chapter 21

9.7K 481 52
                                    

Happy reading

••••••

Di pagi hari Minggu yang cerah ini, nampak matahari yang masih malu-malu untuk keluar. Burung-burung berterbangan dan berkicau dengan merdu. Semua orang mulai melakukan aktivitas mereka seperti biasa. Apapun Erland dan elara yang tengah bersiap-siap untuk check up baby. Seperti biasa dengan Erland yang menunggu istrinya berdandan.

"Nanananana." Elara bernyanyi dengan riang nya, tangannya begitu lihai mengoles bedak ke wajahnya.

"Tinggal pake lipstik deh." Elara menatap wajah nya dari arah cermin yang sudah sempurna. Setelah selesai elara menghampiri Erland yang tengah memainkan handphone nya.

"Sayang, ayo." Seru elara.

Erland mengalihkan pandangannya dan menatap elara tanpa berkedip.

"Cantik banget si, istrinya siapa coba?." Goda Erland. Ternyata pria dingin ini bisa menggodanya ya.

"Istri siapa ya?." Elara meletakkan jarinya di bawah dagunya, seperti orang yang sedang berpikir.

"Istri Erland, sayang." Kesal Erland.

"Iya-iya istri kamu." Ucap elara.

"Rambut nya kok acak-acakan sih sayang, sini aku benerin ya." Elara mengambil sisir yang ada di atas meja rias nya, kemudian menyisir rambut Erland agar terlihat rapih. Posisi mereka dengan Elara yang berdiri dan Erland yang duduk.

"Daddy tampan ya sayang." Elara mengobrol dengan calon anaknya membuat Erland terkekeh gemas.

Setelah semuanya siap. Erland mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Menikmati waktu pagi. Tentu saja di dalam mobil itu suara elara selalu terdengar.

"Sayang, Minggu depan Cilla bakal melahirkan. Duh aku tidak sabar melihat keponakan ku." Elara begitu antusias membahas ini sesekali ia memakan cemilannya. Semenjak hamil elara jadi sering mengemil, nafsu ibu hamil ini memang kuat sekali.

"Iya sayang, memang kenapa?." Balas nya.

"Kesana ya, kita kunjungi anak Cilla." Elara

Erland terdiam kemudian mengangguk."Baiklah."

"Asikk. baby nanti bakal ketemu sama anaknya Tante Cilla. kita kasih kado baju Betmen sayang." Elara mengelus perutnya ia sama dengan Erland yang tak sabar menunggu sang buah hati lahir.

"Betmen? kan perempuan sayang." Tanya Erland

"Feeling aku laki-laki, sayang." Bantah elara.

Erland hanya menggelengkan kepalanya pasrah dengan sifat elara ini.

Sesampainya di rumah sakit. Erland dan elara berjalan dengan bergandengan tangan, sangat romantis. Langkah mereka terhenti dan menatap pintu putih itu yang bertuliskan DR. Kaila ya sekarang Erland menepatkan dokter khusus kandungan untuk elara untuk membantu nya saat melahirkan nanti.

"Selamat pagi tuan dan nyonya Anderson." Sapa dokter kaila melihat kedua pasutri ini masuk.

"Pagi juga dokter." Balas Elara.

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang