15. Loulou

50.7K 3.7K 200
                                    

haloww, readers Loulouvv ♡~

Happy Reading!
—✦◌✦—
🐻🤎

Deru mesin mobil terdengar memasuki area parkiran khusus WL School yang sepi. David sang pengemudi, memarkirkan mobil tepat di samping mobil yang biasa Felix gunakan untuk mengantar para Tuan muda mereka ke sekolah.

Setelah dua mobil dengan harga fantastis tersebut terparkir rapi bersebelahan, David segera beranjak keluar dan membukakan pintu mobil belakang untuk sang Tuan besar.

Begitu pintu mobil telah dibuka, Levan yang duduk dengan kaki menyilang tetap tak bergeming. Bibir tipisnya terkatup rapat dengan pandangan yang semakin menajam, terkunci pada layar iPad yang menunjukkan jika Felix sedang membawa bayi cengengnya menuju kemari.

Tangan Levan bergerak melonggarkan dasi. Jas yang ia kenakan juga telah dilepas, menyisakan kemeja putih dengan lengan digulung sampai siku yang melekat dengan pas ditubuh kekarnya.

"Keluarga Smith." Levan mulai bergumam. "Setelah mengemis dibawah kakiku kini mereka dengan mudahnya lupa diri."

David yang setia berdiri di sisi mobil hanya bisa diam dengan wajah datar. Menerima aura intimidasi dari sang Tuan yang telah membuatnya sesak sejak di dalam mobil tadi.

Levan meletakkan iPad ditangannya, mengalihkan pandangan begitu mendengar suara langkah kaki dari orang yang ditunggu-tunggu. Samar-samar, ia juga bisa mendengar suara isakan yang berhasil membuatnya mengeraskan rahang.

Melihat mobil yang sangat akrab tertangkap oleh pandangan, Felix hampir dibuat tersedak oleh ludahnya sendiri. Menyadari jika tatapan menusuk Levan tertuju kearahnya, Felix langsung mempercepat langkahnya agar bisa segera menyerahkan bayi dalam gendongannya kepada sang pemilik.

Lou masih menangis memeluk erat leher Felix, tanpa sadar jika sang Papa tengah menatapnya dengan tangan terkepal.

"Tindakan yang bagus, kau bahkan menggendong putraku tanpa ragu." suara berat Levan terasa menusuk kulit, menyapa Felix yang baru tiba menghadapnya dengan sebelah alis terangkat.

Lou yang mendengar suara Levan langsung melepas pelukan, menoleh cepat kearah sang Papa dengan wajah sembabnya. "Papa." lirihnya dengan suara bergetar.

Melihat Levan merentangkan tangan kekarnya, Felix perlahan menunduk dengan hati-hati, memberikan tubuh mungil Lou pada pangkuan Levan yang telah meminta bayinya di kembalikan.

"Papa~" Lou kembali menangis sesenggukan, membenamkan wajah pada dada bidang sang Papa yang dengan sigap mengusap punggung mungilnya.

Felix membungkuk dalam, tak berani menatap langsung wajah dingin Levan. "Saya tetap tahu batasan saya, Tuan. Saya siap menerima hukuman karena sudah lancang pada Tuan muda. Maaf atas kelancangan saya."

"Bagus. " Levan menjawab tanpa menoleh. "Jangan lupakan tas beruang bayiku." lanjutnya, yang segera di balas anggukan oleh Felix.

David kembali menutup pintu mobil setelah melihat Levan menggerakkan tangan. Ia kemudian beralih menatap Felix, menepuk pundak laki-laki itu yang masih membungkuk dalam.

Felix menghela nafas pelan, masih tak berani mengangkat pandangan sampai mobil milik Levan melaju meninggalkan area parkiran.

Levan meraih jas hitam miliknya yang ia letakkan pada sandaran kursi, kemudian menyelimuti tubuh mungil Lou yang kini meringkuk dalam pangkuan memeluk dirinya.

"Lihat Papa," Levan mengusap rambut Lou, menangkup wajah sembab itu agar mau menatapnya. "Katakan pada Papa, siapa yang berbuat nakal kepadamu?"

"Lou katanya- hiks manja, Lou ganggu hubungan kakak, ya? Lou juga cengeng." Lou terisak kuat, hingga wajahnya sampai memerah karena terlalu banyak menangis.

LOUISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang