Musuh dalam Jantung

935 4 11
                                    

"Hmm...apa ya?"

"Pesan saja nasi goreng darah"

"Nasi goreng...darah?" Mythgarr mengkerenyitkan dahinya, heran dan jijik.

"Mm..Kakak..bukan darah betulan," sang pelayan berkata, seorang bocah lelaki berumur 10-12 tahun "nasi goreng yang diberi bumbu khas rumah makan ini, bumbunya merah kental, jadi disebut darah pelanggan sini...."

"..."Mythgarr masih mengkerenyitkan dahinya.

"Enak kok Kak!" sang pelayang tersenyum dan memberikan jempol kepada Mythgarr.

"Baiklah kalau begitu..nasi goreng darah satu"

"Minumnya?"

"Ada susu?" Tanya Mythgarr. Thellrye tersenyum geli mendengarnya.

"Ada"

"Pesan satu kalau begitu ya?"

"Baiklah. Kalau Nona Thellrye?"

"Tidak usah, berikan saja aku sari jeruk!"

"Baiklah, terima kasih, ditunggu ya" sang pelayan tersenyum, mengangguk memberi hormat, dan beranjak ke dapur. Thellrye memandang pelayan itu dengan tatapan tajam, dan ketika pelayan itu masuk ke pintu dapur dan tak kelihatan lagi, Thellrye memandang ke arah sang pemilik rumah makan yang sedang melayani tamu.

"Umm....kenapa Nona....memandang mereka begitu..?"

Thellrye memandang Mythgarr dengan pandangan tajam "Ada banyak rahasia di Damarshkant," Thellrye tersenyum kecut "bahkan aku yang sudah tinggal di sini puluhan tahun pun pasti tidak mengetahui beberapa rahasia, bahkan sebagai Ratu Prajurit Bayaran pun!"

 Mythgarr terdiam "Mungkin karena Nona adalah Ratu Prajurit Bayaran, beberapa orang menyembunyikan rahasia mereka rapat-rapat..."

Thellrye tertawa kecil "TEPAT!" Jari telunjuknya tiba-tiba diarahkan ke muka Mythgarr, "tepat sekali, anak muda! Dan sebagai Kepala Pengurus Benteng Penaruh Nasib, aku harus tahu semua rahasia di sini, untuk mencegah pengacau mengobrak-abrik benteng terdepan Damarshkant, atau setidaknya tahu siapa yang akan melahirkan besok."

"Sampai segitu dalam?"

"Sampai segitu dalam, Mythgarr," Thellrye menyandarkan punggungnya ke punggu kursi rumah makan, tangannya dilipat di dada, dan matanya memandang Mythgarr, senyum tersungging di wajahnya "Sekarang, anak muda, ceritakan rahasiamu!"

"Aku? Aku tidak punya rahasia...."

"Siapa kamu sebenarnya, Mythgarr Chromehands?"

"Mythgarr Chromehands putra Vinchgarr Chromehands, dari Desa Ural di kaki gunung Rheic...tapi aku sudah memberitahukan semua ini pada para petugas kemarin....seharusnya Nona juga sudah tahu kan...aku juga sudah memberitahukan kepadamu tadi..."

"Hmmmm....." Thellrye memandang Mythgarr, memicingkan matanya, seakan-akan ingin lebih memusatkan perhatian pada sesuatu di wajah Mythgarr.

 Mythgarr memandang wajah Thellrye yang tidak putus-putus memandang wajahnya. Pendekar muda itu kemudian berkedip-kedip. Thellrye tak berhenti memandangnya. Tak lama kemudian Mythgarr salah tingkah dan menggaruk-garuk kepalanya, wajahnya dipalingkan dari Thellrye.

"Hehehe" Thellrye tersenyum lebar. "Sepertinya aku bisa mempercayaimu!"

Mythgarr berhenti menggaruk kepalanya dan memandang Thellrye dengan bingung.

"Ya ya, tidak usah khawatir! Aku mempercayai mataku, dan anak muda yang didepanku ini bisa dipercaya!"

 Mythgarr menunjuk dirinya sendiri dengan wajah penuh tanya. Thellrye mengerling dan mengangguk.

Kisah KeberanianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang