Bab tigabelas

664 520 55
                                    





Jingga menceritakan kepada Adel tentang permintaan Ayah nya itu, tetapi Adel tidak memberikan saran apapun ke Jingga karena dia bingung mau memberi saran apa. Karena menurut dia kalo ia di posisi Jingga juga pasti bingung mau menerima perjodohan ini atau tidak.

Selesai pulang sekolah Jingga memutuskan untuk pulang sendiri dia tidak mau di anterin oleh teman nya itu karena Jingga merasa tidak enak karena ia sudah sering merepotkan Adel.

Jingga sangat bingung harus mengambil keputusan apa di satu sisi Jingga ingin mengejar cita' nya tapi di satu sisi lain permintaan perjodohan itu juga termasuk permintaan ibu nya Jingga.

Jingga menatap awan yang hari ini cukup bagus matahari yang memancarkan cahaya nya, saat Jingga menatap awan' itu ia kepikiran untuk ziarah ke makam Ibu nya.

"Dari pada gue galau mikirin perjodohan' itu mending gue ziarah aja ke makam Ibu, dan gue bisa sambil cerita"

Jingga mengambil ponsel nya di saku itu ia memesan taksi online.

Muka Jingga terlihat sangat kesal karena dari tadi ia memasan taksi online selalu saja di tolak.

"Ini kenapa si, gaada yang mau ngambil orderan gitu rezeki di tolak" ujar Jingga

Orderan yang ke tiga, akhirnya ada yang mengambil orderan Jingga itu.
Sambil menunggu taksi online itu datang Jingga memainkan ponsel nya ia menekan aplikasi yang berwarna hitam itu yang bertulisan TIKTOK.
Tidak lama setelah Jingga memainkan ponsel nya taksi online itu sampai. Jingga menaiki mobil itu tidak lupa ia mampir ketoko bunga. Ia mengambil bunga matahari karena Ibu nya sangat suka dengan bunga matahari.

"Mawar tidak akan pernah bisa menjadi bunga matahari, dan bunga matahari tidak akan pernah bisa menjadi mawar semua bunga itu indah dengan caranya sendiri begitu juga dengan Ibu sebanyak apapun Ibu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Ibu kandung"

Setelah Jingga selesai memilih bunga ia melanjutkan perjalanan nya ke makam Ibu nya tetapi saat ia menuju perjalanan ia melihat ada keributan 3 orang cowo, Jingga memandangi dari kejauhan muka cowo itu seperti tidak asing menurut Jingga.

"Stop pak, berhenti disini aja" pinta Jingga

"Tapi mba ini kan belum sampai tujuan" sahut supir taksi online itu

Tanpa mendengar kan omongan supir online itu Jingga mengambil uang dari tas nya memberikan nya kepada supir itu, ia bergegas membuka mobil itu lalu ia menghampiri 3 cowo itu.

"Stop, udah! Biru Galang Stop gue bilang"!

Ketiga cowo itu adalah Galang, Biru dan juga Angga.

"Biru, Galang kalian gila ya? Lo sadar ga si kalian ini teman kenapa kalian berantem!"

"Lo juga udah teman lo berantem kenapa lo diem aja Angga!"

Di satu sisi Angga sempat menghalangi perkelahian itu tetapi tetap saja mereka berdua tidak mendengarkan omongan Angga.

"Kalian kenapa? Memang nya ga bisa nya menyelesaikan masalah itu dengan kepala dingin?" ujar Jingga

"Galang, lo ikut gue! Lo juga Angga urus teman lo yang satu ini"

Jingga menarik tanggan Galang agar ia mengikuti langkah nya.
Sedangkan Biru melihat adegan itu cuman bisa diam.

"Lo suka sama Jingga" ujar Angga

"Waduh gawat kalo lo beneran suka sama Jingga, jadi cinta segitiga" ujar Angga

Angga memastikan kalo Biru memang sama Jingga, tetapi Biru tidak menjawab pertanyaan itu.

Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang