Tidak ada yang tahu kemana perginya Jake dan Sunoo. Tidak juga dengan Heeseung dan Jungwon meskipun dua orang itu lah yang terakhir bersama mereka. Apalagi Heeseung. Berbeda dengan Jungwon yang tahu Jake sedang merencanakan sesuatu, Heeseung dilanda panik yang luar biasa setelah tahu Sunoo tidak ada di sudut istana manapun.
Jadi, meskipun luka-luka di tubuhnya belum cukup pulih, Heeseung memilih nekat untuk bangun dan memakai pakaian kebesarannya. Hendak menemui Sunoo setelah berjanji pada Mingyu; "Saya akan membawa pangeran kembali."
Sedari fajar sampai fajar kembali terbit di ujung timur, Heeseung tidak juga menemukan jejak Sunoo maupun Jake pergi. Jika begini, pada fajar berikutnya pasti King Mingyu sudah berada di Amryla dengan armor kebanggaannya dan sebilah pedang di tangan. Membuat perhitungan dengan Sunghoon.
Ia berdecak kesal. Frustrasi membawanya singgah ke tempat pelacuran meski bukan itu tujuan ia datang. Melainkan karena ingin mengistirahatkan tubuhnya yang nyaris terbelah menjadi tujuh bagian rasanya.
Setelah memesan arak untuk menemaninya berpikir sambil memakan hazelnut panggang, ia melepas jubahnya. Dan kala itu juga ia mendengar desas-desus yang tidak bisa ia abaikan begitu saja.
"Kudengar Tuan Muda Sim akan mengambil alih gerbang timur. Kemarin aku melihatnya datang dan menetap di Souletta."
"Kau yakin?"
"Hei, memangnya untuk apa seorang pejabat tinggi Amryla datang ke tempat itu jika bukan untuk melatih pasukan serigala?"
"Aku juga melihatnya. Dia bahkan membawa orang lain bersamanya."
"Benar. Aku tidak mengenalnya tetapi dia sangat cantik. Tuan Muda Sim sangat pandai memilih kekasih."
Awalnya Heeseung hanya bisa mengepal erat sambil meminum arak dengan santai. Bersabar mengumpulkan informasi sebanyak mungkin sebelum ia mendengar sendiri seperti apa Jake di mata prajurit Amryla.
Seorang dominan. Heeseung tahu benar bagaimana dulu Jake mengklaim dirinya dengan strata itu sebelum jatuh tersungkur di bawah kungkungannya, tetapi mendengar orang-orang menggunjingnya seperti itu tetap membuat ia tersedak juga.
Setelah mengatasi kerongkongannya yang memanas akibat tersedak arak, Heeseung lekas-lekas menghampiri gerombolan pria yang hendak meninggalkan bangku mereka. Menarik kerah salah satu dari mereka dan menatapnya dengan iris merah tua yang menakutkan.
"Katakan dimana dia berada."
"S-siapa?"
"Kau tahu siapa yang sedang kau bicarakan."
Suara itu begitu tegas dan dalam. Mengintimidasi siapapun yang berhadapan dengannya seolah ia bukanlah seorang manusia.
"S-Soulleta..." Pria itu menunjuk ujung kastil yang tampak di tengah rimbunnya hutan. "J-Jika maksudmu Tuan Muda Sim, dia ada di sana."
***
Dan benar saja. Sesaat setelah mengikuti petunjuk prajurit Amryla, Heeseung menemukan Jake dengan mudah ada di sana. Memberi makan seekor kuda di pelataran kastil tua yang mereka sebut Souletta.
Setelah menuruni kuda yang ia tunggangi dan mengikatnya di sebatang pinus, Heeseung mendekat. Membuat Jake terkejut bukan kepalang dengan suara lembutnya yang khas.
"Jake?"
"Kau? Bagaimana bisa kau ada di sini?"
Tanpa menghiraukan Jake, Heeseung menarik lengan lelaki berbibir tebal itu dan merengkuhnya dalam pelukan.
"Syukurlah kau baik-baik saja."
"A-aku..."
"Bagaimana dengan Pangeran Sunoo?"
"Hee..."
Jake terjebak dalam kepanikan yang tidak berujung. Khawatir rencananya akan digagalkan oleh Heeseung mengingat ia datang pasti karena titah King Mingyu sekaligus senang melihatnya semakin sehat saja.
"Aku yakin suamiku ini pasti menjaganya dengan baik."
Rona merah langsung mengambil alih Wajah Jake begitu saja. Ia menunduk sesaat, berusaha menetralisir perasaannya yang campur aduk. Salah tingkah. Lalu menatap lurus sepasang iris Bambi setelah tersadar bahwa ini bukan saatnya untuk menceritakan kisah asmaranya dengan sang istri.
"Kumohon jangan bawa dia pergi. Kau harus membantuku."
Dengan sabar, Heeseung menyelipkan rambut Jake ke belakang kepala.
"Tentu. Tapi kau harus siap kuhukum setelah itu."
Persetan! Batin Jake meronta kasar. Tidak mau peduli dengan apa yang akan Heeseung lakukan padanya karena benaknya kini terlampau penuh oleh rencana yang sudah ia matangkan semalam suntuk dengan sunoo.
"Kemari." Jake menarik tangan Heeseung. Membawanya mendekat ke dinding kastil dan membisikinya sesuatu yang membuat alis Heeseung menukik tajam.
"Sim Jake, kau..."
⚠️INFO⚠️
Part lengkap chapter 16 ada di Trakteer (include NC Sunsun)
Link https://trakteer.id/noirudin/showcase/dystopia-16-lengkap-nc-wtB5Z
Silahkan DM bagi yang kesulitan akses. Tengkyu 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
[ SUNSUN ] DYSTOPIA
FanfictionBagaikan hidup di dalam utopia, Sunoo selalu mendapatkan apa yang ia inginkan dengan sekali jentikan jari. Keinginannya adalah mutlak dan tak terbantahkan. Setidaknya sampai ia bertemu Park Sunghoon. Keturunan setengah serigala dan setengah vampir y...