009

641 73 5
                                    

Vote, spam komen & follow
Berikan pendapat kalian tentang cerita ini di setiap episode

Happy reading

________

009 ; Bagas?

Rhino berjengit kaget seraya melompat mundur melihat kehadiran Irene, akibat kejadian semalam membuatnya menjadi sedikit takut kepada wanita itu.

"Kenapa? Kok kayak kaget gitu?" heran Irene

Rhino hanya menggeleng, dia tak mampu mengucapkan sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

"Kayak anak perawan aja." cibir Irene

Rhino melotot tak terima, "Aku emang masih perjaka! Kamu yang gak ada beban udah nodain tubuh suci aku!"

Irene memutar bola matanya malas, "Pantes sok polos, taunya baru pertama kali,"

"Lagipula kamu lebay banget, aku cuman nyentuh bibir bukan yang lain."

"Tetep aja, kamu ngelakuin itu maksa banget, bibir aku luka." rintih Rhino seraya mengelus sudut bibirnya.

"Kamu gak mau nanya aku marah karena apa?"

"Emang boleh?" tanya Rhino balik

"Tau ah!"

Irene menghela nafasnya kasar, ia mendongak menatap ke arah langit-langit ruangan seraya merenung.

"Aku pengen marah!" kesal Irene

"Y-ya, boleh sok." ujar Rhino mempersilahkan

Irene menghela nafas lalu memijat keningnya, "Aku marah karena kehadiran seseorang yang paling aku benci, dia dateng gitu aja ke kantor tanpa merasa bersalah,"

Rhino mendengarkan dengan seksama tanpa berniat menyela, sedangkan Irene menatap suaminya itu lalu berkata, "Nama dia... Bagas."

"Bagas." panggil Irene seraya berlari kecil menghampiri pria itu.

Pria yang bernama Bagas tersebut hanya melirik sekilas ke arah sang istri yang sedang menghampirinya dengan senyum manis yang terpapar.

"Siang nanti mau dibawain bekal apa? Biar aku anterin, kebetulan nanti Daisy dititipin ke orang tua aku dulu."

"Gak usah." tolak Bagas mentah-mentah

Wajah Irene murung seketika, "Kenapa?"

"Aku sibuk." Tak sempat menahan, Bagas sudah lebih dulu memasuki mobilnya.

Irene hanya bisa menatap kepergian Bagas dalam diam, akhir-akhir ini ia merasa Bagas berubah. Pria itu tak lagi seperti Bagas yang ia kenal, tak ada perhatian, ucapan manis bahkan pelukan hangat yang biasa mereka lakukan.

Dengan lesu, Irene memasuki rumah mereka. Ia akan tetap datang ke kantor Bagas untuk memberikan bekal kepadanya, Irene takut Bagas melewati makan siangnya dan sakit.

Siang hari telah tiba, Irene sudah siap dengan pakaiannya yang cukup rapi dan sopan. Daisy sudah diambil oleh orang tuanya, mereka bilang sudah rindu dengan cucu mereka.

Irene memasuki mobil yang dikemudikan oleh supir pribadinya, lalu setelah itu mobil tersebut melaju meninggalkan kediaman Irene.

Sesampainya di kantor Bagas, Irene langsung saja melangkahkan kakinya menuju ke arah ruangan Bagas, ia tak perlu bertanya lagi karena sudah sering ketempat ini.

Begitu sampai didepan ruangan Bagas, Irene dapat melihat pintu sedikit terbuka sehingga ia mengira jika Bagas tidak terlalu sibuk.

Namun saat diambang pintu, Irene mendengar percakapan Bagas dengan seorang wanita didalam sana.

Bachelor Button (Transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang