chapter 19

12.2K 561 8
                                    

Happy reading

••••••

Pagi-pagi sekali, Erland dan elara sudah bersiap-siap akan pulang ke mansion. Hanya mereka berdua saja yang pulang sedangkan Cilla dan yang lainnya akan pulang besok.

"Sudah semua sayang?." Tanya elara saat melihat Erland memasukan kopernya kedalam bagasi mobil.

"Kayanya udah." Balas erland.

"Bentar, sini nunduk." Ucap elara menyuruh Erland.

Erland menuruti perintah elara dengan keheranan menundukkan sedikit badannya.

Elara mengambil satu daun yang berada di rambut Erland. Lalu menunjukkan kepada Erland.

"Lihat lah, sedari tadi dia betah sekali di atas rambut mu." Kesal elara.

Erland terkekeh geli mendengar ucapan elara, ia menarik pinggang elara, hal itu membuat tubuh elara menabrak tubuh tegap Erland.

"Ternyata kamu bisa cemburu hanya dengan daun yang gugur hm?." Tanya Erland.

"Tidak-tidak aku hanya bercanda." Ucap elara.

"Astaga, gue kira udah pergi ternyata masih bermesraan ya." Seru Naya.

Erland dan elara menoleh bersamaan dan mendapati Cilla, Naya dan Kinan menatap mereka.

Sontak pipi elara memerah seperti tomat. Ia sangat malu sekarang apalagi posisinya dengan Erland sangat intim. Tapi kan mereka sudah suami istri.

Elara menyembunyikan kepalanya di dada Erland. Jika saja elara memperlihatkan pipi nya yang memerah sudah ia pastikan akan mendapatkan bully an.

•••••••••••

Mereka berdua sudah sampai di mansion, elara merebahkan tubuh nya di atas kasur. Ia jadi memikirkan hal buruk apa yang akan terjadi kedepannya, mengingat novel ini sudah berubah total.

"Entah kenapa semenjak kejadian kemarin di villa, aku jadi merasa was-was." Batin elara sembari menatap plafon kamar.

Elara terbangun dari tidur nya, ia mulai menulis sesuatu. Elara yakin ia tak akan lama di dunia novel, ntah lah firasat nya mengatakan itu. Tapi elara hanya bisa berharap ia bisa menemani Erland sampai masa tua nanti. Hanya harapan itu yang bisa ia pegang, semoga saja...

Ceklek

Suara pintu terbuka, memperlihatkan Erland yang membawa susu hangat di tangannya. Dengan cepat elara membereskan bukunya dan menyimpannya di dalam laci.

"Sayang, minum susu dulu. Sejak tadi pagi kamu tak minum kan?." Tanya Erland.

Elara menggeleng sembari tersenyum memperlihatkan gigi Pepsodent nya. "Maaf sayang, aku lupa?" Balas elara. Beruntung nya elara mendapatkan suami seperhatian Erland. Inilah pria idaman letta saat di dunianya.

Erland tersenyum sembari mengelus rambut elara. Ia memperhatikan istri kecilnya yang meminum habis susu hamilnya. Elara meletakkan gelas kosong itu di atas meja.

"Sayang, ayo berenang." Ucap elara antusias.

"Tidak." Balas Erland. Kemudian ia duduk di sofa sembari mencari film yang menarik. Hari ini Erland sangat bebas, karena tugas nya sudah di handle Marco.

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang