mansion keluarga Wang. Lovisa yang selalu bangun lebih dulu untuk membuat sarapan, kini baru selesai memoles makeup tipis pada wajah cantiknya. Kemudian, ia beranjak dari meja rias untuk segera turun kelantai bawah. Namun, begitu Lovisa hendak membuka pintu kamar, ia di kejutkan oleh tarikan kecil pada dress hitam yang ia kenakan.

"Loui, kenapa sudah bangun?" Lovisa segera berbalik, berlutut dihadapan Lou yang menatapnya dengan wajah mengantuk dan mulut tersumpal pacifer.

Semalam, karena rahasianya terbongkar, Levan dan Lovisa kesulitan membujuk anak itu agar berhenti mengamuk. Mereka meyakinkan bahwa tidak apa-apa memakai botol dot dan pacifer, karena Eve tidak ada disini jadi tidak akan tahu. Lovisa juga telah berjanji, tidak akan lagi membocorkan rahasia sifat bayinya ini pada siapapun. Yang ingin disembunyikan dan dianggap aib oleh si bayi beruang sendiri.

"Mawu ikut." Lou berucap dengan suara parau, menguap kecil seraya mengusap pelan mata bulatnya yang terasa berat.

Lovisa mengulas senyum hangat, merapikan rambut halus si bayi yang berantakan, kemudian meraih tangan kecilnya kedalam genggaman. "Ayo, nanti Mama buatkan susu."

"Papa?" Lou menoleh keatas kasur, menatap Levan yang masih terlelap damai dalam tidurnya.

Akhir-akhir ini, Lou semakin sering tidur bersama Mama dan Papa. Rasa bersalah dan penyesalan yang begitu mendalam, benar-benar membawa perubahan drastis pada sikap serta sifat keduanya. Hubungan mereka kini semakin erat, rasa canggung diawal telah digantikan oleh rasa candu untuk terus memanjakan sang bungsu bungsu.

"Ini masih sangat pagi, kita biarkan Papa istirahat lebih lama, oke?" Lovisa membuka pintu kamar, menggandeng si bayi melangkah keluar kamar.

Dengan mata sedikit terpejam dan bibir mungil terus bergerak mengemut pacifer, Lou mengangguk-angguk pelan. "Okwe." gumamnya pelan.

✦◌✦

Lou duduk pada kursi meja bar dapur, menumpukan kepalanya keatas meja dengan mata terpejam. Lovisa yang baru selesai membuatkan susu, berjalan menghampiri seraya mengguncang botol dot berisikan susu strawberry ditangannya.

"Kenapa sudah bangun jika masih mengantuk, hmm?" Lovisa memeriksa dahi serta mengusap pipi chubby si bayi, untunglah panasnya sudah benar-benar turun.

Lou mengerjap pelan, melepas pacifer yang menyumpal mulutnya. "Susu." ucapnya, menatap sang Mama Dnegan mata berbinar.

"Sudah lapar, ya?" Lovisa dengan iseng mencubit kecil pipi chubby si bayi, sebelum kemudian memberikan botol susu ditangannya.

Lou menegakkan tubuh, memegang botol susu dengan kedua tangan kecilnya. Saat ia hendak mendekatkan botol susu pada mulut mungilnya, ia tiba-tiba menoleh pada Lovisa yang setia menatap dengan senyuman manis wanita itu.

Lou memicingkan mata curiga. "Mama jangan bilang-bilang Eve lagi."

Lovisa terkekeh. "Tidak akan, semalam kan Mama sudah janji." yakinnya mengangkat jari kelingking. Mengingatkan si bayi, bahwa semalam mereka telah melakukan janji kelingking.

LOUISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang