COMPLETED
Mengenai Seokjin yang tiba-tiba di mintai untuk menerima perjodohan dari seorang kolega ayahnya. Ia tidak suka dijodohkan, bahkan ia bisa saja menolak perjodohan tersebut. Namun Seokjin lebih memilih untuk menerimanya. Gadis penyuka bunga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat tiba kembali di pesta itu, seokjin risau melihat istrinya tidak ada dimeja tersebut bahkan makanannya tidak habis, Seokjin bertanya pada seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet apakah istrinya ada didalam sembari menunjukkan wajah sang istri di ponselnya namun nyatanya toilet itu kosong. Ia bertanya pada sang bibi dan sepupunya tersebut mereka hanya menjawab tidak tau. Kendati begitu, seokjin menaruh curiga pada Sohe yang tampak tak tenang namun ia kesampingkan karena tujuannya hanyalah Leyla. Hingga matanya tertuju pada bagian samping bangunan itu, seokjin pun tidak tau kenapa tapi langkah kakinya lah yang membawanya kesana. Keringat membasahi kening dan punggungnya tak lagi ia hiraukan, pacu jantungnya seolah semakin cepat, perasaannya tidak tenang hingga tiba-tiba seperti terhenti manakala ia melihat istrinya duduk meringkuk dibawah lantai. Tubuhnya bergetar, ia menyembunyikan ketakutannya disana. Seokjin tidak tau bagaimana mengatakannya, tapi hatinya sakit melihat Leyla yang seperti ini. Ia bawa istrinya pulang tanpa bertanya apapun karena ia tau jika ia tanya saat itu juga kemungkinan besarnya Leyla pasti akan menangis. Seokjin tidak mau istrinya jadi bahan tontonan disana, maka ia lebih memilih diam dengan tanyanya.
Setelah memberi pelukan pada istrinya, Seokjin tak mengira kalau ia akan menangis selama itu. Dua jam lebih lamanya hingga Seokjin harus membawa tubuh ringkih istrinya untuk berbaring dan ia kembali memeluk tubuh yang terus bergetar itu. Seokjin bahkan tidak sedikitpun merasa canggung saat itu karena kepalanya terlalu berisik dengan tanya tentang istrinya. Apa istrinya sedih karena terlalu lama seokjin tinggal? Apa istrinya diganggu orang lain? Apa seseorang menyakiti perasaannya? Atau apakah ini ada kaitannya dengan sepupunya Sohe yang tadi berbicara dengannya?
Seokjin hanya terus memberi usapan pada punggung istrinya lembut, dengan satu lengan menjadi bantalan. Hampir tiga jam hingga istrinya benar-benar tertidur dan pria itu masih dengan setia memeluknya.
"Maaf sudah membiarkanmu sendirian" lirih Seokjin pelan tanpa sadar setetes air matanya luruh di pipi menatap mata sembab istrinya yang sudah bengkak matanya karena terlalu lama menangis.
*****
Sudah seminggu sejak kejadian itu berlalu, semenjak itu pula Leyla jadi tidak banyak berbicara. Ia bahkan tidak banyak bertanya seperti yang lalu-lalu. Namun ia masih tetap Leyla yang menunggu Seokjin untuk makan terlebih dahulu. Pria itu pun merasa risih dengan perubahan Leyla, kalau sebelumnya ia pusing dengan Leyla yang heboh bertanya dan tidak mau diam. Maka kali ini ia pun malah risih dengan Leyla yang banyak diam.
Bahkan sarapan pagi kali ini agaknya terlalu sunyi dan Seokjin berfikir hal ini tidak boleh berlarut-larut. Sehingga dengan ragu ia bertanya pada Leyla.
"Kau ingin keluar tidak?" tanya Seokjin tiba-tiba.