COMPLETED
Mengenai Seokjin yang tiba-tiba di mintai untuk menerima perjodohan dari seorang kolega ayahnya. Ia tidak suka dijodohkan, bahkan ia bisa saja menolak perjodohan tersebut. Namun Seokjin lebih memilih untuk menerimanya. Gadis penyuka bunga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mengapa Seokjin tidak mengerti, mengapa seisi rumah ini juga seakan tidak mengerti. Leyla tidak hanya sakit karena kebohongan Seokjin, tapi gadis itu juga seakan memiliki ketakutan yang bahkan nyaris dikatakan trauma manakala ia menyadari bahwa kisahnya sama seperti ibu dan ayahnya dulu. Bagaimana ayah mengkhianati ibu dan menggandeng seorang anak dari wanita lain seperti apa yang dikatakan Yumi tempo hari padanya. Apalagi jiwanya semakin hancur manakala tindakan tak senonoh Seokjin malam itu membuatnya ketakutan hingga sekarang. Bahkan ia mengusir Seokjin dari kamar itu manakala pria itu menawarkan sebuah pelukan.
Tapi kakek dan Taehyung seakan membiarkan pria itu menemui Leyla terus menerus, buktinya saja malam ini Seokjin bahkan dibiarkan masuk. Sejak pertengkaran mereka, tidak sedikitpun rasa sesak dan sakitnya berkurang. Bahkan malam ini pun manakala dirinya melihat sang istri yang memeluk lututnya diatas ranjang dengan tatapan kosong itu kian membuatnya merasa sakit. Tidak pernah sedikitpun dibenaknya terpikir kalau semua akan berantakan seperti ini. Ia mengambil langkah yang salah sudah dari jauh-jauh hari dan sekarang buah dari kesalahannya tengah merusak semua yang pria itu usahakan agar baik-baik saja.
Nyatanya Seokjin kembali menghancurkan seorang wanita, menghancurkan harapan dari seorang wanita. Ia lagi-lagi melakukannya dan ia benci itu. Tapi kendati ia tau kesalahan ada padanya, ia ingin tetap egois agar Leyla tidak pergi. Leyla harus tetap bersamanya.
Leyla menolak kasar tangan Seokjin yang hendak menyentuhnya. Leyla merasakan tubuhnya bergetar dan keringat perlahan mengucur sedikit demi sedikit, bahkan ia berusaha keras agar nafasnya teratur ditengah gempuran permasalahan rumah tangganya yang masih seumur jagung.
"Lucu sekali ya, kau bahkan jadi banyak berbicara setelah kita berada diambang perceraian" kata Leyla tersenyum kecut dengan kasar mengusap air matanya yang turun.
Seokjin pun diam dan menyadari bahwa ia memang banyak diamnya, tidak membangun banyak percakapan pada sang istri.
"Mulai sekarang aku tidak akan begitu lagi, kita akan lebih banyak berbicara"
Leyla berdehem "Tentu saja akan lebih banyak berbicara untuk membahas perceraian kita"
"Ellla-" Seokjin hendak menyela tanda tak setuju namun Leyla cepat memotong pembicaraan itu.
"Seokjin, aku lelah. Aku tidak mau berdebat lagi. Bisakah kau keluar, aku ingin tidur sendiri. Kumohon"
Leyla tidak memberontak seperti yang lalu-lalu, gadis itu sepertinya sudah lelah menangis dan mengamuki Seokjin. Ia menarik selimut menutupi tubuhnya memejam dengan kepala berisik yang tak kunjung reda. Pria itu agaknya paham, Leyla sudah lelah. Ia memang ingin memperbaiki dengan cara terus menerus menemui istrinya yang belum mau pulang kerumah, ia hanya terus membahas soal pernikahan yang membuat Seokjin takut jika tidak disana. Tapi dia tidak mau menyudahi usahanya.
Tangannya tergerak menyentuh lengan Leyla yang bisa ia rasakan bergetar sebelum gadis itu dengan cepat menepis.