COMPLETED
Mengenai Seokjin yang tiba-tiba di mintai untuk menerima perjodohan dari seorang kolega ayahnya. Ia tidak suka dijodohkan, bahkan ia bisa saja menolak perjodohan tersebut. Namun Seokjin lebih memilih untuk menerimanya. Gadis penyuka bunga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seokjin masuk ke kamar dengan nafas yang masih terengah namun manakala mendapati Leyla yang sudah terlelap, ia tersenyum getir. Mungkin pikirnya 'sanggup sekali meninggalkan istrinya sendirian di restoran bahkan menjemput pun tidak'. Segera ia mendekat dan duduk dilantai untuk menatap wajah teduh sang istri yang sudah terlelap itu. Dengan ragu namun akhirnya jemari panjangnya berhasil menyentuh surai Leyla. Lembut ia rapikan surai yang berantakan itu,
"Maaf"
Hanya satu kata itu yang bisa Seokjin ucapkan karena suara ketukan pintu kamar itu terdengar. Langsung saja seokjin tarik tangannya dan segera berdiri. Sejenak melihat Leyla yang masih terlelap, pria itu kemudian melangkah untuk membuka pintu.
Kakek disana tersenyum sembari mengulurkan pakaian untuk Seokjin.
"Pakaian untukmu"
"Oh- terima kasih Kek. Maaf merepotkan" kata Seokjin sopan.
"Tidak merepotkan sama sekali nak."
"Nak Seokjin, setelah kau membersihkan diri bisa kita bicara sebentar?"
"Tentu Kek"
"Baiklah kakek tunggu di bawah ya" diakhiri dengan menepuk bahu Seokjin pelan.
Setelah menutup pintu Seokjin kembali melihat Leyla yang masih terlelap. Pikirannya mendadak tak tenang.
"Apa ini ada hubungannya dengan yang dikatakan Taehyung tadi?" gumamnya cemas sembari menggigit bibirnya.
Lantas Soekjin putuskan untuk segera membersihkan diri agar setelahnya cepat menemui kakek.
*****
Kini dirinya sudah duduk di sofa tepat disebelah kakek.
"Sudah makan, nak?"
"Sudah, Kek" Seokjin agaknya masih canggung.
Kakek yang disana menyadari itu agaknya mengerti "Santai saja, jangan tegang begitu" ujar kakek terkekeh.
Sedang disana Seokjin tertawa kaku, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Perlahan situasi mulai merambat serius m, ditandai dengan sorot mata kakek yang tidak lagi menyipit karena tawanya. Kini ia menarik nafas perlahan mengembuskannya.
"Nak...." lembut kakek.
"Ya, kek"
"Maafkan kakek 'ya?" pintanya tiba-tiba.
Sontak seokjin terheran "Ada apa kek? Kakek tidak punya salah apa-apa" Seokjin lantas menjawab cepat karena ia rasa kakek dari istrinya itu tidak salah apa-apa.
Kakek tersenyum sendu menunduk sejenak sebelum kembali mendongak "Pasti Ella banyak merepotkanmu ya?"