Bab empat belas

633 491 46
                                    





Tok
Tok
Tok


Mendengar suara ketukan pintu dari luar membuat Jingga melepas pelukan dari Ayah nya, membuat mereka bingung siapa yang datang malam' hari.

Jingga membuka pintunya itu, gadis berkulit putih dengan pakaian celana panjang serta cardigan pink

"Kakaaaa" sapa Jingga sambil memeluk dan menggoyangkan tubuh Kakanya itu.

Kedatangan Alina membuat Jingga sangat bahagia.
Masih ingat kan dulu Alina pernah Kkn setelah itu ia lulus, ia mendapatkan beasiswa di Yogyakarta umur Alina masih bisa dikatakan cukup muda 22 tahun karena ia sekolah di usia yang sangat muda.

"Kenapa Kaka ga bilang kalo hari Kaka bisa pulang"

"Kalo kaka ngabarin kamu itu bukan suprise namanya"

Jingga tersenyum hangat lalu meminta Kaka nya untuk segera masuk.

"Assalamualaikum Ayah"
Alina mencium tangan Ayah nya itu.

"Waalaikumsalam, Alina gimana lancar kuliah kamu?"

"Lancar"

"Ini kenapa pada ngumpul kek gini?"


--

Plak..
Suara tamparan yang sangat hebat.

"Ayah sudah bilang sama kamu jangan pernah ikut campur sama urusan Ayah" ujar Andi Ayah nya Biru

Tidak ada satu kata yang keluar dari mulut nya Biru, karena jika ia mengeluarkan satu kata saja bisa' ia akan di pukul lagi sama Ayah nya.
Biru memegang pipi yang telah di tampar Ayah nya itu. Biru memasuki kamar nya ia mengambil Hp, kunci motor serta jaket yang berwarna hitam.


Brum..
Brum..
Brum..
Suara motor Biru yang sangat kencang membuat Andi keluar dari kamarnya ia mengecek ke halaman rumah.

"Biru, kenapa kamu jadi anak ga mau nurut sama orang tua"

Setelah jarak dari rumah cukup jauh, Biru mengeluarkan ponsel dari saku nya lalu dia menelpon Angga

Dringg..
Dringg..

"Aduh siapa si yang nelpon pagi' gini gue lagi enak' tidur juga"
Angga mengambil ponsel nya itu sedikit demi sedikit ia membuka mata nya "Biru" telpon dari Biru.

"Kenapa Biru ganggu gue aja lo"

"Ke tempat biasa ya, gue bosan di rumah"

"Gue mandi dulu"

Setelah Angga menutup ponsel nya itu ia langsung melanjutkan perjalanan nya.

"MINIK"
Suatu tempat yang selalu biru samperin ketika dunia nya tidak baik' saja. Minik yaitu tempat warung kecil, warung yang berwarna hijau di tambah hiasan lampu kedap kedip.
Warung itu adalah warung bikinan biru.

"Assalamualaikum Biru"

"Walaikumsalam nenek, gimana kabar nenek disini warung nya gimana laku aja kan?"

"Alhamdulillah Biru berkat kamu nenek bisa melanjutkan hidup nenek"

"Nek, Biru itu mengangap nenek itu seperti nenek kandung Biru jadi kalo nenek butuh apa' jangan sungkan buat cerita sama Biru"

"Pipi kamu kenapa merah gini" nenek itu memegang pipi Biru, Biru meringis kesakitan.

"Biasa nek"

Mendengar ucapan Biru itu membuat nenek itu mengelengkan kepala nya, ia meminta Biru untuk memasuki warung nya itu.

Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang