"Anna dengan Adrian, Desi dengan Kalan, Aneska dengan Gavin,...." Ucap Bu Sitti"Anjirr" Aneska menghentakkan kakinya kesal. Bukan ini yang ia maksud, dirinya memang tidak mau sekelompok dengan anak pemalas tapi bukan berarti harus Gavin si anak ansos.
"Haha sabar ya Nes" Anna menenangkan Aneska yang terlihat kesal karena harus sekelompok dengan Gavin, si anak aneh yang ansos menurut semua murid.
Aneska dkk merupakan anak kelas 10 jurusan Science. Saat ini mereka sudah memasuk semester kedua bulan februari. Bu Sitti membagi kelompok yang terdiri oleh 2 orang yang berbeda jenis. Bu Sitti memang sengaja agar mereka dapat lebih akrab dengan lelaki dikelas mereka.
Aneska melirik kebelakang pojok tepatnya pada bangku Gavin, anak laki-laki itu menundukkan kepalanya fokus membaca buku dengan pensil pada tangan kanannya. Gavin memang seperti ansos, dan semua murid mengakui hal itu. Tapi Gavin sangat pintar. Ia mendapat peringkat pertama dikelas dan memenangkan berbagai olimpiade nasional maupun tingkat internasional.
Banyak yang berusaha mendekati dirinya tapi dia tidak pernah meladeni mereka yang berniat mengajak dia bermain. Semuanya Gavin hiraukan.
Pria itu memakai kacamata kotak dengan poni yang menutupi matanya. Memang Gavin terlihat seperti kutu buku atau anak culun tapi tidak ada yang tau bagaimana bentuk asli Gavin karena pria itu tidak mau menonjolkan dirinya meskipun dia sudah menonjol karena kepintarannya.
Aneska menepuk dahinya pasrah kemudian menelungkupkan wajahnya pada meja. Sial batinnya.
tringgggg
"Baik anak-anak sampai disini pembelajaran kita selamat siang"
"Siang buuu" Ucap seluruh murid.
"Nes sbux yuk" Anna menepuk pundak Aneska yang sedang membereskan bukunya.
"Sebentar Na" Aneska mengendong tasnya kemudian menoleh sebentar pada Gavin, ia menimbang-nimbang apakah harus mengajak Gavin untuk sama-sama mengerjakan tugas atau ia kerjakan sendiri.
"Hei Nes ayuu"
Aneska tersadar kemudian mengikuti Anna yang sudah jalan menuju keluar kelas. Aneska berfikir nanti saja ia mengajak Gavin berbicara.
Seperti ajakan Anna dia awal yang ingin mengajak Aneska pergi ke starbucks, kini disini mereka duduk sambil menunggu pesanan mereka siap.
"Na"
"Hum?"
"Menurut lo kenapa Gavin engga mau gabung sama anak laki-laki lainnya?"
Anna menutup ponselnya dan beralih pada Aneska. Ia berpikir sebentar "Ga tau" Ucapnya kemudian melanjutkan bermain ponselnya.
Aneska menghela nafas sebal "Tapi kan Na, Dia itu aneh banget. Tiap di ajak main sama geng Harist engga pernah diladeni sama dia padahal untuk gabung geng Harist ga semudah itu loh"
Aneska berfikir dengan kesal, ia kesal apa alasan Gavin tidak mau bergabung dengan geng Harist yang merupakan geng terkenal disekolah mereka dan Aneska kesal dengan Anna yang terlihat sibuk dengan ponselnya.
"Lo liat apa sih Na? asik banget"
"Kak Gerry buat snapgram" Ucap Anna.
Lagi dan lagi Aneska hanya bisa menghela nafas, temannya yang ini memang sangat bucin dengan kakak kelas mereka. Gerry anak 12 Sosial 3, Si most wanted disekolah mereka. Tapi pesannya Anna tidak pernah dibalas oleh pria idamannya itu.
"Haduh"
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN 21+
RomanceGUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭 cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss Be wise lapak 21+ Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, orang-orang bahkan menganggap dia adalah anak yang ansos. Gavin merupakan satu-satunya pewaris keluarga...