Bab 2

4.4K 20 0
                                    


Eva

Shinta

Fika


Sudah sebulan lebih ini Eva tunduk kepada Pak Reman. Setiap dikantor memangmereka terlihat wajar-wajar saja, Eva atasan dan Pak Reman bawahan, tapi jikasudah diluar kantor sudah beda lagi ceritanya. Eva sudah memeriksakan dirinyadan dia positif hamil. Beruntung seminggu setelah diperkosa Pak Reman suaminyadatang dan dia berhasil mengajak suaminya bercinta tanpa menggunakan KB sepertibiasanya.

Wahyu senang sekali mendengar kabar kalau Eva hamil, begitu juga keluargamereka. Tapi mereka benar-benar tak tahu siapa yang sebenarnya menghamili Eva.Pak Reman juga sudah diberitahu oleh Eva, tapi reaksinya biasa-biasa saja,bahkan bukan menyesal, malah terlihat senang karena berhasil menghamili wanitamuda atasannya itu. Shintapun sama saja, dia juga positif hamil. Dia sempatbingung karena suaminya belum datang juga waktu Shinta tahu kalau dia hamil,tapi akhirnya 2 minggu setelah diperkosa itu suaminya datang juga. Sama sepertiEva, dia berhasil mengajak suaminya bercinta tanpa menggunakan pil KB.

Kini kedua wanita yang tinggal serumah itu keduanya hamil oleh lelaki yangbukan suami mereka, tapi hanya mereka saja yang tahu. Mereka tak bisamembayangkan apa kata orang jika tahu mereka tidak hamil oleh suami mereka sendiri,terlebih dengan keseharian mereka yang selalu santun dan berpakaian tertutup,membuat siapa saja segan.

Semenjak berhasil memperkosa dan menjadikan Eva budak seksnya, Pak Reman memangbanyak sekali mengajari Eva tentang berbagai variasi bercinta. Diapun semakinpandai mengoral penis Pak Reman, padahal sebelumnya belum pernah sama sekalidia melakukan itu. Kadang kalau pulang kantorpun Pak Reman menyempatkan mintajatah kepada Eva, entah itu cuma sekedar blowjob ataupun quickie. Sesekali sajaPak Reman datang ke rumah Eva tapi untuk menemui dan minta jatah kepada Shinta.

Tapi kini Pak Reman sudah punya target mangsa baru, yang tak lain adalah temanEva dan Shinta. dia sempat ikut mereka berdua datang ke pernikahan wanita itudan sempat berkenalan disana. Wanita itu bernama Rafika Anggraeni, atau lebihakrab dipanggil Fika, seorang PNS di kota ini. Suaminya ternyata adalah anakdari seorang pejabat pemda kota ini, sehingga banyak sekali tamu yang datangpada waktu pernikahan mereka.

Fika adalah teman Eva dan Shinta saat kuliah, karena itulah banyak dari tamuitu yang seumuran mereka. Mata Pak Reman jelalatan melihat begitu banyakperempuan muda yang cantik. Tapi tetap target utamanya saat ini adalah Fika.Pak Reman sudah banyak bertanya kepada Shinta dan Eva tentang Fika. Bahkanseminggu ini dia sampai ijin tidak masuk kerja untuk mengikuti Fika yang barusaja pulang dari bulan madunya.

Selain itu Pak Reman juga mencari tahu tentang suami Fika yang bekerja disebuah perusahaan kontraktor. Kebetulan sekali dia memiliki kenalan diperusahaan itu, dan setelah mencari info dia tahu kalau suami Fika akan pergikeluar pulau selama 2 minggu karena ada pekerjaan yang harus diselesaikandisana, tapi waktunya saja yang belum tahu. Pak Remanpun mulai menyusun rencanauntuk bisa menikmati tubuh Fika.

Selama menunggu suami Fika pergi itu Pak Reman mulai mendekati Fika. Suatu harisetelah pulang kerja, Pak Reman sengaja melewati daerah rumah Fika. Dia sengajamenunggu sampai suami Fika pulang, dan setelah melihat mobilnya Pak Remanpunmendekat kearah rumah Fika. Pada saat itulah dia berpura-pura terjatuh. Melihatseseorang yang yang terjatuh membuat suami Fika menghentikan mobilnya, lalumendekat untuk melihat kondisi orang itu.

"Pak, bapak nggak papa?"
"Aduuh, nggak mas nggak papa"
"Wah kok bisa jatuh gini pak?"
"Iya salah saya mas, tadinya mau bales sms malah jatuh gini" jawab Pak Remansambil menunjuk HPnya yang terjatuh tak jauh dari situ.

"Eh, mas ini, mas Agung kan?" tanya Pak Reman.
"Iya pak, kok bapak tahu?"
"Saya Reman mas, kemarin dateng ke nikahannya mas Agung"
"Ooh iya saya ingat, saudaranya Eva kan kalo nggak salah?"
"Iya mas, hehe"

Waktu datang ke pernikahan Fika dan Agung memang Pak Reman mengaku sebagaisaudara Eva yang diminta menemani datang ke acara itu karena suami Eva yangsedang ada di luar kota.

"Yaudah pak ke rumah saya dulu aja, itu lukanya diobatin dulu"
"Aduh nggak usah mas, malah ngerepotin saya nanti"
"Halah nggak papa pak, rumah saya didepan itu lho, deket"
"Hmm, terus motor saya gimana mas?"
"Udah gampang nanti biar saya ambil"

Akhirnya Pak Remanpun menyetujui ajakan Agung, karena memang dia sudahmerencanakan semua itu. Agung memapah Pak Reman ke dalam mobilnya, lalu membawamenuju rumahnya. Rumah ini lumayan besar dan hanya dihuni oleh 3 orang sajayaitu Agung, Fika dan pembantu mereka. Sesampainya dirumah Agung langsungmembantu Pak Reman turun dan membawanya ke ruang tamu. Mendengar suaminyapulang Fikapun segera menemuinya.

"Eh mas, lho ini siapa? Kok jalannya gitu?" tanya Fika.
"Ini Pak Reman dek, saudaranya Eva teman kamu itu, yang kemarin datang kenikahan kita. Tadi Pak Reman jatuh di depan situ" jawab Agung.
"Sore mbak Fika" sapa Pak Reman.
"Sore pak. Sebentar kalo gitu saya ambilkan obat dulu"

Fika langsung masuk ke dalam mengambil kotak obatnya. Untung dia tadi belumsempat membuka jilbabnya karena ternyata suaminya datang dengan orang lain.Selama ini didepan orang yang bukan muhrimnya Fika selalu memakai pakaiantertutup, termasuk jilbab yang menutupi kepala hingga ke dadanya. Tak lamakemudian Fika kembali keruang tamu.

"Mas ini obatnya" kata Fika.
"Coba minta obat urut aja dek, kayaknya tangan Pak Reman kesleo ini" jawabAgung.
"Ini mas" Fika menyerahkan obat urut kepada suaminya.
"Maaf ya pak, saya urut dulu"
"Iya mas silahkan. Aduuh duh duh" Pak Reman berteriak kesakitan, tapisebenarnya hanya pura-pura saja.
"Eh maaf pak"
"Nggak papa mas, kebetulan kena yang sakit"

Agung terus mengurut tangan Pak Reman sementara Fika kebelakang untukmembuatkan minuman hangat untuk Pak Reman. Merekapun kemudian ngobrol di ruangtamu itu, menanyakan tujuan Pak Reman.

"Emangnya tujuan bapak kemana?" tanya Agung.
"Saya sebenernya mau kerumah temen saya mas" jawab Pak Reman.
"Oh temennya ada yang didaerah sini?" tanya Agung.
"Iya mas, namanya Satrio" jawab Pak Reman.
"Loh, bapak temennya Pak Satrio?" tanya Agung terkejut.
"Loh, mas Agung kenal?"
"Lha itu temen kantor saya pak"
"Oalah ternyata dunia ini sempit ya, haha"
"Iya pak, haha. Oh iya, kunci motor bapak mana? Biar saya ambil dulu"
"Ini mas kuncinya" Pak Reman menyerahkan kunci motornya kepada Agung.
"Dek, aku keluar dulu bentar ya ngambil motornya Pak Reman"
"Iya mas"



UNTUK LANJUT MEMBACA SILAHKAN MENUJU LINK DI PROFIL, TERIMA KASIH.

Pegawai SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang