COMPLETED
Mengenai Seokjin yang tiba-tiba di mintai untuk menerima perjodohan dari seorang kolega ayahnya. Ia tidak suka dijodohkan, bahkan ia bisa saja menolak perjodohan tersebut. Namun Seokjin lebih memilih untuk menerimanya. Gadis penyuka bunga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Leyla sudah siap dengan baju berwarna putih dengan lengan kembung, jeans serta sepatu flat yang ia kenakan, gadis itu tengah menunggu Seokjin menjemputnya. Mereka akan pergi ke toko buku sesuai janji Seokjin.
"Ini aku benar sudah cantik Bi?"
Entah sudah berapa kali Leyla bertanya seperti itu pada Bibi Han yang tengah mengatur bantal sofa diseberang sana.
"Benar. Sudah cantik sekali loh" kata Bibi Han terkekeh gemas.
"Kira-kira Seokjin akan bilang aku cantik tidak ya nanti?"
Aduh, kalau pertanyaan yang ini agak sulit untuk Bibi Han jawab. Pasalnya ia tau betul bagaimana Seokjin, sudah dari kecil Bibi Han bersama keluarga Choi. Jadi sudah jelas ia tau hal itu sangat sulit untuk terjadi.
Jadi dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal bibi Han lantas berujar "Sepertinya tuan akan memuji nyonya"
Leyla merosotkan bahunya, sejenak ia mengerucutkan bibir. Sebenarnya ia sudah tau Seokjin pasti tidak akan memujinya, tapi bisa tidak sih ia diberi sugesti kalau hal itu bisa saja terjadi.
"Jangan cemberut, bibi yakin tuan akan mengatakannya. Mungkin tidak sekarang tapi di lain waktu"
Bibi Han sudah pandai sekali mencuri hati Leyla berkat ramuan dari Ayah dan Ibu Seokjin. Bibi Han sudah bisa membuat gadis itu banyak berbicara padanya, padahal mereka baru saja bertemu.
Sedang mereka berbincang, tiba-tiba suara klakson mobil membuyarkan topik mereka. Begitu juga dering ponsel Leyla yang terdengar disampingnya. Itu Seokjin.
📞 Jin-nie
"Hallo-"
"Cepat keluarlah, aku sudah didepan"
Sambungan telepon itu terputus bahkan sebelum Leyla mengatakan 'Iya'. Namun walau begitu, senyuman manis berhasil terpatri disana.
"Aku pergi dulu, Bibi" katanya riang dan langsung melangkah cepat. Sedang Bibi Han tersenyum setelah mengatakan "Hati-hati nyonya"
Leyla sempat diam menatap Soekjin yang hanya di dalam mobil, enggan untuk keluar. Namun sedetik kemudian Leyla sadar, disini ia bukan lagi nona muda yang diperlakukan seperti ratu. Biasanya sang kakek atau supir pribadi yang dipekerjakan oleh kakek akan membuka pintu untuknya. Karena sudah terbiasa, jadi dirinya suka lupa kalau kali ini berbeda. Ia sudah menjadi istri Seokjin yang tidak suka hal romantis itu.
Sebelum suaminya memasang wajah jengkel, maka cepat-cepat Leyla membuka pintu dan duduk dengan baik tak lupa ia menoleh pada Seokjin dan tersenyum. Sedang Seokjin hanya melihat tanpa membalas senyuman itu.
"Pasang seat belt mu"
"Bisa tolong kau saja yang pasangkan?" tanya Leyla tanpa ragu.
Sedetik kemudian Seokjin lantas menyipitkan matanya. Leyla tau itu adalah kode untuk menolak, maka Leyla menghembuskan nafas bersamaan dengan bahu yang turun.